Chapter 2

190 13 0
                                    

Pagi harinya, lebih tepatnya hari minggu. Dikamar seorang remaja yang lagi tidur. Dengan posisi lampu yang lagi hidup.

Kriiiik!!! (Bunyi jam alarm yang menunjukkan pukul 04.25).

Seorang remaja yang sedari tadi lagi tidur terbangun karena bunyi jam alarm. Tangannya bergerak untuk mematikan alarm tersebut. Dengan perlahan matanya terbuka dan melihatkan mata manik perak kekuningan nya. Dia pun bangun dari tempat tidur nya lalu menuju ke kamar mandi. Selesai mandi dia pun memakai pakaian dan menggunakan jaket favoritnya, selesai memakai pakaian dia pun melihat dirinya di cermin.

"Seperti biasa, aku selalu tampan" katanya dengan penuh percaya diri.

Selesai bercermin dia pun langsung menuju keluar kamar, saat dia mau mengunci kamarnya datang dia orang remaja yang menghampiri nya.

"Kau mau kemana lar?" Tanya remaja tadi. Yang bernama cahaya.

"Aku ada urusan kerumah teman kak" jawab solar, remaja yang memiliki manik perak kekuningan tadi.

"Apakah harus sepagi ini?" tanya cahaya lagi.

"Gak sih" jawab solar.

"Terus" kata cahaya.

"Intinya aku harus pergi" kata solar.

"Ini masih subuh loh lar, dan bahwa belum ada azan subuh nya" kata air yang sedari tadi cuma diam.

'Kenapa dia tiba-tiba peduli dengan ku?'batin solar.

Yah, air termasuk orang yang membenci solar, tapi dia tidak pernah melakukan kekerasan terhadap solar. Tidak seperti saudara dan sepupunya yang lain yang suka menyiksa solar(kecuali cahaya).

"Yang dibilang kak air benar lar, ini masih begitu pagi" kata cahaya khawatir.

'Kenapa aku baru sadar, kan disini ada kak cahaya. Tentu saja dia peduli dengan ku. Berharap apa aku barusan'batin solar.

"Jadi lar........ " perkataan cahaya terpotong karena kedatangan halilintar dan petir secara tiba-tiba.

"Kalian ngapain jam segini udah bangun?" tanya petir.

"Tadi kami ke bangun kak" jawab cahaya.

Halilintar yang menyadari ada solar disana langsung menatap tajam solar. Dia percaya, kalau solar lah yang membuat mereka kebangun terutama cahaya. Solar yang menyadari tatapan itu pun langsung pergi meninggalkan mereka.

"LAR!"teriak cahaya.

"Jangan teriak cahaya. Nanti suara mu hilang" kata petir tegas.

"Tapi solar...... " kata cahaya khawatir.

Air yang menyadari kekhawatiran sang adik pun langsung menenangkan nya. Sebenarnya dia juga khawatir dengan keadaan solar apa lagi luka-luka yang dimiliki solar keliatan masih basah.

Diposisi solar. Saat ini solar lagi bertugas untuk mengantarkan susu setiap hari ke rumah pelanggan yang memesan susu. Sebenarnya saat solar pergi dari rumah, dia langsung pergi menuju ke tempat pabrik susu. Dia sangat menikmati pekerjaan ini, dia senang karena bisa menjauh dari saudara dan sepupu nya. Hatinya penuh dengan kebahagiaan saat mengendarai sepeda yang dia bawa. Angin yang menggerus mukanya dengan lembut yang membuatnya semakin semangat untuk menjalani kehidupan ini, walau sering disiksa atau pun dihina. Dia tetap semangat walau hati dan tubuh nya terkadang berkehendak lain.

"Hari ini cuaca seperti biasa tapi bedanya hari ini bunga bermekaran dan Kupu-kupu terbang kesana kemari. Ini sungguh membuat ku terhibur. Walau tadi ada gangguan sedikit. Tapi aku tidak peduli" kata solar mengeluarkan sebagian isi hatinya.

Selesai mengantarkan susu-susu pesanan itu, dia pun mengantarkan sepeda tadi ke tempat pabrik susu tadi. Habis itu, dia pun pergi. Tpi bukan menuju kerumah melainkan menuju ketempat kerjanya yang lain, yaitu tempat pengangkutan barang. Selain menjadi tukang pengantar susu, solar mengambil kerja sampingan untuk uang makannya. Sebenarnya, setiap bulan ayahnya mengirimkan uang bulanan. Tapi, uangnya di bagi-bagi kan oleh kakak-kakak nya. Karena itu dia harus kerja mencari nafkah untuk dirinya sendiri.

Saat perjalanan mau ketempat kerjanya, solar pun berhenti. Dia terpanah akan pemandangan yang begitu indah.

"Melihat matahari terbit itu sangat indah, padahal siap hari aku melihat matahari terbit. Tapi, biasanya tidak seindah ini".







Bersambung.






Si Bungsu{end}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang