24. 𝑮𝒆𝒍𝒖𝒏𝒈 𝑶𝒎𝒃𝒂𝒌

1.4K 194 221
                                    

•Agustus, MMXXIV•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agustus, MMXXIV

READ ME‼️

GUYS, AKU AKAN SANGAT SENANG SEKALI KALAU KALIAN BANYAK NINGGALIN JEJAK CINTA DI KOLOM KOMENTAR.

I'M SO HAPPY TO READ YOUR COMMENTS. SO, DON'T HESITATE TO WRITE YOUR THOUGHTS ON COMMENT SECTION, YAP.

Anyway, Bab 24 ini akan sangat panjang (5k words). Bacanya pelan-pelan aja ya, Sayang-Sayangku. Gak perlu buru-buru, takut ada yang kelewat nanti. ^^

Happy Reading.

◇사랑하다◇

Sambil mendengarkan rajuk tak berkesudahan mamanya, Priyaduta menarik napas dalam-dalam, ia nyamankan posisi duduk di atas sofa tunggal, dengan kedua tangannya membuat gestur dhyana mudra─ punggung tangan kanan bersentuhan dengan telapak tangan kiri, puncak kedua ibu jarinya saling bersentuhan, sebuah gestur kecil namun bisa menenangkan pikiran, juga mencegah agar segala atmosfir negatif yang disalurkan sang mama tak memengaruhi daya pikirnya.

Tak ada gurat marah, pria itu berusaha memasang ekspresi sedatar mungkin. Hari masih terlalu pagi, ia tak ingin harinya kacau karena topik pembahasan yang itu-itu lagi.

"Mama tetap pada pendirian. Mama hanya ingin Kasandra yang menjadi menantu Mama." Wanita paruh baya itu menggeleng keras. Ia berdiri tegak di hadapan sang putra. Melalui netra, Bu Laksmi menegaskan bahwa perkataannya barusan tak ingin dibantah.

Berbulan-bulan sudah berlalu, wanita paruh baya berdarah Jerman-Indonesia itu tetap tak memihak restu untuk Priyaduta dan Gayatri.

"Mama gak capek?" tanya pria itu lembut. "Mau aku buatin sarapan?"

"Duta!"

"Ma." Priyaduta menggeleng. Ia bangkit dari duduk, berjalan mendekati sang mama. "Kita bahas yang lain aja, ya."

"Duta, gak ada yang ingin Mama bahas dengan kamu selain hal ini."

Sekali lagi pria itu menggeleng. "Mama gimana kondisinya?" tanyanya lagi.

Saat ini ia hanya ingin mendengar perasaan sang mama setelah resmi berpisah dari papanya. Kalau boleh jujur, pria itu agak terkejut tatkala usulannya beberapa bulan lalu betul-betul dikabulkan oleh kedua orang tuanya.

Ia menyayangkan keputusan itu, namun dilain sisi juga tak mempermasalahkannya. Tak ada guna mempertahankan hubungan beracun.

"Menikah dengan Kasandra. Mama jamin kamu akan bahagia."

"Ma ...." Pria itu mengusap pundak sang mama dengan kedua tangannya. Hari ini ia ingin sedikit berlapang dada menghadapi mamanya. Bukan hanya karena ingin memohon untuk merestui hubungannya dan Gayatri, namun karena ia paham betul, kondisi sang mama pasca resmi bercerai dengan papanya juga tak baik-baik saja.

Berani Mencinta, Berani Terluka [TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang