Chapter 20

164 6 2
                                    

"Kalian udah paham kan" ucap solar.

Lalu yang lain pun mengganguk tanda paham.

Jadi solar, ice, aurora, gopal, dan yaya pergi ke sekolah harapan. Sedangkan fang, cahaya, air, dan tinggi pergi kegudang di tengah hutan dekat gang yang mereka maksud tadi.







Diposisi lain

"Kenapa kalian melihat ku seperti itu, aku ganteng ya. Ya jelas, aku memang orang paling ganteng di dunia ini" ucap linnon dengan pede.

"Malah kesurupan solar" bisik api.

"Hiiii.... Najis, Masih ganteng juga gw" ucap blaze.

"Dasar narsis" ucap linnon membalikkan mata nya dengan malas.

"Sadar diri bangsat. Yang mulai elu tadi bambang" ucap blaze mulai emosi.

"Nyeh" ucap linnon.





Diposisi lain gudang

"Malah berantem cok" ucap fang gak habis fikir.

"Ini gimana cara turun nya?" Tanya Ying bingung.

"Ya tinggal loncat aja apa susah nya" jawab fang.

Kreng(bunyi kayu yang mau patah)

"Waduh" ucap Ying.

"Pasrah aja ini mah" ucap air mulai pasrah kalau kayunya patah.

"Persiapkan diri kalian untuk jatuh" ucap air mengingatkan.

"Bang, fang sayang abang" teriak fang.

"Heh, kita mau jatuh bukan mau melihat yang pencipta" ucap Ying menampar fang.

Krang(bunyi kayu patah)

"Arghh!!!!!!".





Posisi dalam

" kau ini Bener-bener ya"ucap blaze emosi.

Tiba-tiba terjadi hal yang tidak diinginkan terjadi.

"Arghh!! Awas woi" teriak Ying.

Bruk!!

"Ying, kau oke kan?"Tanya fang khawatir.

" aku oke. Tapi......... "Jawab Ying lalu Melihat bawah tempat dia jatuh tadi.

"Auh, sakit itu mah" ucap cahaya nyiruh.

"Wah, berani juga kalian datang kesini ya" ucap zio.







Di sekolah harapan

"Berani juga kau datang kesini sendirian ya" ucap Clif.

"Apa mau kau hah?" Tanya solar tegas.

"Apa lagi kalau bukan untuk menghabisi mu" jawab Clif.

"Arghh" ucap zeo kesakitan.

"Zeo, kau kenapa?" Tanya Clif kaget.

"Ka-kaki ku, se-seperti ada yang menembaknya" jawab zeo kesakitan sambil memegang kaki nya.

"Siapa pun kalian, kalau berani coba lah" ucap Clif sambil memegang solar dan menghadapkan pisau ke leher solar.

Srak(bunyi pisau mengenai kulit)





Diposisi gudang

"Mamam, makanya jangan sok keras" ucap Ying.

"Terima kasih" ucap tanah.

"Gak usah berterima kasih Kak" ucap air.

"Bagaimana kalian bisa tau kalau kami disini?" Tanya petir bingung.

"Dari solar" jawab cahaya singkat.

"Ba-bagaimana bisa solar mengetahui itu?" Tanya taufan sedikit kaget.

"Panjang cerita nya, nanti bakal kani cerita kan" jawab air.

"Lebih baik sekarang kita pulang dulu" ucap Ying melihat ke arah mereka.

"Tunggu dulu, kita ikat dulu atuh merekanya. Nanti ketika polisi datang mereka malah gak ada" ucap fang sambil mengambil tari.

"Sip" ucap Ying.

Mereka pun mengikat zero, zio, dan linnon di kursi tempat para boel diikat tadi, lalu mereka pun pergi keluar Gudang.






Di luar hutan

"Ha... Akhirnya keluar juga" ucap api lega.

"Oiya, solar sekarang ada dimana?" Tanya duri khawatir.

"Sekarang dia, ice, aurora, gopal, dan yaya pergi kesekolah harapan" jawab air.

"Dia pergi menemui Clif" tambah cahaya.

"Woi, ho siapa yang berdering dai tadi, berisik tau gak" ucap fang kesal.

"Sorry, itu hp gw" ucap air.

"Siapa yang nelpon air?" Tanya angin kepo.

"Ice" jawab air.

Lalu air pun mengangkat telpon dari ice tadi lalu menghidupkan spiker.

"Halo ice, ada apa?" Tanya air bingung.

"Kak, lebih baik kakak dan yang lain kerumah sakit deh" jawab ice.

"Rumah sakit mana?" Tanya air.

"Rumah sakit pulau rintis kak" jawab ice.

"Siapa yang sakit ice?" Tanya cahaya.

"Itu....... " jawab ice sedikit ragu.

"Ice!!! Solar kritis!!"

Bersambung.

Si Bungsu{end}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang