BAB 6

17 6 0
                                    

"Hello mom."

"Hello dear."

"Mami already wants to come here?"
(Mami sudah mau datang ke sini?)

"Sorry dear, mom can't meet you tonight."
(Maaf sayang, mami tidak bisa ketemu kalian malam ini)

Oliv menghela napas panjang. "mom?"

"Mom is very sorry dear, I received a sudden call and had to go back there tonight."
(Mami sangat minta maaf sayang, tadi mami nerima telpon yang mendadak dan harus balik ke sana malam ini)

Oliv menghela napas pasrah. "I'm understand."

"Please understand to your sister honey about Mom's condition."
(Tolong beri pengertian ke adikmu ya sayang soal kondisi mami)

"Yes, mom, take care of your health. We love and miss mom."
(Iya mi, mami jaga kesehatan ya. Kami cinta dan rindu mami)

"Mami is also dear, always loves and misses you both, mami's favorite daughter."
(Mami juga sayang, selalu mencintai dan merindukan kalian berdua, putri-putri kesayangan mami)

Oliv mematikan sambungan telpon dari Maminya. Ia menghela napas pasrah. Jujur ia sangat sedih dan kecewa karena Maminya tidak jadi datang malam ini, tapi ia berusaha tetap kuat. Oliv masih bisa mengerti keadaan maminya sekarang.

Tapi ia khawatir dengan perasaan Hanna, bagaimana jika ia tahu kalau Maminya tidak jadi datang malam ini untuk menemuinya. Padahal adiknya itu sangat merindukan wanita itu. Dan sekarang Hanna malah sedang menunggu kedatangannya.

Oliv berjalan keluar dari kamarnya menuju ke bawah untuk menemui Hanna. Sesampainya di bawah Oliv merasa tak tega untuk mengatakannya, karena Hanna terlihat sedang menikmati coffenya sambil menonton tv dengan muka yang sumrigah.

Oliv menghela napas terlebih dahulu.
Lalu menghampiri Hanna dan duduk di samping Hanna.

"Gimana kak mami udah mau ke sini?" Tanya Hanna dengan perasaan yang sangat senang, ia sudah tidak sabar dengan kedatangan maminya.

"Sorry dear, mommy cannot come to here tonight." Ucap Oliv.

Muka Hanna yang awalnya ceria, kini langsung berubah menjadi raut muka yang sulit diartikan.

"Are you seriously?"

Oliv mengangguk.

"Why?" Tanya Hanna menunduk.

"Katanya ada panggilan dadakan, dan terpaksa Mami malam ini harus balik lagi ke sana. Mami sangat minta maaf ke kamu dek."

"Aku ke kamar dulu kak." Gumam Hanna lalu beranjak.

Oliv yang melihat itu hanya bisa pasrah. Ia tidak tahu harus melakukan apa. Untuk membujuk dan membuat Hanna bisa mengerti saat ini pun sangat susah untuk dilakukan Oliv.

Kalau seperti ini, Oliv hanya akan membiarkan adiknya itu menangis. Ia sudah tahu, karena hanya itu yang akan dilakukan Hanna di kamarnya. Sebenarnya bukan hanya Hanna, ia juga ingin menangis. Ia juga sangat merindukan kedua orang tuanya. Dan tanpa sadar air mata Oliv sudah turun membasahi pipi mulusnya itu.

I miss you so much Mi, Pi. Ya tuhan tolong pertemukan kami secepatnya, agar kami bisa berkumpul seperti dulu lagi.

A Journey Love in ParisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang