23. 𝑲𝒆𝒍𝒖𝒉 𝑵𝒖𝒓𝒂𝒏𝒊

1.5K 176 82
                                    

•Agustus, MMXXIV•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Agustus, MMXXIV•

Jangan ragu tinggalin jejak cinta di kolom komentar dan vote-nya ya, Temen-Temen.
Biar aku makin semangat untuk lanjutin proyek ini.
Your support means a lot to me.

◇사랑하다◇

Sengaja Gayatri menutup pintu perpustakaan di kediaman keluarga Cokroatmojo lumayan kencang guna membuyarkan kegiatan Kasandra, perempuan itu tengah menilik berbagai buku yang berjejer rapi di atas rak.

Meskipun mendengar nyaring dentaman pintu, namun Kasandra enggan membalikkan tubuh menghadap Gayatri. Ia sengaja memunggungi gadis itu, mengabaikan kehadiran Gayatri di perpustakaan. Sengaja memancing keributan.

Sayangnya, Kasandra harus meneguk kekecewaan sebab Gayatri tak terpancing sama sekali.

Sambil bersedekap gadis itu menunggu Kasandra buka suara, tak ingin berpenat-penat memulai pembicaraan.

Toh, Kasandra yang menginginkan pertemuan ini, bukan dirinya.

Hampir sepuluh menit, tetapi tak ada ucap yang digaungkan.

Kasandra masih sibuk memandangi berbagai jenis buku, meski bukan itu lah fokus utamanya, melainkan menunggu Gayatri mengeluarkan geraman.

Acuh tak acuh Gayatri mengedikkan bahu. Ia memutar tubuh, menggenggam gagang pintu, bersiap untuk kembali ke kamarnya.

Panik segera saja melingkupi sang tamu, lekas ia membalikkan badan, melangkah buru-buru mendekati si tuan rumah.

"Mau ke mana?" desaknya sembari mencegat pergelangan tangan Gayatri.

Gadis itu sedikit menengadah menatap Kasandra. "Balik ke kamar. Mau istirahat," jawabnya enteng, pelan ia menepis cekalan tangan si tamu tak diundang.

"Kita belum bicara." Nada yang diucapkan Kasandra terdengar lirih, namun sarat akan penekanan.

"Kita?" Dahi Gayatri mengerut dalam-dalam, "Aku gak ngerasa butuh bicara sama kamu."

"Aku mau bicara sama kamu."

Netra bermanik cokelat terang itu memancar kilat jemu. "If you wanna say something, then, speak. I hate wasting time." Kata yang terucap penuh penajaman.

Kasandra mengembus napas kesal. Ia membuang muka, enggan menatap wajah Gayatri.

Detik itu juga, perempuan itu tak sengaja menjatuhkan pandang ke arah jemari lawan bicaranya.

Rahang Kasandra kontan mengerat, kobar cemburu membelenggu. Ia mengenal cincin itu. Cincin yang sempat dilihat pada foto yang diunggah Gayatri di akun sosial medianya.

Masih terekam jelas di dalam memori betapa indah potret jemari Gayatri disematkan cincin berlian Lily Cluster, serta foto sejoli itu yang teramat mesra diiringi senyum menawan. Foto-foto yang diabadikan di akun Instagram Gayatri Sekarwangi.

Berani Mencinta, Berani Terluka [TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang