9. 𝑾𝒉𝒚 𝑯𝒊𝒎?

2K 204 32
                                    

•Mei, MMXXIV•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Mei, MMXXIV•

Happy Reading, Semuanya.
Jangan lupa ☆ dan tinggalkan jejak cinta di kolom komentar, ya.

With Love,

Harumi

◇사랑하다◇


Nada penuh penekanan, seruan tak berperasaan menandakan bahwa di seberang sana sang mama tak main-main atas ucapannya.

"Cepat pulang! Sekretaris Mama udah di depan rumah Duta."

"Hah?! Mama, nyuruh orang buat buntuti aku?"

Priyaduta mengerutkan dahi dalam-dalam mendengar penuturan Gayatri barusan. Merasa ada kejanggalan dari kalimat yang diucapkan gadis di sebelahnya.

"Kita bicara di rumah. Sekarang kamu pulang. Kalau enggak, Daisy bakal nerobos masuk ke dalam."

"Okay, aku balik."

Tak ada yang bisa dilakukan Gayatri selain berpasrah diri. Menuruti keinginan mamanya.

Lekas ia memasukkan gawai ke dalam tas usai panggilan berakhir, lalu menjatuhkan tatap pada Priyaduta.

"Mama minta kamu balik? Mas anterin, ya."

Tak ada jawaban, baik dari lisan atau bahasa tubuh.

Isi kepala dan batin gadis itu begitu ribut di dalam sana. Perjuangan mereka untuk bersama tak akan mudah, pikirnya.

"Mbak Daisy udah di depan, Mas. Gak perlu dianterin. Mas Duta istirahat aja."

Pria itu mengangguk paham, kemudian tangannya terulur mengelus lembut pipi Gayatri.

"Kamu mikiri apa, hm? Kenapa wajahnya murung?" tanya pria itu lembut.

"Enggak mikiri apa-apa, Mas. Aku masih kangen Mas Duta, tapi Mama gak asik."

Pria itu terkekeh. "Ada acara di rumah?"

"Gitu deh, Mas. Ada yang mau diobrolin kata Mama." Berdusta adalah pilihan terbaik untuk saat ini.

Gayatri tak ingin Priyaduta merasa kecil hati sebab tak mendapat sambutan hangat dari Nyonya Cokroatmojo.

"Aku pamit pulang dulu ya, Mas."

"Mas anter ke depan, ya."

"Gak usah, Mas. Aku bisa sendiri, kok."

"Take care, ya. Sampai rumah jangan lupa kabari Mas."

"Siap, Bos."

◇사랑하다◇

Decak sebal serta raut kesal terpampang jelas di wajah Gayatri.

Berani Mencinta, Berani Terluka [TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang