Chapter 21

140 9 2
                                    

"Ice, solar kritis!!!" Teriak gopal.

Mendengar hal itu para elementer yang di depan hutan pun mematikan ponsel mereka. Lalu berlari menuju ke rumah sakit(ice udah mengirimkan alamat rumah sakit nya ke WA😅).






Di rumah sakit

"Berisik lu pal" ucap aurora.

"Hehe, sorry" ucap gopal cengegesan.

"He he, malah cengengesan nih anak" ucap aurora.

"Waduh, pasti mereka bakal mengirah kalau solar beneran kritis nih" ucap yaya.

"Mana mungkin" ucap gopal percaya.

"Yang di bilang yaya bener, buktinya aja panggilan aku dengan mereka aja dimatiin oleh mereka" ucap ice.

"Ah, bomat aja lah. Gopal temenin aku ke kantin rumah sakit ini dong" ucap solar gak peduli.

"Oke" jawab gopal.

Lalu mereka berdua pun pergi dari depan situ.

"Gak ikut ama mereka au?" Tanya ice.

"Gak dulu deh. Soalnya aku mau melihat reaksi mereka nanti" jawab aurora.

"Ooh" ucap ice malas.

Tak berapa lama kemudian datanglah para elementer yang lain bersama fang dan ying.

"Ice, ruangan solar ada dimana?" Tanya halilintar khawatir.

"Itu kak.... " jawab ice sedikit ragu.

"Itu apa ice?" Tanya gempa tambah khawatir.

"Solar..... " kata ice di potong oleh aurora.

"Solar sekarang berada di ruang operasi, katanya solar membutuhkan donor ginjal secepatnya" jawab aurora keliatan may menangis.

"Apa!!!" Teriak elementer (kecuali ice).

"Apa pedonor ginjal nya udah di temukan?" Tanya taufan udah berkaca-kaca.

"Belum fan" jawab yaya ikut-ikutan.

"Tadi kita udah mencari pedonor nya, tapi.... Belum ketemu kak" ucap ice juga ikut-ikutan drama.

"Kalau gak ketemu secepatnya, nyawa solar bakal terancam" ucap aurora menjadi-jadi.

"Kalau gitu biar aku aja" ucap cahaya sambil menangis.

"Gak, biar kakak aja" ucap air mengeluarkan air matanya.

"Biar aku aja, aku adalah kakaknya" ucap halilintar dengan nada ketakutan ples sambil menangis.

Mereka pun bertengkar sambil mengeluarkan air mata mereka. Mereka takut akan keadaan solar.

"Waduh, sepertinya sampai di sini aja deh dramanya" ucap aurora.

"Maksudnya?" Tanya duri bingung.

"Tadah, selamat kalian semua kena prank" ucap solar.

Mereka pun melihat kebelakang.

"Solar" ucap duri kaget.

"Iya kak" jawab solar dengan rasa tak bersalah.

"Kiw kiw, yang khawatir nich" ucap yong mengejek.

"Pfftt, masa kalian pada gak nyadar sih" ucap fang.

"Hahaha... " ketawa gopal.

"Makanya, jangan langsung tutup telpon aja saat orang lagi bicara. Akhirnya malu kan" ucap solar.

"Terus kata gopal tadi..... " ucap api yang masih bingung.

"Itu kami lagi main dokter-dokteran" ucap solar.

"MKKB amat kalian" ucap ice.

"Biarin" ucap solar.

"Kenapa gak bilang dari tadi coba, bikin orang khawatir aja" ucap petir sedikit malu.

"Soalnya enak juga melihat kalian seperti itu" ucap ice.

"Terus, kalian disini ngapain?" Tanya blaze kepo.

"Oh itu" ucap ice sedikit takut.

"Tadi saat aku ke sekolah harapan aku diancam bakal dibunuh oleh clif. Jadi karena kak ice gak Terima, ya udah kak ice pun gak segan-segan menusuk tuh si clif, hal hasil si clif pun di lari kan kerumah sakit" jawab solar pajang lebar.

"Jadi... Yang dirawat sekarang... " ucap daun.

"Yap, yang dirawat sekarang adalah clif" ucap aurora.

"Memang agak laen si ice" ucap ying gak habis fikir.

"Oiya, solar...... " ucap halilintar yang langsung di potong oleh seseorang.

"Kita pergi makan yuk lar" ajak gopal.

"Ayolah" ucap fang.

"Tapi bukannya tadi kalian pergi kekantin ya?" Tanya yaya heran.

"Kaya, tapi sesampainya disana gak ada makanan yang enak" jawab solar.

"Yaudah ayolah" ucap aurora sambil berlari.

"Woy, tungguin napa" ucap gopal menyusul aurora.

"Perasaan siapa yang diajak siapa juga yang semangat" ucap solar lalu menyusul mereka.

"Woy, ikut Woy" ucap fang lalu menyusul mereka bertiga yang di ikuti oleh yaya dan ying.

Sedangkan para elementer yang lain cuman diam tak bersuara sama sekali(kecuali ice, cahaya, dan air).

"Pintar juga kalian ngeprank kami ya" ucap air.

"Hehehe" ucap ice.

"Kalian kenapa?" Tanya cahaya bingung.

Ice dan air yang mendengar itu pun langsung melihat kearah elementer yang lain.

Mereka yang menyadari itu pun langsung melihat ke mereka bertiga.

"Kami gak apa-apa kok" jawab tanah sambil tersenyum.

"Bohong" ucap cahaya.

"Jujur aja napa" ucap air.

"Itu........ "

Bersambung.

Si Bungsu{end}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang