8

57 8 0
                                    

Esok harinya, Yn kembali ke aktivitas biasanya. Namun, ia melamun sembari menunggu berkas yang ia cetak.

"Yn"

Pak Bayu yang memanggil Yn menghela nafas saat melihat karyawannya itu melamun.

"YN"

Yn terkejut saat Pak Bayu memanggilnya cukup keras.

"Kenapa ngelamun? Apa kamu udah cetak berkas yang saya suruh?"

Yn mengambil berkas yang sudah selesai tercetak itu.

"Ini Pak"

Pak Bayu mengecek lembaran yang sudah tercetak itu.

"Saya ngga akan memarahimu soal kamu melamun saat kerja, tapi menyuruh kamu mencetak berkas aja kamu bisa salah! Apa ini isinya? Apa ini berkas yang saya suruh cetak!? Selain itu, kamu mencetak begitu banyak salinan hanya untuk satu dokumen, kamu pikir kertas ngga dibeli pakai uang?"

Brakk

Pak Bayu melempar kertas itu ke atas meja yang ada di dekatnya.

"Maaf, ini salah saya"

"Meskipun kamu anak baru, kamu gabisa melakukan pekerjaan mendasar seperti mencetak dokumen?"

"Ini salah saya, tidak seharusnya saya menyia-nyiakan kertas"

"Kalian anak baru ini, bukannya saya selalu mengatakan, kalian keluar bekerja sama sekali tidak ada hal yang ingin dikejar. Kalian bekerja hanya demi mencari nafkah. Selalu melamun!"

Pak Bayu kemudian meninggalkan Yn.

"Aku juga bekerja demi masa depanku" gumam Yn

Drrtt

Drrtt

Drrtt

Yn menatap ponselnya yang berdering tanda panggilan masuk. Ia melihat nama Iqbaal disana.

"Nyebelin banget" Yn mematikan ponselnya untuk menjauh dari Iqbaal

Di rumah Erika, ia tengah galau karna hubungannya dengan Aldy yang masih belum jelas. Namun tak lama Shita dan Bastian justru datang dan duduk dihadapannya.

"Itu-- itu--

"Itu apa? Bilang aja" tanya Erika

"Itu-- gue sama Shita mutusin buat pacaran. Kita harap lo bisa merestui kita berdua"

Erika menatap selidik Bastian dan Shita bergantian.

"Gue yang suka sama Bastian dulu. Ini ngga ada hubungannya sama Bastian, semuanya salah gue"

"Ngga, masalah ini ngga ada hubungannya sama dia. Kalau Shita berbuat salah, maka kesalahannya adalah muncul di dunia ini. Selain itu, semuanya adalah salahku"

Prokk

Prokk

Prokk

Erika menepuk kedua tangannya melihat perdebatan sepasang kekasih itu.

"Apa gue harus beli tiket pertunjukan? Kalian sedang berakting adegan apa? Sungguh menarik"

"Beneran maaf banget. Gue tau saat lo denger kabar ini, lo pasti ngerasa ngga nyaman, tapi gue--

"Benar, gue sangat ngga nyaman. Emangnya gue ibu mertua lo? Emang gue ibu lo? Atau kalian ngerasa gue sekarang masih suka sama Bastian?"

"Ngga, ngga, bukan itu maksud gue"

"Kalian pacaran itu hal yang baik. Gue bukannya khawatir tentang hal ini sekarang"

Kisah Sempurna [Iqbaal x Yn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang