17

56 5 0
                                    

Sore ini Yn memilih bersantai di cafe dan meminta Jeno membuatkannya latte.

"Cuaca hari ini lumayan bagus" ucap Jeno

Yn meminum minumannya dan melirik Iqbaal yang baru keluar dari kantornya. Yn menarik Jeno dan menggandengnya untuk menghampiri Iqbaal.

"Hai Kak Iqbaal" sapa Yn

Iqbaal yang sedang mengecek ponsel pun menatap kedatangan Yn dan Jeno di hadapannya.

"Aku udah putusin buat tetap sering menyapa kakak. Gimanapun kita akan sering ketemu. Karna kakak itu teman kakakku, kamu pasti bakalan datang ke pernikahanku kan?"

Yn menatap Jeno dan tersenyum.

"Dia temen Bang Bastian, seorang pengacara yang ngga berperasaan"

Jeno menatap Iqbaal yang terlihat tidak senang menatapnya.

"Lo karyawan baru di cafe punya Kiki kan?"

"Iya"

"Dia juga pacar aku saat ini. Dia ngga akan menghindari aku dan juga ngga akan buat aku sedih. Kami masih pacaran, ngga akan kenalin dia secara detail sama kakak. Kami pamit"

"Oke. Kalian serasi, semoga kalian bahagia"

Iqbaal kemudian meninggalkan keduanya.

"Udah pergi?" tanya Yn

"Udah"

Yn melepaskan genggaman tangannya pada Jeno.

"Maaf"

"Gamasalah. Tapi gue gatau apa yang dia pikirin"

"Gue sama sekali gamau tau apa yang dia pikirin"

Sepulang kerja, kini Iqbaal duduk di ruang tamu rumahnya sembari menatap bola salju pemberian Yn. Iqbaal jadi teringat percakapannya dengan Yn saat ditelfon saat Yn berada di luar negeri.

'Coba tebak, kenapa hari ini turun salju?'

'Kenapa?'

'Karna aku pakai kesungguhan hatiku ke seluruh dunia. Jadi dunia ini sama kayak bola kristal, turun salju'

"Kak Iqbaal"

Iqbaal menoleh ke arah westafel dan melihat Yn disana.

"Tekanan airnya bagus"

Gadis itu berlari ke jendela dan membuka gorden.

"Menghadap ke selatan, arah mata angin bagus. Pemandangannya juga bagus, kedap suara bagus"

Iqbaal yang tersadar itu hanya bayangan Yn pun menghela nafas beratnya. Ia membuka ponsel dan membuka kontak Yn. Ingin sekali ia menelfon gadis itu, tapi apa daya hubungan mereka sudah selesai.

Keesokan harinya, seperti biasa Iqbaal pergi ke cafe sebelum ke kantornya.

"Selamat datang"

Iqbaal melihat Jeno yang tengah bertugas itu.

"Satu gelas amerikano"

Jeno pun segera membuatkan pesanan Iqbaal.

"Berapa usiamu sekarang?" tanya Iqbaal

"Buat apa nanyain hal ini?"

"Kelihatannya masih sangat muda"

"Yn juga kelihatannya masih sangat muda dibandingkan anda"

"Kenapa tiba-tiba mengungkit soal Yn?"

"Anda kesini cari saya bukannya cuma untuk membicarakan soal Yn?"

Kisah Sempurna [Iqbaal x Yn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang