21

50 6 0
                                    

Siang ini Yn berada di ruangan Bastian.

"Yn, lo ada pihak mana sebenernya? Kembali dan kasih tau mama lo, ngga ada gunanya ngirim siapa pun ke sini. Gue ngga akan pulang"

"Dia juga mama abang. Akhir-akhir ini dia sakit kepala, tubuhnya juga ngga sehat--

"Gue udah tanya sama dokter, laporan pemeriksaan fisiknya lebih sehat dari pada lo. Minta mama jangan terlalu khawatir lebih baik daripada mengkonsumsi suplemen apa pun"

"Sebenernya bukan masalah fisik. Mama sama papa mau cerai"

"Ha?"

"Mama sama papa mau cerai"

"Papa setuju?"

"Papa bilang ngga masalah kalau cerai. Keluarga kita punya bisnis yang besar kalau ini semua sampai ke pengadilan, aku harus ikut papa atau mama?"

"Apa sulitnya milih? Bukannya lo sering latihan waktu masih kecil? Lo ikut papa terus nyuruh gue ikut mama. Ngga, lagian apa mama sama papa tau mereka udah punya begitu banyak cerita perceraian? Apa mereka tau kalau usia mereka udah 60 tahun dan masih digosipin mau bercerai? Kenapa dalam cerita lo sendiri lo ngga ngatur ibu tiri buat lo?"

"Apa salahnya berusia 60 tahun? Apa berusia 60 tahun ngga berhak buat cerai?"

"Berhak buat bercerai. Tunggu sampai mereka beneran cerai, gue bakalan pulang"

Yn menghela nafas beratnya merasa lelah berdebat dengan Bastian.

"Bang, aku mohon banget sama abang pulang sebentar. Aku cuma menyelesaikan tugas--

"Yn, gue peringatin lo. Lo tinggal di mana sekarang? Lo tinggal di rumah gue sekarang. Kalau lo ngga mau jadi tunawisma, ingat perkataan ini, teguhkan pendirian"

"Kalau mama tanya sama abang, bilang aja Yn udah nangis tersedu-sedu dan memohon sama abang, kamu sendiri yang gamau pulang"

"Pergi sana"

Yn pun meninggalkan ruangan Bastian dengan kesal. Saat keluar kantor, Yn berpapasan dengan Aldy dan Iqbaal.

Yn menunduk berpura-pura tak melihat. Namun Aldy justru memanggilnya.

"Yn"

Yn tersenyum ke arah Aldy.

"Kak Aldy, kebetulan ketemu. Pengacara Iqbaal juga"

Aldy menatap Iqbaal bingung.

"Pengacara Iqbaal?"

"Maaf, hari itu aku minum terlalu banyak"

"Udah bilang kan waktu itu. Aku juga mengerti apa yang mau kamu katakan. Karna mabuk jadi bersikap kurang sopan. Maaf, anggap aja ngga ada apa-apa. Itu yang mau dijelasin kan?"

"Makasih udah anterin pulang"

"Udah seharusnya. Meskipun itu Kak Aldy atau Bang Kiki yang minum aku juga akan anterin mereka pulang. Aku memperlakukan semua teman kakakku dengan setara. Kalau ngga ada hal lain, aku pergi dulu"

Yn berlalu meninggalkan kedua pria itu.

"Gue ngga salah liat kan? Apa dia masih Yn? Dia ngga pernah memperlakukan lo kayak tadi. Emang apa yang lo lakuin? Apa maksudnya anggap aja ngga ada apa-apa?"

"Gue bilang gue ngga ingat, apa lo percaya?"

"Percaya. Tapi sepertinya bukan cuma gue aja yang perlu minta maaf"

Iqbaal menghela nafas dan menatap Aldy.

"Gini juga bagus, setidaknya semua lebih santai. Gue pergi dulu"

Kisah Sempurna [Iqbaal x Yn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang