Seluruh keluarga Halley berkumpul di ruang keluarga. Semua hadir kecuali Andreas yang masih di panggil oleh Rio. Bodyguard yang memang sudah ditugaskan berada disamping Andreas.
Di sana juga terdapat putra pertama dan kedua Caden dan Esmira. Mereka duduk angkuh dan fokus pada kegiatan masing-masing. Sementara untuk para istri pun sama.
"Andreas." Daven Halley, kakak pertama Andreas. Langsung bangun dari duduknya begitu melihat kedatangan Andreas.
Andreas berjalan dengan kikuk, merasa kurang nyaman karena kini dirinya menjadi pusat perhatian.
"Ayah~" panggil Diego. Ia ingin meraih tangan Andreas, namun gagal karena Daven lebih cepat menarik tangan sang Ayah.
"Paman Daven mengganggu!" teriak marah Diego. Dia masih rindu pada ayahnya. Tetapi malah dimonopoli oleh pamannya.
Andreas yang ditarik linglung. Dia duduk di tengah-tengah Daven dan Vandra Halley, putra tengah pasangan Halley.
Vandra pun merangkul Andreas, sedangkan Daven hanya duduk diam. Sama seperti pada Abraham, Andreas langsung sedikit menjauh, berharap rangkulan itu terlepas.
"Kenapa? Kau bergerak gelisah Eas." Daven tentu paham. Dia sudah mendengar kabar tentang kondisi adiknya.
"Tidak apa-apa." Andreas menggeleng. "Hanya, bisa tolong lepaskan rangkulannya?" lanjutnya pelan.
"Tidak." jawab Vandra cepat, menduselkan kepalanya manja pada leher jenjang Andreas. "Adikku semakin lucu saat menjadi pendiam."
Vandra, memang akan selalu bersikap manja jika sudah bertemu dengan Andreas. Adik kesayangannya yang selalu menerima dan tak pernah menolak skinship darinya. Berbeda dengan Daven, yang bahkan pernah mendorongnya hingga terjungkal saat mencoba meminta pelukan. Saudara tertuanya sama sekali tidak imut.
Bibir Andreas berkedut. 'Orang aneh lainnya.' ya ampun, mengapa orang-orang ini tidak bisa bersikap normal. Haruskah dia kabur saat ini juga?
Tidak tidak... Andreas menggeleng kuat. Itu bukanlah rencana yang benar. Melihat betapa keluarga ini memperlakukannya, kabur bukanlah sesuatu jawaban.
Vandra tertawa pelan, dia suka sikap adiknya sekarang. Sedikit menentang dengan kemauan keluarga, tetapi Vandra suka yang sedikit berontak. Lebih manis dan sedikit membuatnya terhibur.
"Nenek, paman Vandra menganggu ayah!" Diego berseru, mengadu dan menunjuk Vandra yang memeletkan lidah padanya. "Lihat! Paman juga bersikap tengil. Suruh saja dia pulang!" Diego kesal. Rencana bersantai bersama ayahnya terganggu karena kedatangan kedua pamannya.
Gabriel berdecak pelan, tangannya langsung bergerak menahan tubuh Diego dan membekap mulutnya. "Berisik."
"Mmphh!"
Andreas tersenyum geli, melihat Diego menatapnya meminta pertolongan.
"Kemari." panggil Andreas, membuat Diego langsung menyentak tangan Gabriel yang membekapnya.
"Ayah!" rengek Diego segera menghampiri Andreas.
Diego mendorong kasar tubuh Vandra menjauh, menarik kedua tangan Andreas dan membawanya kedalam dekapan.
"Lucu banget sih!" Andreas menggesekkan wajahnya di rambut tebal Diego. Hanya pada Diego Andreas bisa lebih ekspresif. Lalu hanya pada Diego pula, Andreas menerima skinship.
Diego tergerak, dia memandang wajah sang ayah. "Ayah jauh lebih lucu dan imut." Anak itu mengerang tidak terima dikatakan imut oleh ayah manisnya.
"Tidak, ayah tidak imut. Sebaliknya, kau sangat manis. Ayah kan gemas." Andreas menempelkan pipi tirusnya dengan pipi tembam Diego.
Tanpa sadar dia perlahan bersikap sebagaimana dia sebelumnya. Andreas tidak akan pernah ingat, jika momen dia dan Diego merupakan momen yang paling membuat keluarga Halley menatap penuh minat.
Cup!
Diego mencium pipi Andreas, lalu membenamkan wajahnya pada bahu sang Ayah. "Ayah sangat menggemaskan."
"Bisa-bisanya kau mencium adikku!" desis Vandra menendang kaki Diego.
Diego abai. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada Andreas, seraya memeletkan lidah menatap Vandra. "Kita impas!"
"Bocah nakal!"
「 Treated like a child 」
"Ayah, tidur." Gabriel berucap datar. Ini sudah memasuki tengah malam, namun Andreas masih enggan untuk menutup mata.
Andreas hanya melirik Gabriel tanpa menjawab. Bagaimana ia bisa tidur? Jika saat ini dirinya dipaksa untuk tidur dikamar Gabriel yang begitu suram.
Gabriel menghadap Andreas, memeluk sang Ayah layaknya guling. "Aku merindukan Ayah, tapi kenapa Ayah seperti tidak nyaman berada di dekatku?"
Tadi, setelah pertengkaran kecil dengan Diego yang memaksa ingin ikut tidur bersama. Andreas langsung menjadi pendiam dan jadi enggan bersuara.
Andreas menghela nafas, membalas hangat pelukan Gabriel seraya mengusak rambutnya. "Ayah hanya memikirkan Diego, dia pasti sedang mengamuk dikamarnya saat ini."
"Ayah benar-benar tidak adil. Ayah hanya memikirkan Diego. Aku juga anak ayah." Gabriel memilih tidak menggunakan kekerasan. Sepertinya, ayahnya sekarang lebih mempan jika ditaklukkan dengan perasan.
Gabriel menepis tangan Andreas, dia melepas pelukannya dan bergerak membelakangi ayahnya. Dia juga menarik selimut dan pura-pura akan tidur.
Gabriel berhasil. Andreas merasa tidak enak dan sesak. Dia menarik Gabriel, menarik orang yang katanya putranya kedalam pelukan. Membenamkan wajah Gabriel kedada bidangnya.
Gabriel tak melewatkan kesempatan ini. Alih-alih membalas pelukan, dia mencengkram kaos yang di pakai Andreas.
Memulai untuk lebih mendramatisir, dia mengeluarkan air mata buaya. Disertai isakan kecil. "Aku iri, Diego mendapatkan seluruh perhatian dari ayah." Bahkan suara dia bergetar menambah rasa bersalah dalam diri Andreas.
"Sstt, kata siapa Ayah hanya memikirkan Diego? Maafkan Ayah." Andreas mengeratkan pelukan, mengusap lembut rambut Gabriel.
"Bohong."
Mendengar nada merajuk Gabriel, Andreas tersenyum samar. "Ayah tidak berbohong. Sekarang tidur, jangan merajuk seperti anak kecil."
"Ayah mengataiku anak kecil?" Gabriel mengerut tak terima, ingin melepas pelukan namun Andreas segera menahannya.
"Ayah tidak, sekarang waktunya tidur. Besok Gabriel harus sekolah."
Gabriel tersenyum puas. Semakin menelusup kedalam pelukan Andreas, seraya menikmati usapan lembut di kepalanya.
To be continued....

KAMU SEDANG MEMBACA
Treated like a child ( Slow Up )
Genç KurguCollaboration with @glummzz Menurut tuan dan nyonya Halley, putra bungsunya akan tetap menjadi bayi kecilnya. Bahkan ketika dia beranjak dewasa dan memiliki putra, Bungsunya tetap menjadi kesayangannya. Tidak teralihkan meski dia memiliki banyak...