Chapter 17

128 12 0
                                    

Diposisi lain

Sekarang kita berada didalam gudang. Disini terlihat 10 orang remaja yang lagi tak sadarkan diri. Disini sungguh sangat gelap, cuman modal 5 lilin doang. Tak berapa lama kemudian salah satu remaja itupun sadar dari pingsan nya.

"Ini dimana?, kenapa aku terikat disini. WOI KALIAN, KALIAN ADA DIMANA?!" teriak remaja itu.

"Kak angin. Disini, kami disini" jawab seorang remaja yang mempunyai mata biru tua.

"Taufan, apa itu kau?" tanya remaja yang teriak tadi.

"Iya ini aku kak" jawab remaja yang menjawab teriakan tadi.

"Huss. Diam" kata seorang remaja dengan warna mata emasnya.

Tak berapa lama dari itu datanglah 5 orang remaja yang datang dari arah timur. Lalu mereka menghidupkan lampu gudang itu.

"Wah wah wah. Lihat lah kakak beradik keluarga BoBoiBoy  elemental yang menyedihkan ini" kata salah satu remaja yang baru saja datang itu.

Yap, remaja yang diikat di atas kursi itu adalah boel.

"Kau......... " kata halilintar.

"Sepertinya kau masih mengingat aku yah, halilintar thunderstorm"kata remaja itu.

" kak hali kenal orang ini?"tanya gempa.

"Iya, dia adalah clif. Orang yang selalu membully solar dari SD sampai sekarang" jawab halilintar.

"Terus apa urusan nya dengan kau hali?" tanya petir.

"Urusan ku dengan hali. Aku tidak ada urusannya dengan hali ataupun kalian" kata clif.

"Trus, apa urusan kau menculik kami?!" tanya blaze.

"Tentu saja sebagai umpan" jawab clif santai.

"Umpan, umpan untuk apa?" tanya tanah bingung.

"Umpan untuk menjebak solar tentunya" jawab clif.

"Kenapa harus kami?" tanya duri heran.

"Karena kalian adalah kakak-kakaknya. Kakak kesayangan solar" jawab clif lagi.

"Hah" kata mereka kaget.

"Kalian aja yang gak sadar. Mau sebenci apa kalian mau tersiksa bagaimana dia oleh kalian, dia bakal tetap menyayangi kalian walau hatinya hancur berkeping-keping. Karena selama ini dia mengharapkan kasih sayang dari kalian seperti orang-orang diluar sana" kata clif panjang lebar.

Mendengar penjelasan dari clif tadi membuat mereka terdiam tak berkutip sama sekali.

"Oiya, ada satu lagi. Selama ini kalian mengirah bahwa solar lah dalam dari insiden kematian bunda dan kakek kalian. Tapi kalian salah besar, karena disana dia termasuk korban seperti kalian. Dia tidak melakukan apa-apa tapi malah dia yang mendapatkan siksaan dan kebencian yang begitu menyakitkan. Kalau aku jadi solar pasti dari awal aku lebih mengakhiri hidup ku dari pada bertahan dari sebuah neraka" kata clif melanjutkan kata dia tadi.

Mereka tertekun mendengar hal itu. Air mata mereka perlahan mulai keluar dengan sendirinya, mereka merasa menyesal dengan perkataan mereka yang telah mereka lontarkan ke solar selama ini. Mereka payah mereka sungguh payah karena mudah terbawa emosi dan ego mereka. Padahal selama ini udah banyak orang yang berusaha untuk membuat mereka sadar akan hal yang mereka lakukan. Tapi mereka sama sekali tidak menyadarinya.

"Jadi, apa yang bakal kau lakukan ke solar kalau dia memakan umpan mu?" tanya gempa.

"Tentu saja aku ingin membunuh dia. Apa lagi kalau bukan itu" jawab clif.

"Jangan berani-beraninya kau melukai adik bungsu kami!!" kata halilintar dengan emosi.

"Adik bungsu, bukannya selama ini kau tidak menganggap dia sebagai adik mu ya" ucap clif.

Kembali keposisi solar, cahaya, ice, dan air.

"Mereka belum juga datang" kata cahaya.

"Lah tumben, biasanya mereka mana ada telat" kata ice.

"Mungkin lagi pergi membantu para guru kali" kata air.

"Blaze membantu para guru, omong kosong itu" kata ice tak percaya.

"Benar juga sih" kata air.

"Kamu kenapa lar?" tanya cahaya khawatir.

"Gak ada kok kak" jawab solar sambil tersenyum tipis.

"Jujur loh lar" kata ice.

"Lar" panggil air.

"Itu kak, aku cuman memiliki perasaan buruk terhadap saudara dan sepupu kita" kata solar.

"Paling itu cuman perasaan gak enak kamu doang, seperti kamu merupakan hal-hal yang penting gitu" kata ice menjelaskan.

"Mungkin aja sih" kata solar.

Tiba-tiba datang seorang remaja perempuan yang berlari menuju kearah solar.

"Sok, aku punya berita baru buat kamu!!"

Bersambung.

Si Bungsu{end}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang