10

79 9 0
                                    

Pagi ini Erika dan Aldy bertemu di cafe milik Kiki itu.

"Tinggal di hotel emang gabutuh rumah? Bukannya lo tinggal dengan baik di rumah kemarin?"

"Ya ngga gitu. Gue udah panggil tim konstruksi. Asalkan meroboh seluruh langit-langit rumah gue, terus disinfeksi secara menyeluruh, itu udah biasa"

"Wah ternyata gue pacaran sama orang gila"

"Kalau lo bicara sama diri sendiri, sebenernya bisa kecilin suara lo"

"Oiya gue lupa. Lo itu orang yang licik"

"Apa lo bilang?"

"Gapapa. Kalau gue bilang, gue takut lo akan marah"

"Mana ada, lo harus kasih tau gue. Apa gue licik? Gimana bisa?"

"Kayaknya pemahaman lo tentang diri lo sendiri ngga jelas"

Aldy menghela nafas malas mendengar balasan itu.

Iqbaal yang semalam tidur di kantor harus terpaksa kembali ke rumah Bastian. Kebetulan saat ia masuk, Yn sudah siap untuk ke kantor.

"Kak Iqbaal"

"Aku pulang buat ambil berkas"

Iqbaal menatap Yn yang masih diam dihadapannya.

"Kenapa kamu belum pergi kerja sesiang ini?"

"Kemarin udah kerja lembur sampai larut, atasanku bilang bisa terlambat tiga jam pergi ke perusahaan"

Iqbaal mengangguk sebagai jawaban.

"Kakak udah sarapan? Kalau belum, aku buatin" ucap Yn sembari beranjak ke dapur

"Gaperlu"

Yn yang mendengar itu menatap Iqbaal yang menatap ke arah lain.

"Kak Iqbaal, tadi malam tidur dimana?"

"Menghabiskan satu malam di perusahaan"

"Apa kakak tidur di luar karna aku?"

Iqbaal diam tanpa ingin membalasnya.

"Aku nanti malam tidur di rumah orangtuaku. Mama bilang dia kangen sama aku. Jadi aku ngga akan pulang hari ini. Kakak bisa tinggal disini"

Iqbaal menghela nafas dan menatap Yn.

"Yn, apapun yang kamu lakukan, jangan jadikan aku sebagai alasan. Kamu gaperlu melakukan apapun untuk aku"

"Bukannya kakak pernah bilang, aku bebas menyukai siapapun"

"Kedepannya jangan menyukaiku lagi"

Yn yang mendengarnya pun tidak lagi menampilkan senyuman diwajahnya.

"Aku udah bilang sama kamu sebelumnya, caramu mengejarku itu menggangguku. Sekarang, semua hal yang terjadi karna kamu membuatku muak"

Keduanya saling menatap sendu satu sama lain.

"Apa aku beneran buat kakak merasa muak?"

Yn tersenyum getir.

"Sepuluh tahun ini, aku selalu menyukaimu seorang. Tapi apapun yang aku lakukan, bahkan gapernah bisa dekat sama kakak meskipun hanya sedikit. Bisakah kakak lebih muak sama diri aku daripada aku sendiri? Jadi meskipun muak, tolong kakak sabar, jangan katakan itu sama aku. Aku pergi kerja dulu"

Yn berlalu meninggalkan Iqbaal yang masih terdiam. Diluar rumah, air matanya keluar begitu aja mengingat perkataan Iqbaal itu.

Malam harinya, Yn pergi ke Bar untuk melupakan masalahnya. Tak berselang lama seorang pria tampan mendekatinya.

Kisah Sempurna [Iqbaal x Yn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang