BAB 17

12 3 0
                                    

Hanna adalah anak yang brokenhome. Ia pernah sampai depresi saat melihat kedua orang tuanya yang selalu bertengkar. Itupun jika mereka akur itu hanya sandiwara di depan kedua anaknya saja. Jika Oliv dan Hanna tidak ada maka sandiwara itu akan hilang. Saat ia sudah tahu semuan tentang orang tuanya yang apa yang terjadi dengan keluarganya seketika dirinya terasa tersambar beberapa pikulan luka di hatinya.

"Kamu ingat waktu aku pernah hampir ketabrak, saat itu depresi aku sedikit kambuh. Orang tua aku akhirnya datang saat itu. Bukannya kebahagiaan yang aku dapat tapi pertengkaran. Waktu itu kondisi aku juga dalam keadaan capek banget, jadi kemungkinan depresi itu bisa terjadi."

Kafka terdiam dan tetap setia mendengar cerita dari Hanna.

"Aku dan kak Oliv lahir dari Orang tua yang berbeda keyakinan."

Pada saat itu Andrez dan Lilyana berpacaran beda keyakinan dan hubungannya sampai ke pernikahan. Awalnya mereka bahagia karena bisa bersatu di jenjang yang serius walaupun beda keyakinan. Mereka menjalaninya dengan sangat bahagia sampai Oliv dan Hanna hadir di tengah-tengah kebahagiaan mereka.

Dari awal, orang tua mereka sudah sepakat untuk memberikan nama serta marga yang akan di pakai di nama anaknya. Dan juga Orang tua mereka sudah sepakat untuk memilihkan agama apa yang harus di anut oleh masing-masing kedua putrinya.

Orang tua mereka sudah menentukan agama mereka berdua sebelum mereka lahir. Lilyana memilih kalau anak pertamanya nanti akan menganut agama seperti dirinya. Sedangkan anak keduanya akan menganut agama seperti andrez.

Sewaktu mereka masih kecil masing-masing sudah diajarkan tentang cara beribadah dari agama mereka masing-masing dan memperkenalkan tentang lingkungan dalam agama mereka masing-masing. Oliv menganut keyakinan seperti Maminya, sedangkan Hanna menganut keyakinan seperti Papinya.

"Saat aku masih kecil aku udah diajarin Papi tentang sholat. Waktu itu aku liat Mami gak pernah shalat, sedangkan Papi selalu shalat dan aku diajak. Tapi, Mami dan kak Oliv nggak pernah ikut."

Kafka hanya menangguk-nganggukkan kepalanya bahwa ia mengerti.

"Aku sempat berpikir kenapa Mami dan kak Oliv tidak pernah ikut shalat. Setiap selesai shalat aku selalu nanya tentang itu ke Papi. Tapi Papi cuma jawab kalau Mami dan kak Oliv sudah ibadah duluan. Aku juga pernah ajak Mami sama kak Oliv dan jawaban mereka sama dengan Papi. Aku percaya aja apa yang dibilang oleh Papi."

Hanna sama sekali tidak curiga tentang hal tersebut. Karena pada saat itu Hanna masih kecil ia belum mengerti dan tahu tentang itu semua. Ia hanya mengira kalau maksud dari ucapannya yang bilang sudah beribadah berarti mama dan kakaknya sudah beribadah seperti ia dan papanya. Andrez dan Lilyana sengaja menyembunyikan dan tidak menceritakan tentang perbedaan cara beribadah mereka ke Hanna. Lain halnya dengan Oliv ia sudah di beritahukan dan ia sudah sedikit mengerti tentang keadaan keluarganya.

Seperti waktu itu Hanna masih berumur 7 tahun ia pernah mengajak Oliv untuk shalat bersama Papinya tapi jawabannya berbeda dari apa yang dia inginkan.

Tok...tok...tok

Seorang anak yang sedang mengetuk pintu kamar kakaknya.

"Kakak... kakak..." Ucap anak itu.

"Kenapa dek?" Tanya kakaknya saat membuka pintu kamarnya.

"Kakak shalat magrib yuk!"

"Nggak dek kamu aja ya."

"Ayo kak kita sholat sama papi."

"Kakak sama mami udah beribadah tadi. Kamu sama papi aja ya yang shalat. Udah di tungguin tuh."

A Journey Love in ParisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang