"Ada apa?" Tanya Kafka to the poin."Aku masih perlu bicara sama kamu Kaf."
"Silahkan."
"Aku mau jujur sama kamu."
Kafka tidak ingin bicara dulu. Ia membiarkan Frisca untuk menyelesaikan arah pembicaraannya.
"Sebelumnya aku mau tanya kembali tentang hubungan kita sekarang seperti apa Kaf? Waktu itu kamu belum jawab."
Kafka tentu masih ingat dengan pertanyaan dari Frisca tentang itu. Waktu itu ia belum sempat menjawab karena kedatagan Hanna yang tiba-tiba.
"Hubungan kita yang dulu sudah berakhir dan sekarang aku anggep kamu adalah hanya sebatas teman Fris." Jawab Kafka tanpa ragu.
"Jujur hatiku sedikit sakit Kaf saat kamu bilang kayak gitu. Tapi di sisi lain aku bisa lega karena udah tau perasaan kamu yang sekarang."
"Apapun yang terjadi dulu dan sekarang itu sudah menjadi takdir. Dan kita sebagai manusia hanya bisa menerimanya."
Frisca mengangguk, ia sangat paham dengan perkataan Kafka. "Sejujurnya aku masih sayang sama kamu Kaf. I'm still love you."
"Kamu pantas Fris mendapatkan pasangan yang lebih bisa bahagiain kamu. Dan juga satu keyakinan sepertimu."
"Kadang takdir itu rumit ya Kaf. Dua orang yang saling mencintai dan ingin memiliki harus berakhir tidak sesuai dengan harapan mereka. Mereka di tampar oleh takdir yang tidak di haruskan bersatu, karena adanya perbedaan yang cukup rumit di antara mereka."
"Rencana Allah jauh lebih baik dari apa yang kita rencanakan. Mungkin dua orang itu memang di takdirkan hanya untuk menjalin hubungan yang hanya sebentar. Tapi bukan berarti takdir akan membiarkan dua orang itu tidak mendapatkan cinta sejatinya nanti."
""Aku harap kedepannya memang seperti itu. Dan aku yakin Tuhan sudah mempersiapkan yang lebih baik. Termasuk pasangannya kelak."
"Dulu kita belum pernah menyadari dari hubungan yang beda keyakinan ini. Dan setelah di pertemukan kembali, takdir sudah membuat kita bisa menydari antara hubungan yang kita jalanin sebelumnya akan rumit untuk ke depannya. Karena salah satu dari kita gak ada yang ingin melepas keyakinan itu. Termasuk aku, gak akan mau."
"Dari hubungan yang pernah kita jalanin, aku menemukan banyak hal dan pelajaran yang bisa di ambil dari garis takdir yang kita lalui dulu. Dulu hubungan antara orang tuaku berujung buruk. Dan sekarang aku gak akan biarin kisahnya terulang lagi ke aku."
"Kita akan bahagia dengan pasangan pilihan kita masing-masing untuk kedepannya Fris."
"Iya Kaf semoga aja. Thank you Kaf, kamu sudah memberiku peljaran dalam hidup melalui hubungan yang beda keyakinan ini."
"You are welcome, aku juga berterima kasih sama kamu."
"Aku akan ikhlasin hubungan ini berakhir sampai di sini."
Frisca pun menghela napasnya. "Kaf."
Kafka pun menoleh menghadap ke Frisca, karena gadis itu tiba-tiba menghadap ke arahnya.
"Gue boleh meluk lo sekali ini aja untuk terakhir kalinya. Karena setelah ini gue benar-benar harus pergi ninggalin tentang masa lalu kita yang rumit. Dan gue akan pergi dari kehidupan lo. Untuk menjalani kehidupan yang baru buat masa depan aku nanti."
Kafka pun tidak berpikir panjang. Ia kemudian mengangguk tanda mengiyakan dari permintaan Frisca. Mereka berdua berpelukan untuk terakhir kalinya, sebelum masing-masing akan menjalani kehidupan barunya bersama pasangan pilihannya yang seiman. Dan juga salah satu di antara mereka harus melepaskan semua perasaan yang pernah tumbuh di antara mereka di masa lalu.
![](https://img.wattpad.com/cover/370094426-288-k793377.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Journey Love in Paris
General FictionKafka ke Paris dengan suatu tujuan. Di sana, ia bertemu dan kenalan dengan gadis bernama Hanna. Seiring berjalannya waktu, Hanna membuat Kafka menimbulkan perasaan yang lebih dari teman. Saat Kafka masih bingung dengan perasaannya terhadap Hanna, ti...