Chapter 10

126 9 2
                                    

Pada pukul 15.49

"Udah lar?" tanya seorang remaja yang lebih tua dari solar bernama apri.

"Udah bang" jawab solar.

"Kalau gitu abang tancap gas ya" kata apri.

"Iya bang" kata solar.

Mereka pun pergi menuju rumah pak budi. Sesampainya di sana....

"Hai Pak" sapa solar dan apri.

"Kalian udah datang ya, ayo masuk" kata pak budi tersenyum.

Mereka berdua pun membalas senyuman pak budi tadi. Lalu mereka pun merayakan acara itu dengan penuh kebahagiaan. Dan datanglah acara untuk membagi-bagikan hadiah ke sang anak yang lagi berulang tahun. Acara itu sungguh meriah.





"Pak kami undur diri dulu ya pak" kata solar dan apri.

"Iya, Hati-hati di jalan ya" kata pak budi.

"Maaf cuman bisa sampai bagi-bagi kado doang pak" kata solar.

"Udah gak apa-apa bapak mengerti kok" kata pak budi.

"Kalau gitu kami permisi dulu pak, assalamu'alaikum" kata apri dan solar.

"Wa'alaikumussalam" balas pak budi.

Mereka pun pulang bareng. Solar pun diantar apri sampai rumah lalu apri pun pergi menjemput adiknya yang libur sekolah.

'Aku sungguh bersyukur masih diberikan kekuatan dan orang-orang yang masih mau menerimaku. Dan sekarang........ "Batin solar.

Solar melihat kedepan pintu lalu dia menghela nafasnya lagi lalu membuka pintu rumahnya dengan peran.

"Kau tau sekarang jam berapa?" tanya angin.

"Tentu saja, sekarang jam setengah enam sore" jawab solar.

"Kau habis makan apa?" tanya ice sedikit khawatir dengan sang adik.

"Gak ada kok bang, aku cuman makan soto tadi di kantin doang." jawab solar. "Jadi, kapan mulainya bang. Bukannya abang-abang semua mau mengasih aku sebuah hukuman karena aku berani membuat kalian marah".

" sol........ "Ucap air kaget dengan ucapan solar barusan.

" hmph, kau kira aku bakal tertipu dengan kata-kata kau itu. Aku tau kalau kau sengaja berkata seperti itu membuat kami kasihan dengan kau kan"kata blaze.

"Berani juga ya kau" kata api dengan kesal.

Solar yang pasrah dengan keadaan cuman bisa diam. Padahal tadi bicara bukan untuk mendapatkan kasihan dari mereka sama sekali tidak ter pikirkan oleh nya. Malam itu adalah malam yang pedih untuk solat karena rasa sakit yang dia rasakan lebih sakit dari sebelum nya. Dia mendapatkan pukulan dan cambukan dari saudara dan sepupunya. Sedang kan ice dan air cuman bisa diam melihat sang adik di siksa. Air cuman bisa menundukkan kepalanya kebawah sedang kan ice cuman bisa menutup matanya. Mereka udah gak sanggup melihat itu semua, semuanya pedih untuk dilihat. Tanpa mereka sadari cahaya mengintip mereka di sela-sela pintu yang kebuka sedikit. Disana cahaya sedikit syok melihat pemandangan yang begitu pedih, dia gak habis pikir dengan saudara dan sepupunya dengan tega menyiksa solar sampai segitunya. Dia kecewa dengan sepupu terutama ke saudara nya sendiri. 30 menit pun berlalu, badan solar udah tidak mulai terasa. Para saudara dan sepupu solar udah keluar dari tadi kecuali ice dan air yang cuman diam melihat keadaan solar saat ini.

"Solar..... " panggil ice dan air.

"Kenapa...... Kalian masih ada disini. Atau kalian mau meminta jatah kalian karena...... " perkataan solar terpotong karena tiba-tiba ada seorang remaja yang langsung memeluk nya.

"Maafkan kakak lar, maafkan kakak" kata ice sambil menangis terisak-isak.

"Kalian kenapa?" tanya solar sedikit bingung dengan kakak dan sepupunya yang satu ini.

"Kami mau meminta maaf lar, maafkan kami" jawab air sambil menangis.

"Tapi boong, pasti itu" kata solar sedikit tidak percaya.

"Kami serius lar, maafin kami. Kami udah sadar, coba aja waktu itu bunda gak menyelamatkan kamu pasti kami bakal kehilangan kamu juga lar" kata ice.

"Kalian...... " ucap solar.

"Jadi..... Apakah kamu mau memberi kami kesempatan untuk kami berubah?" tanya ice.

"Tentu saja aku bakal memaafkan kalian. Semua orang itu pasti memiliki kesalahan mereka masing-masing" jawab solar dengan senyuman lembutnya.

Ice dan air pun semakin merasa bersalah. Mereka gak habis pikir, kenapa mereka begitu membenci solar padahal itu bukan kesalahan nya dan seharusnya solar gak begitu mudah memaafkan mereka, tapi begitu baik dan lembut nya hati solar dengan mudah menerima maaf dari mereka yang selama ini selalu menyiksa dan menghina nya. Karena hal itu mereka semakin membenci diri mereka sendiri atas perbuatan mereka terhadap si bungsu.






"Ssnts"

"Katanya tadi gak sakit"

"Tau nih, ini namanya nahan sakit"

"Padahal gak perlu loh kak"

"Ini wajib"

Bersambung.

Si Bungsu{end}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang