BAB 25

45 2 2
                                    

"Dia bilang apa?".

"Katanya iya, ketemuan di tempat biasa." Jawab Kafka lalu meneguk minuman kalengnya.

"Lo gak usah grogi besok."

"Apaan sih lo, kayak mau ijab kabul aja."

"Lah emang lo kan akan ngalamin itu nanti."

"Iya, tapi kan gak besok juga kali Dit."

Radit pun terkekeh. "Iya iya. Siapa tau aja kan lo grogi besok."

"Yaelah gue aja belum nembak Hanna besok, cuma ada hal yang mau omongin sebentar."

"Tapi omongin dalam hal yang serius kan?"

"Maybe."

****

Hanna sudah berada di sungai Rise sedang duduk membaca novelnya, jangan lupakan headsetnya yang tepasang. Ia sedang menunggu Kafka untuk menemuinya yang akan membicarakan sesuatu sesuai omongan Kafka kemarin.

Selang beberapa waktu Kafka akhirnya datang. "Hai Hanna."

"Hai." Balasnya sambil melepaskan headsetnya dan menghentikan kegiatan membacanya.

Hanna mengambil sesuatu di sampingnya.
"Nih, tadi aku udah beliin kamu."

"Thanks." Ucap Kafka setelah mengambil minuman coffe yang di berikan Hanna.

"You are welcome."

"Kamu mau ngomong apa?"

Kafka menghela napas terlebih dahulu.

"Lo udah punya pacar gak sih?"

Sontak Hanna langsung terkekeh mendengarnya. "Kenapa kayak gitu?"

"Yaa... mau nanya aja. Gue penasaran aja sama lo, masa cewek kayak lo gak punya pacar sih."

"Cewek kayak aku bisa aja kok gak punya pacar Kaf."

"Tapi menurut gue masa sih lo gak ada orang yang deketin atau semacamnya gitu."

Hanna mengerutkan alisnya. "Tumben bahas ginian." Ucap Hanna merasa bingung.

"Jadi gini, biasanya kan cuma soal percintaan gue yang di bahas, jadi sekarang sekali-kali bahas soal percintaan lo."

"Aku kira ada hal penting yang mau kamu omongin."

Kafka tak menghiraukan pernyataan Hanna. "Jadi gimana?"

"Aku punya pacar. Gak pernah malah."

"Lo gak pernah pacaran?"

"Nggak."

"Lo penah rasain yang namanya cinta pandangan pertama?"

"Cinta pandangan pertama ya? ada sih dulu. Aku suka sama orang itu cuma sesaat doang."

"Lo pernah patah hati ya?"

"Maybe. Jadi waktu itu aku di tolongin sama dia waktu mobil aku sempat mogok. Pertama kali lihat dia awalnya aku merasa kalau aku menganguminya. Singkat cerita aku sama dia udah saling dekat gitu. Seiring berjalannya waktu hubungan gue sama dia masih gitu-gitu aja selama tiga bulan, kami dekat tapi belum jadian. Setelah itu tiba-tiba dia hilang, dan kami udah gak saling kontekan. And so it's that. Itu terakhir kalinya aku suka sama seseorang." Hanna menceitakan secara singkat kisah cintanya kepada cowok teman smanya dulu. Ia menceritakannya sudah tidak sakit hati lagi. Karena ia sudah mengiklaskannya.

"Ternyata lo pernah di permainkan sama cowok juga ya."

"Ya gitu deh."

"Tapi lo udah move on kan sama dia?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Journey Love in ParisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang