16. 𝑮𝒂𝒚𝒂𝒕𝒓𝒊, 𝑶𝒉, 𝑮𝒂𝒚𝒂𝒕𝒓𝒊

1.8K 185 38
                                    

•Juli, MMXXIV•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juli, MMXXIV

◇사랑하다◇


"Mama gak lama, kok." Belum sempat Priyaduta mengajukan tanya atas kehadiran sang mama, wanita separuh baya itu lebih dulu bersuara.

Kalau boleh jujur, setelah kejadian beberapa waktu lalu -pertemuan dengan sang mama yang berakhir pertengkaran- Priyaduta agak malas bertemu dengan mamanya.

"Langsung aja, ada apa, Ma?" tanya pria itu, ia berdiri tegap berhadapan dengan sang mama.

Harapan Priyaduta hanya satu. Sang mama tak membahas tentang Kasandra Devi.

Sebab jika itu terjadi, maka ia akan langsung mematahkan ucapan mamanya

Bu Laksmi Hardiyani Lousianne Kőhler mengembus napas pelan, ia kembali memasang senyuman, dengan begitu lembut wanita paruh baya itu berkata, "Mama mau minta tolong, Ta."

"Apa itu, Ma?"

"Malam minggu nanti temenin Mama kondangan, bisa?"

"Kondangan?"

"Iya, Ta. Papa gak bisa, soalnya mau ke Jogja jumpain Yangkung." Bu Laksmi menjelaskan, bergantian ia menatap sang putra dan gadis di sisi putranya.

Melihat hubungan Priyaduta dan Gayatri kian dekat, gundah bercampur lara merasuki diri wanita paruh baya itu.

Bu Laksmi sudah dapat menduga bahwa usahanya untuk memisahkan sejoli itu akan mengalami kesulitan.

"Oh." Hanya satu kata teramat datar yang keluar dari mulut si pria rupawan setelah mendengar penjelasan mamanya.

"Bisa kan, Ta? Di Amaranthine Hotel. Jam setengah enam sore jemput Mama, ya."

Setelah berpikir cukup lama, pria itu akhirnya mengiyakan permintaan Bu Laksmi. "Oke, Ma."

"Makasih, Ta. Mama balik dulu kalo gitu." Tanpa memandang Gayatri, Bu Laksmi berlalu begitu saja. Ia sengaja bertindak demikian, berharap gadis itu akan berkecil hati, dengan demikian ia berharap, Gayatri akan segera mengakhiri hubungannya dan Priyaduta.

Setelah Bu Laksmi berderap meninggalkan ruang keluarga, Priyaduta mendengkus kasar. Sang mama sungguh keterlaluan.

"Duduk sini, Sayang." Dengan begitu lembut Priyaduta menggenggam tangan Gayatri. Beriringan menuju sofa, lalu duduk bersebelahan.

"Maaf." Pria itu melirihkan permohonan maaf. Ia usap telunjuk Gayatri dengan ibu jarinya.

Mengerti maksud tersirat dari ucapan maaf barusan, Gayatri lekas menggeleng. "No need to say sorry, Mas. Kamu gak salah. Aku juga gak apa-apa." Gadis itu mengulas senyum sebagai tanda kejujuran.

Ia sungguh baik-baik saja. Bagi Gayatri, kelakuan Bu Laksmi barusan tak ada apa-apanya.

"Beneran kamu gak apa-apa?"

Berani Mencinta, Berani Terluka [TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang