20. 𝑳𝒆𝒎𝒃𝒖𝒕 𝑴𝒆𝒎𝒖𝒏𝒈𝒖𝒕 𝑷𝒊𝒍𝒖

1.5K 180 50
                                    

•Agustus, MMXXIV•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Agustus, MMXXIV•

◇사랑하다◇

Sabtu ini, Yayasan Karuna Antaratma mengikuti kegiatan acara bazar yang diselenggarakan oleh Penerbit Karya Asih. Penerbit yang dipimpin oleh Chira Ambarvati Cokroatmojo- penerbit raksasa yang merupakan salah satu anak perusahaan Cokroatmojo Group.

Begitu banyak yayasan atau penerbit lain yang mengikuti berjalannya bazar besar-besaran ini, pendapatan dari bazar nantinya akan disumbangkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

Di tengah kesibukannya, Gayatri menyempatkan waktu mengunjungi acara bazar itu. Serta-merta membagikan kegiatannya kepada para pengikut di sosial media, berharap sedikit banyak dari pengikut sosial medianya mendatangi lokasi bazar.

Saat mengobrol ringan bersama sang kakak tengah, netra gadis itu tak sengaja mendapati sosok Bu Laksmi berbincang bersama teman sosialitanya di area kios kecil majalah mode JELITA, salah satu majalah mode ternama di Indonesia, yang juga dikenal hingga ke negara tetangga seperti: Malaysia, Singapura, dan Thailand. Majalah mode yang dikelola Bu Laksmi.

"Ada Tante Laksmi, Mbak." Gayatri berujar teramat lirih setelah berhasil mengempas pandangan dari Bu Laksmi.

"Dari tadi, Dek. Ngecek kelengkapan stand-nya. Juga bawa temen-temen sosialitanya ke sini." Ada rasa gusar menyelinap di hati Chira sebab lupa menyampaikan perihal keberadaan wanita separuh baya yang akhir-akhir ini menikam hati adik bungsunya.

"Oh." Gayatri mengangguk-anggukkan kepala. Hatinya mendadak tersentil saat mengingat ucapan mamanya minggu lalu. Bu Kinasih menyampaikan terus terang pada Gayatri bahwa kue kering buatan gadis itu ditolak mentah-mentah oleh Bu Laksmi.

"Gak pengen nyamperin, Dek?" tanya si kakak tengah hati-hati.

Gayatri menggeleng pelan. "Gak dulu deh, Mbak. Ntar-ntar aja."

Namun tepat saat Gayatri menyelesaikan kalimatnya, sepasang matanya dan mata Bu Laksmi berserobok.

"Samperin, Dek. Beliau udah liat kamu. Anggap aja usaha buat ambil hatinya. Mbak juga mau balik ke kantor sebentar, ada yang mau diambil. Sampai ketemu di rumah, ya."

Setelah Gayatri menganggukkan kepala, Chira gegas mengambil langkah meninggalkan area bazar.

Gayatri mengumpulkan segenap kekuatan dan keberanian untuk menghadapi Bu Laksmi. Kalau saja wanita paruh baya itu bukanlah calon ibu mertuanya, sudah dapat dipastikan Gayatri tak akan repot-repot mengambil hati wanita paruh baya itu.

Namun kenyataan teramat pahit. Ya, lagi pula hidup tak mungkin lurus-lurus saja, bukan? Bisa jadi menyangkut hal lain Gayatri dapat melaluinya tanpa halang melintang, namun saat ini, usaha dan perjuangannya harus lebih keras dari biasanya.

Gadis itu meraup oksigen banyak-banyak guna menenangkan diri- belum apa-apa telapak tangannya sudah mulai berkeringat dingin- perlahan ia melangkah, mendekati Bu Laksmi.

Berani Mencinta, Berani Terluka [TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang