Chaptee 22

106 6 0
                                    

"Itu...... " ucap angin ragu.

"Itu apa kak angin?" Tanya cahaya kepo.

"Kami mau meminta maaf ke solar, tetapi........ Kami tau kalau kami gak bakal di maaf kan oleh solar gegara kesalahan kami sendiri" jawab taufan sambil menundukkan kepalanya kebawah.

"Yah iya lah, orang bodoh mana yang mau memaafkan seseorang yang telah membuat mental ama fisik dia hancur dan orang itu cuman bilang maaf doang tanpa memberikan kesan yang serius kalau dia beneran mau minta maaf"kata air keliatan sedikit kesal ama saudara dan sepupu dia ini.

"Yang dibilang sama kak air ada benernya juga. Orang bodoh mana yang mau menerima maaf seseorang dengan semudah atas kesalahan yang telah mereka perbuat" ucap cahaya membenarkan perkataan air tadi.

"Yah.... Kami tau itu" ucap blaze sedih.

"Gak semua orang yang memaafkan seseorang itu bodoh. Kalau orang itu lebih dulu meminta maaf ke kita ya kita harus menerima maaf dari orang itu, kalau serius gak seriusnya itu urusan belakangan yang penting kita telah menerima perkataan maaf dari orang itu. Begitu juga solar, dia itu memiliki nilai yang lebih tinggi dari kita kan. Dan dia juga mengetahui hal-hal seperti ini, siapapun yang sering menyakiti dia dan ketika orang itu meminta maaf yah solar langsung memaafkan orang itu karena dia gak peduli kalau orang itu serius atau gak seriusnya. Apa lagi kalian, pasti dia bakal memaafkan kalian seperti yang aku bilang tadi" jelas ice panjang lebar.

"Tapi bagaimana kalau solar cuek ke kami?" Tanya duri sedih.

"Selama kalian berusaha menunjukkan kalau kalian udah merasa bersalah atas apa yang kalian perbuat selama ini ke dia mungkin solar bakal memaafkan kalian walau kalian harus merasakan rasa di cuekin dan di diamkan oleh solar dulu sih untuk sementara waktu sampai dia mau seutuhnya menerima kalian lagi" jawab ice.

"Yah, kami berdua juga sempat awal nya sedikit tidak di pedulikan oleh solar, tapi akhirnya solar mau menerima kami" ucap air.

"Tapi kan kalian berdua gak begitu ikut dalam menyiksa dan menghina solar" ucap cahaya.

"Sssttt, cahaya" bisik air.

"Tapi bagaimana kalau solar tidak bakal pernah mau memaafkan kami" ucap gempa sedih ples gak memiliki semangat.

"Seperti yang di bilang ice tadi, solar bukan orang seperti itu" ucap seseorang dari belakang mereka.

"Gopal!!" Ucap para elementer kaget.

"Solar bakal memaafkan kalian kok, kalau dia gak mau memaafkan kalian ngapain juga dia mati-matian untuk mendapatkan kasih sayang dari kalian dan menerima siksaan dan hinaan dari kalian" ucap gopal melanjutkan ucapan dia tadi.

"Ternyata kau lebih mengetahui solar dari pada kami ya" ucap api.

"Awalnya aku gak begitu mengetahuinya, karena solar itu orangnya tertutup kalau mau mengetahui semua itu kalian harus bisa dekat sama solar tapi gak semua orang yang dekat sama solar bisa mengetahui tentang dia sih" ucap gopal.

"....... "

"Kalau kalian beneran menyesal atas perbuatan kalian mungkin kalian bakal mudah untuk mendapatkan maaf dari solar tapi hal pertama yang harus kalian tunjukkan cuman satu yang ke seriusan kalian dalam meminta maaf" ucap gopal memberikan saran.

"Beneran nih" ucap daun sedikit ragu.

"Coba aja dulu" ucap gopal.

"Oke deh kalau gitu, masih pal atas sarannya" ucap duri sambil tersenyum.






Di rumah boel.

Saat ini solar lagi berada di dalam kamar dia.

"Kalian ingatkan?" Tanya halilintar.

"Kami ingat" jawab para elementer(kecuali halilintar).

"Kalau gitu ayo" ucap halilintar.

"Tapi bagaimana cara kita untuk berbicara dengan solar? Orang pintunya aja di kunci" ucap cahaya.

"Lah, iya juga" ucap daun.

Tak berapa lama kemudian pintu kamar solar pun terbuka.

"Nah itu solar" ucap duri.

"Mana?" Tanya taufan.

"Itu lagi ngunci pintu kamar dia" jawab duri.

Lalu mereka pun berjalan menghampiri solar.

"Hai lar" sapa cahaya.

"Hai juga kak" jawab solar.

"Ka-kamu mau kemana lar?" Tanya gempa sedikit gugup.

"Hah, tumben nanya kak  atau aku nya yang salah denger ya. Kalau maksud kakak mau menyiksa aku lebih baik besok aja deh kak, hati ini solar capek disiksa terus soalnya solar hari ini solar lagi ada urusan" jawab solar keliatan dingin.

"Oiya kak, solar izin ke luar rumah dulu ya kak, assalamu'alaikum" ucap solar lalu keluar dari rumah.

"Wa'alaikumussalam" ucap cahaya, ice, dan air.

"Jadi sekarang gimana?"

"Entah, mungkin mereka bakal diam aja gak tau sampai kapan"

"Tentu saja, lihat aja dari ekspresi muka mereka"

"Ancur itu mah"

"Udah pasti"



Bersambung.

Si Bungsu{end}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang