Chapter 11

100 9 2
                                    

Keesokan paginya seperti biasa solar pergi untuk bekerja tanpa di ketahuilah oleh saudara dan sepupunya yang lain. Tapi kali ini dia tidak sendiri melainkan bareng sahabatnya aurora.

"Sol, kamu gak penat apa berjalan sambil bawa sepedah seperti itu?" tanya aurora.

"Gak" jawab solar simpel.

"Percuma itu namanya kalau gak dinaikin, cuman membebani kamu aja. Kenapa kamu gak naikin aja coba" kata aurora.

"Gak mau. Soalnya kamu udah mau nemenin aku tapi kamu malah memilih untuk berjalan kaki. Jadi, aku juga lebih memilih untuk berjalan kaki aja" kata solar.

"Kalau aku naik yang ada nanti jatuh lalu susunya pasti bakal tumpah. Soalnya badan aku itu berat" kata aurora.

"Yaudah" ucap solar.

"Iya deh iya" kata aurora.

"Gitu kek dari tadi" kata solar merasa puas.

Aurora pun naik ke atas sepeda yang dibawa oleh solar tersebut lalu solar pun ikutan naik. Sebenarnya aurora gak mau naik gegara melihat tubuh solar yang penuh akan luka basah. Dia takut nanti luka solar itu tambah parah. Dan dia juga tau pasti bahwa kemarin malam solar pasti dipukul lagi oleh saudara-saudaranya. Solar yang menyadari perasaan aurora pun langsung bilang.

"Jangan dipikirkan, aku gak apa-apa kok au. Palingan nanti juga bakal kering dengan sendiri nya" kata solar.

"Tapi..... " ucap aurora ragu.

"Udahlah. Dari pada kau memikirkan hal semacam itu lebih baik kita menikmati angin di pagi hari ini" kata solar sambil menghirup angin di pagi hari itu.

Aurora pun mencoba yang dibilang solar tadi. Yah, yang dibilang solar benar, angin dipagi hari itu sangat sejuk dan segar yang mambuat suasana menjadi membaik.

"Aku baru tau, suasana dipagi hari itu sungguh sangat santai ya" ucap aurora.

"Benarkan, apa yang aku bilang" kata solar.





"Kau kenapa ice, senyum-senyum sendiri dari tadi" kata blaze yang merasa aneh ama sifat sangat adik.

Mendengar hal itu pun para elemental yang lain pun langsung melihat kearah ice.

"Ada yang lagi senang nih" ejek angin ke ice.

"Suka-suka gue lah, mau senyum apa gak nya" kata ice malas.

"Kau habis makan apa sih ice?" tanya gempa.

"Gak kenapa-napa kok" jawab ice.

"Aku tau kenapa kau senyum-senyum kayak itu" kata air dengan senyum tipisnya.

Ice yang melihat senyum tipis air pun membalasnya dengan sebuah senyum tipis juga. Para penghuni rumah yang lihat itu cuman bisa diam kebingungan dengan tingkah saudara mereka ini.

'Sebenarnya mereka kenapa?'batin cahaya.






Diparkiran sekolah

"Kenapa gak libur aja lar" kata aurora dengan rasa kesal.

"Santai aja napa" kata solar dengan rasa gak bersalah.

Jadi aurora kesal karena solar masih memaksakan dirinya untuk sekolah padahal dia lagi demam tambah tubuhnya penuh luka.

Dikelas 11.1

"Tumben gak bareng aurora dan solar, udah gak temenan lagi ya" ejek Fang ke Gopal yang duduk sendirian.

"Yah kami masih temenan lah" kata Gopal.

"Tapi tumben akhir-akhir ini kau pergi sendirian, biasanya bareng mereka?" tanya yaya.

"Iya benar" ucap ying.

"Itu karena solar ker....... " jawab Gopal.

"Ker apa?" tanya Fang.

Gopal menghentikan perkataannya karena saudara dan sepupu solar melihat ke arah mereka. Sebenarnya Gopal pengen banget bilang ke ketiga temannya ini bahwa solar selama ini berkerja. Tapi dia sudah berjanji untuk gak bilang kesiapa pun terutama ke saudara dan sepupunya solar.

"Pal" panggil Fang.

"Nanti kalian juga bakal tau sendiri nya. Dan kali berdua kenapa baru datang jam segini?" tanya Gopal ke dua orang yang berdiri di depan pintu kelas mereka.

Penghuni kelas pun melihat ke arah orang yang di tanya Gopal tadi.

"Eh"

"Sorry lah, tadi kami pergi makan dulu" jawab aurora.

"Gak ngajak-ngajak bah" kata Gopal ngambek.

"Jangan ngambek napa, kau tuh cowok bukan cewek, kalau kau cewek pasti kami bakal membujuk kamu pal, tapi kau itu cowok ya kali kami membujuk kamu. Kalau kamu berumur lebih muda dari kami pasti kami bakal membujuk mu tapi ini kau udah lebih tua dari kami, yakali anak kecil membujuk orang yang lebih tua dari nya. Kan aneh jadinya" kata solar panjang lebar dan sedikit kesal tapi walau gitu dia masih melihatkan muka tegasnya.

"Hehehe" ucap Gopal cengengesan.

"Ha he ha he, kepala mu ha he ha he" kata solar udah mulai kesal.

"He solar, gak boleh gitu" ucapa aurora. "Kamu harus sopan karena kamu adalah anak kecil".

" kepala mu"ucap solar.

"Emosian amat dek, PMS ya" kata Fang.

"Kepala lo PMS" kata solar.

Yang lain yang melihat solar marah cuman bisa diam begitu saja.

'Solar kesurupan jin apa gimana sih?'








Bersambung.
|
|
|
|
Maaf ya guys akhir chapter kali ini agak sedikit gaje, soalnya aku gak punya ide mau buat apa, yaudah aku buat ini aja. Sekali lagi aku minta maaf.

Kalau gitu sampai jumpa di chapter berikutnya 😁.

Si Bungsu{end}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang