16

52 5 0
                                    

Keesokan harinya, Iqbaal pergi ke cafe bersama Aldy untuk menemui Kiki.

Brakk

Iqbaal menaruh sebuah berkas di atas meja.

"Lo sebenernya ngelakuin kesalahan besar apa? Jelasin sama gue" ucap Iqbaal

"Waktu pergi ke hotel apa kalian ngga bicarain baik-baik?" tanya Aldy

"Hari ini asistennya Gaby bawa berkas ini. Perjanjian perceraian dan minta lo buat tanda tangan"

"Lo pikirin baik-baik. Lo beneran mau cerai sama Gaby?"

Aldy dan Iqbaal menatap Kiki yang hanya berdiam diri menatap surat cerai itu.

"Ki, ngomong dong. Kita baru bisa cari cara buat bantuin lo"

"Cuma cerai aja"

Tak lama Yn datang dan menyapa Jeno, ia belum menyadari adanya Iqbaal disini.

"Hai, amerikano?" tanya Jeno

Iqbaal melihat Yn yang tengah mengobrol dengan karyawan Kiki itu.

"Ngga. Hari ini datang bukan buat minum kopi. Bos kalian dimana?"

Yn menoleh ke setiap sudut ruangan mencari Kiki. Namun yang ia lihat bukan hanya Kiki, melainkan juga Iqbaal dan Aldy. Ia menghela nafas dan menatap Jeno.

"Usap kepala gue. Kayak di drama romantis, cepetan" bisik Yn

Jeno yang sebenarnya bingung pun hanya bisa menuruti gadis itu. Iqbaal yang melihat itu hanya bisa diam.

Aldy yang melihatnya justru tak percaya dan menatap Iqbaal. Setelah itu Yn segera menghampiri Kiki.

"Bang Bastian dimana?" tanya Yn

"Dia lagi sibuk. Lo kenapa datang kesini?" tanya Aldy

Yn mengeluarkan sebuah kartu dan menaruhnya di depan Kiki.

"Tolong balikin ke Kak Gaby. Dia terlalu sibuk, ngga jawab telfonku. Sekalian bantu bilang, terima kasih"

"Kartu apa?" tanya Aldy

"Kartu pribadi Bar Feishun. Aku denger ada banyak cowok ganteng di sana, makanya aku kesana. Lumayan bagus, aku juga berencana buat satu kartu"

Yn menatap Kiki yang hanya diam dan tidak memiliki suasana hidup, berbeda dengan yang biasanya.

"Dia kenapa?" tanya Yn pada Aldy

"Gue saranin lo jangan buat dia kesal sekarang"

"Bang Kiki, aku gatau apa yang terjadi sama Bang Kiki, tapi di kondisi kayak gini, kamu boleh pergi ikut senam ibu-ibu di lapangan biar bisa menghibur suasana hati"

Kiki menatap Yn dan tersenyum paksa.

"Aku pergi dulu"

Yn beranjak meninggalkan mereka tanpa peduli dengan Iqbaal.

"Udah mau pergi?" tanya Jeno yang menahan Yn keluar

"Misi udah selesai"

"Gabisa lebih lama sama orang yang lo suka?"

"Pinter juga lo sadarnya"

"Lo itu terlalu keliatan. Bukannya lo tadi suruh gue usap kepala lo buat--

Yn meminta Jeno untuk diam dan tidak melanjutkan ucapannya.

"buat dia cemburu?"

"Gatau apakah kerja keras gue ada manfaatnya atau ngga"

"Kenapa? Ngga lancar?"

Kisah Sempurna [Iqbaal x Yn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang