23

53 6 0
                                    

Sore harinya, Yn membersihkan seluruh rumah Iqbaal. Mulai dari menyapu, mengepel, semua ia lakukan.

Kini ia memvakum bagian kamar Iqbaal. Saat sedang serius bekerja, tiba-tiba Iqbaal masuk ke dalam dan mengobrak-abrik meja kecil di samping kasurnya.

Ia juga berjongkok melihat ke kolong kasur. Hal itu membuat Yn bertanya-tanya.

"Nyariin apa kak?"

"Cincin"

Iqbaal mengobrak-abrik sprei yang sudah ditata rapi oleh Yn.

"Kak, itu baru aku beresin. Biar aku bantu cari"

"Kamu lihat cincinku ngga?"

"Ngga"

Yn melihat Iqbaal yang cukup panik itu.

"Jangan panik dulu, beberapa benda emang gitu. Bisa muncul sendiri saat ngga dicari. Tadi kakak ke toilet kan? Aku cari di toilet dulu"

"Gaperlu"

Yn menoleh ke arah Iqbaal dengan kesal.

"Kalau yang nyari dua orang lebih cepat dibandingkan satu orang"

"AKU BILANG GAPERLU!"

Yn terdiam saat Iqbaal membentaknya, Iqbaal yang sadar pun mengatur nafasnya dan menatap ke arah lain.

"Kamu pulang aja"

"Apa?"

"Kamu pulang aja"

"Karna kamu menghilangkan cincinnya? Atau kamu ngerasa aku yang ngehilanginnya? Oke aku paham"

Yn membalikkan badannya bersiap untuk pergi. Namun ia terhenti sejenak dan kembali menatap Iqbaal.

"Kak Iqbaal, apa ada yang minta kakak buat selalu hidup dalam penderitaan? Ucapan Bang Bastian bener. Kakak memang ingin terus mengurung diri di masa lalu. Juga memakai penderitaan yang kamu alami dulu untuk berkali-kali melukai orang yang ada di sisimu sekarang"

Yn kemudian berlari meninggalkan rumah Iqbaal itu.

Sesampainya di rumah Bastian, ia hanya duduk di kamarnya mengatur emosinya. Ia mengambil sebuah kotak dan membukanya.

Kumpulan foto dirinya bersama Iqbaal dan kawan-kawannya ada di sana. Ia menangis melihat foto dirinya dan Iqbaal.

Yn merobek semua foto itu dan menangis hebat. Ia merasa bodoh karna menyukai seseorang yang masih belum melupakan masa lalunya.

'Lo bodoh Yn'

Setelah cukup tenang, Yn beranjak untuk pergi ke rumah Erika.

"Yn?" Erika sedikit terkejut saat melihat Yn datang ke rumahnya.

"Kamu kenapa?"

"Kak Erika, sekarang aku sama Kak Iqbaal beneran udah berakhir"

Yn yang tak kuasa menahan tangisnya pun segera memeluk Erika. Erika mencoba menenangkan Yn yang menangis histeris itu.

Erika membawa Yn masuk ke dalam dan duduk di sofa. Yn menyerahkan sebuah kotak kepada Erika itu.

"Bantu aku buang semua ini. Jelas-jelas aku udah jalan ke depan tong sampah, tapi masih aja ngga tega"

"Kenapa semuanya di robek?"

"Tahap pertama dari berpamitan, melepaskan kenangan tentangnya"

"Tahap keduanya?"

"Pergi. Waktu itu aku putusin kembali ke Jakarta karna dia. Sekarang kayaknya udah saatnya kembali ke Amerika buat belajar"

"Kamu beneran udah pikirin hal itu?"

Kisah Sempurna [Iqbaal x Yn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang