8. 𝑫𝒆𝒌𝒂𝒑 𝑻𝒆𝒓𝒂𝒎𝒂𝒕 𝑬𝒓𝒂𝒕

2.5K 223 47
                                    

•Mei, MMXXIV•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Mei, MMXXIV•

Happy Reading, Semuanya.
Jangan lupa ☆ dan tinggalkan jejak cinta di kolom komentar, ya.

With Love,

Harumi

◇사랑하다◇


"Uwah!" Gayatri dan Chira bersorak heboh ketika sebuah panci berisikan mi instan super pedas disajikan oleh Respati di atas meja berbahan baku kayu.

Netra kedua gadis itu betul-betul terpusat ke arah panci, tak lupa menelan air liur sebab sudah tak sabaran hendak mencicipi mi buatan si sulung.

Malam ini, tiga kakak beradik itu memutuskan untuk pesta mi instan di taman yang terletak di lantai dua -satu lantai dengan kamar mereka.

Gayatri secepat kilat menggulung lengan kaus oversize hingga batas siku, detik berikutnya mengambil sumpit, kemudian memindai mi dari panci ke mangkuk, begitu pun Chira.

Suara seruput menggaung. Sedetik kemudian sorak gembira sebab rasa nikmat mengudara.

Respati memang juara satu memasak mi instan.

"Mantap, Mas."

Respati mengulas senyum tipis. Sedetik kemudian ia mendekati Gayatri, lalu berdiri di belakang punggung adik bungsunya.

Dengan begitu telaten pria itu menguncir kuda rambut si bungsu.

Memiliki dua orang adik perempuan membuat Respati terbiasa melakukan hal-hal yang biasa dilakukan para wanita.

"Makasih, Mas Pati." Gayatri berucap tulus setelah kakak sulung mengikat rambutnya dengan rapi.

"Sama-sama, Dek." Pria itu menyahuti sembari duduk menyebelahi si bungsu.

"Pelan-Pelan, Ra," tegur pria itu sembari menuangkan minuman soda di gelas Chira, si anak tengah.

"Gak bisa, Mas. Ini terlalu enak." Perempuan itu menyahuti sambil mengunyah makanan.

"Mi buatan Mas Pati emang gak ada duanya."

Hanya seulas senyum tipis terukir di wajah pria itu.

"Anyway, Kamu beneran lagi PDKT sama Mas Duta, Dek?" Chira menutur tanya.

Gayatri mengangguk sambil menyeruput kuah mi.

"Kok bisa? Gimana ceritanya?"

"Ya, bisa aja dong, Mbak. Kita sama-sama tertarik."

"Aduh, aduh, aduh, tujuh tahun gak ketemu, sekalinya ketemu langsung pada jatuh cinta." Perempuan berusia tiga puluh tahun itu menyahuti sembari mengulas senyum menggoda.

Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa Gayatri jatuh hati pada sahabat kakak sepupu mereka.

"Tapi aku heran deh, Mbak, Mas. Mama kenapa, ya? Kok bisa ngomong gitu tadi sore." Napas berat diembuskan setelah Gayatri menutur kata, serta-merta sumpit ia taruh di samping mangkuk.

Berani Mencinta, Berani Terluka [TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang