BAB 11

23 5 0
                                        

"Sebenarnya kita ke sini bukan hanya sekedar liburan." Ucap Kafka.

"Kalian punya tujuan lain?"

"Gue punya alasan ke sini Han. Tujuan utama kenapa gue ke sini bereng Radit."

"Apa?" Tanya Hanna dengan suara yang cukup pelan.

"Pas gue udah tahu dia berada di sini, gue langsung ambil izin buat ke Paris. Gue mau cari dia, gadis yang gue rindukan."

"Kalau boleh tau gadis itu siapa?"

"Belum saatnya lo tahu Han. Sorry ya."

"Gak apa-apa kali Kaf, aku juga gak paksa kamu buat jawab."

"Ya lo tau sendiri lah Han, agak miris kalau ditinggal seseorang pas lagi sayang-sayangnya." Sahut Radit.

"Miris banget nasib sahabat kamu Dit." Canda Hanna.

"Kok kalian bener banget ya." Ucap Kafka dan mereka bertiga sontak tertawa pelan.

"Terus kamu udah ketemu sama dia?" Tanya Hanna.

"Belum Han. Kita lagi sementara nyariin dia."

"Gimana kalau aku bantuin kamu?"

"Gak usah Han. Gue gak mau repotin lo, cukup lo udah mau berteman sama kita aja kita udah seneng. Iya gak Dit?"

"Iya Han."

"Kafka, Radit, yang namanya teman kan emang saling membantu."

"Gak usah Han. Gue yakin kok sebentar lagi gue bakal ketemu sama dia."

Hanna diam seraya berpikir terlebih dahulu, mungkin ia memang harus mendengar ucapan mereka yang menyuruhnya untuk tidak membantunya. Itu adalah urusan mereka dan Hanna juga tidak mau terlalu mencampuri urusan mereka.

"It's okay. Kalau kamu perlu bantuan kasih tau aku aja InshaAllah aku bakal bantu kok selama kalian berada di Paris." Ucap Hanna yang tersenyum.

Hanna sudah menganggap mereka sebagai teman dekat seperti Eza. Dan Hanna akan siap membantu mereka selama di sini.

"Makasih ya Hanna. Makasih udah jadi teman baik gue di sini."

Rasanya pengen bukan hanya sekedar teman.

🗼🗼🗼

Hari ini hanna mengerjakan tugas di salah satu tempat favoritnya yang berada di kampus. Ia mengerjakan tugasnya sambil memakai earphone.

Hanna yang sedang fokus mengerjakan suatu dokumen di laptopnya tiba-tiba seseorang datang dan langsung melepaskan earphone yang dipakainya, tapi gadis itu tidak kaget karena ia sudah tau siapa orang yang berbuat seperti itu, siapa lagi kalau bukan Eza, kebiasaan sahabat laki lakinya itu.

"Kamu kapan baliknya?" Tanya Hanna.

"Kemarin sore."

"Kenapa gak hubungin aku?"

"Ngapain, mau jemput gue?"

Baru saja Hanna ingin berbicara, Eza langsung menyelanya.

"Gue tau Han lo kengen banget sama gue tapi gak usah jemput segala, baru dua hari gak ketemu juga."

"Awhh." Dengus Eza karena cubitan Hanna di pinggangnya.

"Za, seriously why didn't you call me yesterday?" Tanya Hanna.

"Bukan surprise dong kalau kayak gitu."

"Oh surprise. Oh ya Za kamu pernah ketemu sama papi?"

A Journey Love in ParisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang