19. 𝑺𝒆𝒌𝒂𝒓𝒘𝒂𝒏𝒈𝒊

1.6K 190 69
                                    

•Juli, MMXXIV•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Juli, MMXXIV•

‼️READ ME:
Hai, kayaknya Wattpad lagi bermasalah, sebagain di temen-temen gak kedapetan notif untuk bab 18. Aku mau infoin kalo hari ini aku double post, ya. Bab 18 dan 19. ^^

◇사랑하다◇


Melalui pantulan cermin rias yang memanjang ke samping, Gayatri mendapati Arvan curi-curi pandang ke arah Niken -perempuan itu sendiri tengah sibuk menata rambut Gayatri.

Arvan sedang duduk di atas sofa tunggal, ada novel romansa erotis di pangkuannya, namun bukan novel yang menjadi fokus utamanya, melainkan Niken, perempuan cantik berkerudung, tutur katanya selalu terdengar lembut.

Bibir Gayatri melengkung senyum penuh arti. Ia tak menyangka bahwa tipe wanita idaman Arvan adalah seorang perempuan manis seperti Niken.

Gayatri berdeham, memecah keheningan. Melalui pantulan cermin gadis itu tersenyum ke arah Niken yang juga menatapnya.

"Van, kemarin aku liat posting-an Kak Monic lagi pasang nail art gitu. Cakep banget tau, Van. Aku jadi pengen, udah lama enggak pake nail art. Kita ke nail salon, yuk." Tentu saja ada maksud terselubung dari ajakan Gayatri barusan.

Arvan melirik ke arah Niken yang masih begitu telaten menata rambut sahabatnya itu, lalu berdeham sebelum menjawab ajakan Gayatri. "Enggak deh, Beb."

"Ih, kenapa, Van? Biasa kamu suka kan kukunya gemoy-gemoy gitu."

Tak ada jawab dari sang lawan bicara, namun tatapan tajam bak laser itu tak bisa dibantah.

"Lo sama Mas Duta gimana, Beb?"

Oh, pengalihan yang bagus.

"Kita baik. Eh, tapi aku bingung deh, Van." Gayatri malah terbawa arus topik pengalihan sahabatnya.

"Bingung kenapa?" Pemuda itu menutup buku, memusatkan seluruh perhatian pada Gayatri.

"Tiap dua-duaan dengan Mas Duta itu bawaannya pengen ndusel mulu, deh."

Arvan memutar bola mata malas. "Terus?"

"Pengen ...." Gayatri mengerucutkan bibirnya, sebagai isyarat berciuman.

"Memang bangke nih bocah satu." Repet Arvan. Niken kontan terkikik sambil merapikan hasil kerjanya.

"Itu karena buku bacaan lo begini, Gayatri." Arvan mengangkat tinggi-tinggi buku yang semula berada di pangkuannya.

"Bacaan lo aja Twisted Love. Apa gak pengen mulu lo. Alibi di dalam tas selalu bawa The Alpha Girl's Guide atau enggak tiap di luar baca buku Think and Grow Rich. Eh, di kamar bacaan lo yang pedes-pedes begini. Stres."

"Tapi kan buku-buku itu beneran aku baca, Van." Gayatri menyela tak mau kalah.

"Iya, emang, sih. Tapi bacaan erotis juga gak kalah banyak. Terus dulu apa tuh yang lo baca? Yang waktu kita masih mahasiswa baru banget?"

Berani Mencinta, Berani Terluka [TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang