"Hai Kaf." Sapa Oliv yang baru saja masuk.
"Hai."
"Sorry ya udah buat kamu nunggu lama."
"It's okay kak."
"Aku suruh kamu ke sini karena ingin membahas tentang Hanna." Ucap Oliv to the point.
Tadi Oliv mengimkan pesan kepada Kafka untuk memintanya datang ke Restaurant Le Via. Ada sesuatu hal yang Oliv ingin tanyakan kepada lelaki itu. Dan sekarang Oliv dan Kafka sedang berada di ruangan makan khusus, yang bisanya hanya di tempati oleh pemiliknya sendiri, orang tertentu dan keluarganya sendiri.
"Bahas tentang Hanna?"
"Iya, kamu gak keberatan kan aku ngajak kamu ketemu hanya membahas tentang Hanna?"
"No problem. Justru ini suatu appreciation buat aku yang udah di ajak ke ruangan makan khusus di Restoran kak Oliv."
"Kamu gak usah sungkan dan santai aja berada di sini. Pembicaraan kita ini memang bakalan serius Kaf, tapi kamu gak usah tegang saat jawabnya ya."
Aduh kak Oliv kok bilang gitu ya, jadi semakin buat gue penasaran aja.
"Kalau kak Oliv santai bertanya, aku juga pasti santai jawabnya. Itu pun kalau masalah tegangnya, ya ada sih tapi tegang dalam diam gak di perlihatkan." Ucap Kafka diselingi kekehan.
"Ada-ada aja kamu Kaf."
"Jadi kak Oliv mau tanya apa nih?"
"Okey. Apa kamu suka sama adik aku?" Oliv menatap dalam tepat di manik mata Kafka.
Mampus baru awalan aja, pertanyaannya bener-bener udah buat gue tegang.
Kafka pun hanya mengangguk menjawab pertanyaan dari Oliv. Ia sedikit gugup di tatap seperti itu apalagi dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh Oliv.
Sedangkan Oliv langsung mengerutkan alisnya, tanda kalau ia belum puas dengan jawaban yang di terima.
"Iya, i like her." Ucap Kafka yang paham maksud Oliv.
Tidak ada kebohongan yang terlihat di mata Kafka. Oliv melihat sebuah ketulusan dari ucapan Kafka barusan.
"You don't have to be so tense. Aku hanya ingin pastiin saja perasaan kamu ke adik aku. And since when do you like Hanna?"
"Entah lah kak. Awal-awal pertama ketemu aku belum ada perasaan apa-apa ke Hanna. Dan seiring berjalan waktu aku mulai menyadari perasaan aku If it turns out there are feelings that grow in my heart and it turns out I'm starting to like Hanna." Jawab Kafka dengan terus terang dari hati kecilnya.
"I'm belive you. Hanna itu belum pernah pacaran, kalau soal laki-laki yang pernah mendekatinya aku kurang tau. Hanna itu tipe cewek yang sekalinya jatuh cinta pasti setia sama pasangannya."
"Kalau boleh tau kak, apa saat ini Hanna sedang menyukai seseorang?" Kafka sedikit ragu, ia takut jika jawabannya bukan dirinya.
"Aku belum tau pasti tentang itu. Tapi akhir-akhir ini Hanna pernah cerita kalau dia sedang menyukai seseorang, aku belum tahu siapa orang yang ia maksud."
Kafka hanya menghela napas, lalu hanya mengangguk. Ada rasa khawatir jika kenyataannya nanti cintanya tidak terbalas. Tapi bukan berarti dirinya hanya tinggak diam memendam perasaannya. Walaupun jika nanti bukan dia yang di sukai Hanna, tapi ia akan tetap mengungkapkan perasaannya secepatnya.
"Kamu gak usah langsung down. Kakak udah setuju jika nantinya memang kamu yang jadi pasangannya Hanna. Kamu itu laki-laki yang baik Kafka dan saya percaya saan kamu, kalau kamu dapat menjaga dan membahagiakan adik saya satu-satunya."
"Aku akan usahain buat Hanna bisa bahagia dan akan selalu menjaganya."
"Kita gak ada yang tau jodoh kita siapa. Hanna itu orang yang baik dan tuhan pasti mempertemukannya dengan lelaki yang baik juga, yang akan menjadi pasangan hidupnya kelak. Dan kakak berharap siapapun lelaki tersebut nanti, semoga bisa menjadi cinta yang terakhir buat Hanna dan akan menjadi imam yang baik buat Hanna." Harapan Oliv untuk Hanna, ia sangat berharap suatu saat nanti adiknya itu bisa menemukan pasangan yang terbaik untuk Hanna.
Kafka merasa tertegun mendengar harapan dari Oliv untuk Hanna. Kafka merasa ia
"Makasih kak udah percaya sama aku. Jodoh memang gak ada yang tau. Dan setidaknya aku akan tetap berjuang untuk bisa mendapatkan cintanya Hanna. Meskipun responnya nanti bukan aku."
"Setidaknya kamu ada tindakan buat buktiin ke Hanna seberapa tulusnya kamu mencintainya."
"Baik kak."
"One more Kaf, kakak pernah denger sedikit dari Hanna tentang kamu dan Frisca."
"Kak Oliv tau Frisca?"
"Iya, dia teman aku di gereja sekaligus udah aku anggep adik aku juga."
"Ya begitulah kak, ternyata rumit cinta beda keyakinan."
"You are right Kaf. Saran aku mendingan kamu selesain dulu masalah kamu sama Frisca. Baru bisa dekatin adik aku." Ucap Oliv tegas.
"Siap kak. Kak Oliv tenang aja, masalah masa lalu aku akan segera selesaikan."
"Good."
"Yaudah kak, aku pamit dulu."
"Ok, take care. And thanks ya Kaf."
"You are welcome. See you kak."
"See you."
"Orang yang Hanna cintai, itu adalah kamu sendiri Kaf. Dan sekarang aku udah tau cintanya Hanna akan terbalas."
Rasa penasaran Oliv sangat besar, maka dari itu ia menyuruh Kafka untuk bertemu langsung dengannya tanpa sepengetahuan Hanna. Oliv takut jika cintanya Hanna hanya bertepuk sebelah tangan. Dan dirinya ingin memastikan dengan menanyakan tentang perasaan Kafka terhadap Hanna.
Vote & komen
KAMU SEDANG MEMBACA
A Journey Love in Paris
Genel KurguKafka ke Paris dengan suatu tujuan. Di sana, ia bertemu dan kenalan dengan gadis bernama Hanna. Seiring berjalannya waktu, Hanna membuat Kafka menimbulkan perasaan yang lebih dari teman. Saat Kafka masih bingung dengan perasaannya terhadap Hanna, ti...