18. 𝑷𝒖𝒍𝒂𝒖 𝑲𝒆𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒂𝒏

1.5K 165 87
                                    

•Juli, MMXXIV•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Juli, MMXXIV•

◇사랑하다◇

Rombongan Yayasan Karuna Antaratma sudah siap menaiki kapal motor cepat (speadboat) di Pelabuhan Muara Angke. Dua buah kapal telah disewa, kapal yang akan membawa rombongan dan barang-barang untuk diberikan kepada masyarakat di sana.

Priyaduta dan Gayatri memilih duduk di kursi nomor dua dari belakang. Di depan mereka ada Arvan dan Niken. Sementara kursi di belakang Priyaduta dan Gayatri dibiarkan kosong, pun kursi belakang di sisi sebelah kanan dibiarkan kosong.

Pukul delapan lebih tiga puluh menit, kapal motor cepat sudah berangkat menuju pulau paling ujung di Kepulauan Seribu.

Suasana di dalam kapal tak terlalu riuh, ada yang memilih langsung tidur setelah memasuki kapal untuk menghilangkan rasa mual yang menyerang, ada juga yang mengobrol ringan di kursi masing-masing, seperti yang dilakukan Priyaduta dan Gayatri.

"Arvan emang selalu ikut ke mana pun kamu pergi?" Pria itu menutur tanya, diiringi tatapan yang teramat dalam.

"Betul." Gayatri menjawab singkat seraya menganggukkan kepala.

"Kamu masih marah?" Sekali lagi pria itu bertanya, kali ini sambil menggenggam jemari Gayatri.

Gadis itu menggeleng pelan.

"Terus kenapa masih cuek? Hm?"

Gayatri melirik Priyaduta sekilas. Kemudian mengarahkan kepala, mendekat ke telinga pria itu.

"Karena kiss-nya ketinggalan."

"Sayang." Priyaduta spontan meremas pelan jemari Gayatri, sambil menahan tawa, ia menggeleng pelan.

"Mas minta maaf, ya. Maaf udah buat kamu marah. Mas boleh cerita perihal tadi malem?" Dengan begitu lembut Priyaduta memohon izin, ibu jarinya mengelusi punggung tangan Gayatri.

Gadis itu justru menggeleng kuat-kuat. "Aku udah tau semuanya, Mas."

"Gimana?" Alis mata Priyaduta bertautan. Pria itu kebingungan.

"Aku sama Mas Pati sengaja nyamperin Mas Duta karena mau nyelamatin Mas dari Sandra."

Sebelum melanjutkan penjelasan, Gayatri mengulas senyum tipis ketika netranya mendapati Priyaduta yang masih terlihat kebingungan.

"Dari awal aku udah liat kok Mas nolak digandeng sama Sandra. Aku gak salah paham."

"Terus kenapa kamu marah?" tanya itu mengudara tepat setelah Gayatri menyelesaikan kalimat.

"Aku sebel aja."

"Sebel kenapa, hm?"

"Sebel, lah. Masnya ganteng pake batik gitu masa digandengnya sama cewek lain, bukan sama pacarnya."

Berani Mencinta, Berani Terluka [TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang