10. 𝑨𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝑴𝒂𝒎𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝑪𝒂𝒍𝒐𝒏 𝑰𝒃𝒖 𝑴𝒆𝒓𝒕𝒖𝒂

2K 210 69
                                    

•Juni, MMXXIV•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Juni, MMXXIV•

Happy Reading, Semuanya.
Jangan lupa ☆ dan tinggalkan jejak cinta di kolom komentar, ya.

With Love,

Harumi

◇사랑하다◇


Senyuman samar nyaris tak terlihat mengisi raut wajah Priyaduta. Pria itu menundukkan kepala untuk sekejap, lalu kembali mengangkatnya, segera ia menatap Gayatri yang menanti kepastian atas kedekatan mereka beberapa bulan terakhir.

"Gayatri."

Tak ada suara, namun gadis itu menjawab melalui tatap serta alis yang sedikit terangkat.

Sedetik kemudian, tangan kanan Priyaduta terulur, menangkup pipi tirus Gayatri, tak lupa mengelus menggunakan ibu jarinya.

"Mas gak pernah main-main dengan kamu," ucapnya lembut.

Satu hal yang baru saja Priyaduta sadari, bahwa tindakan dan tutur katanya yang selama ini mengisi kedekatan mereka harus diutarakan secara jelas agar tak membuat kesalahpahaman di antara mereka.

Sepatutnya, sebelum Gayatri menanyakan tentang kejelasan hubungan keduanya, Priyaduta lebih dulu mengikrarkan dengan tegas terkait hubungan mereka.

"Mas terlalu takut mempermainkan perasaan kamu." Pria itu melanjutkan kata. Tak terselip keragu-raguan dari kalimat yang diutarakan.

"Mas serius atas setiap ucapan yang Mas katakan kepada kamu, juga atas setiap tindakan yang Mas lakukan terhadap kamu."

Dengan saksama gadis itu mendengarkan dan menyerap segala untaian kata yang diudarakan pria di hadapannya.

"Gayatri." Priyaduta kembali memanggil gadis itu dengan teramat lembut.

Lekas ia mendekatkan kepala ke arah Gayatri, sebelum kembali menyuarakan isi kepala dan hati, pria itu mengelus pipi sang pujaan hati.

"I want you to be my wife."

Gelenyar hangat, aliran darah memanas, serta-merta debar jantung hampir terlepas dari poros tatkala dengan begitu tegas namun tetap terdengar lembut Priyaduta menutur kalimat.

"I just want you. The one and only, Gayatri Sekarwangi."

Terharu sekali.

"Mungkin dari sikap Mas yang selama ini serba cepat, kamu merasa semua itu hanya bualan atau omong kosong, tap-"

Gayatri menggeleng pelan, mencegah Priyaduta melanjutkan kalimat. Tangan gadis itu terulur, mengusap pundak sang pria rupawan.

"Aku gak pernah berpikir kayak gitu. Aku cuma ingin mastiin bahwa aku dan Mas Duta ... hubungan kita memang jelas ...."

Berani Mencinta, Berani Terluka [TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang