28

29 6 0
                                    

Hari ini Yn berada di ruangan Iqbaal untuk membahas pernikahan mereka. Sebenarnya Yn yang sedari tadi mencari ide pernikahan, Iqbaal tentunya sibuk dengan pekerjaannya.

"Pernikahan sederhana, tamunya sekitar 50 orang. Menurutmu lokasinya lebih baik di luar ruangan atau di dalam ruangan?"

"Aku suka apa yang kamu suka"

"Oke, biar aku pikirin. Gimana sama makanannya? Mending makan prasmanan atau paket menu?"

"Makanan prasmanan lebih banyak jenisnya. Paket menu akan lebih tertata. Punya keunggulan masing-masing. Utamakan pendapatmu aja"

"Kamu kayak ngga kasih pendapat. Pertanyaan terakhir, agen acara pernikahan buatin tiga jenis logo pernikahan kita. Menurutmu bagus yang mana?"

"Menurutku, semuanya bagus. Kita pilih apa yang kamu suka"

Yn meletakkan Ipadnya dengan asal di atas meja dan menatap Iqbaal kesal.

"Dari tadi sampai sekarang, apa kamu kasih pendapat? Kayaknya cuma aku seorang yang bakalan naik ke panggung pernikahan ini"

"Bukan gitu maksudnya, aku cuma merasa selera wanita lebih baik dalam memilih hal ini"

"Tapi ini itu pernikahan dua orang. Aku gamau memutuskannya sendiri. Kamu selalu baca dokumen setiap hari. Apa ngga bisa ngeliat aku di saat kayak gini? Kamu yang kayak ini, ini itu boleh, terserah. Kalau gitu, adain pesta pernikahan asal aja. Lagian kamu juga ngerasa hal ini ngga penting"

Yn kemudian menyerongkan tubuhnya agar tidak melihat Iqbaal lagi. Iqbaal yang melihatnya pun menaruh dokumen dan duduk di samping Yn dan merangkulnya.

"Gimana mungkin aku merasa ngga penting?"

Yn menahan senyumnya melihat perlakuan Iqbaal itu.

"Mulai dari gaun pernikahan sampai sekarang, apa kamu pernah kasih pendapat?"

"Aku beneran merasa, semuanya boleh asalkan kamu suka. Aku bersedia mengabulkan semua keinginanmu. Kalau kamu merasa ini adalah wujud ketidakpedulian, aku minta maaf"

Yn melepaskan rangkulan itu dan berbalik menatap Iqbaal.

"Awal kalimatmu terdengar baik, di akhir kalimat sikap macam apa itu?"

"Kenapa?"

"Pokoknya aku merasa kamu hanya menjawabku asal tadi. Aku juga baru bilang setelah lama menahan diri. Apa maksud ekspresimu yang kayak dirugikan ini?"

Yn kemudian membuka kamera ponselnya dan mengarahkan ke arah dirinya dan Iqbaal.

"Kamu ngapain?"

Cekrek

"Pertengkaran pertama kita setelah pacaran. Difoto buat kenang-kenangan"

Iqbaal tertawa melihat hasil foto itu.

"Kenapa ketawa? Apa aku suruh kamu ketawa? Berfoto dan marah adalah dua hal yang berbeda. Aku ngga berencana menerima permintaan maafmu hari ini. Karna udah bertengkar, kamu makan aja sendiri. Aku akan minta agen mengirim logo ke kamu buat konfirmasi setelah selesao dipilih. Aku pergi, byeee"

Iqbaal tertawa melihat sikap kekasihnya yang sangat kekanakan itu. Meskipun kekanakan, anehnya ia sangat mencintai gadis kecil itu.

Malam harinya, Iqbaal menunggu Yn di depan rumah Bastian.

"Kenapa nyuruh aku keluar? Marahku belum selesai. Kamu manggil aku keluar kayak gini, bukannya aku akan sangat malu?"

"Sini"

Iqbaal merangkul Yn dan memotretnya.

Cekrek

"Ngapain?"

Kisah Sempurna [Iqbaal x Yn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang