Selamat membaca... 😍🤗
Shella
Sejak Devan membelikan gaun mahal warna putih di mall tadi, perasaan Gheisya sudah tidak enak. Namun, dia tidak mengira kalau perasaannya itu benar-benar jadi kenyataan. Buktinya, saat ini dia terjebak di sebuah gedung mewah, menemani Devan menghadiri pesta rekan bisnis papanya. Sialnya lagi, dinginya AC ruangan, di tambah gaunnya yang tidak berlengan, membuat cewek cantik itu seketika memeluk tubuhnya sendiri karena kedinginan.
“Lama banget sih, aku kayak orang aneh di sini.” Gheisya memanyunkan bibirnya sebal. Meskipun baru sekitar lima menit Devan izin ke toilet, baginya sangat begitu lama. Karena bosan, Gheisya mengedarkan pandangannya ke sekeliling, lalu berhenti pada sosok Baskara yang tengah berbincang-bincang dengan seorang pria berpakaian rapi.
Byur!
“Aaa!”
“Eh..sorry, sorry. Gue nggak sengaja.”
Gheisya sontak bangkit dari duduknya saat seorang cewek seumurannya tiba-tiba menumpahkan segala air di gaunnya. Gaunnya menjadi basah dan bernoda gara-gara minuman warna biru yang tersiram ke arahnya. “Gue bantu bersihin, ya,” cewek yang menyiram gaun milik Gheisya itu terlihat panik dan segera mengambil beberapa lembar tisu untuk membantu membersihkan gaun Gheisya.“Biar aku sendiri.” Gheisya menyambar tisu yang cewek itu pegang, Dengan merengut dia pun mengusap-usap tisu itu pada gaunnya yang basah. Dari kejauhan, Devan yang baru saja kembali dari toilet langsung membulatkan matanya saat melihat Gheisya tengah bersama calon tunangannya. Dia segera berlari menghampiri cewek itu dengan jantung berdegup kencang.
“Ghei,” panggil Devan saat jaraknya cukup dekat dengan Gheisya. “Ayo pulang,” katanya lagi. “Lho, Devan?” tanya cewek yang kini memandang bingung ke arah Devan. “Ini..siapa?” lanjutnya seraya menunjuk Gheisya. Devan malas menanggapi cewek itu, alih-alih menjawab, dia justru menarik tangan Gheisya agar mendekat ke arahnya. “Maaf, gue lama?” “Nggak papa kok kak...” jawab Gheisya dengan raut wajah sedih.
Devan hanya tersenyum tipis menanggapi itu. Tanpa cewek itu duga, Devan malah melepas jas hitam yang dia kenakan, lalu memakaikannya pada kedua bahu Gheisya yang terbuka. Semua gerak-gerik Devan tidak luput dari penglihatan cewek yang tidak sengaja menumpahkan minumannya pada Gheisya. “Van?” panggil cewek itu karena merasa di cuekin sejak tadi.
Devan menghembuskan nafas berat. “Dia cewek gue.” Lalu tanpa mengatakan sepatah kata lagi, Devan segera menarik Gheisya agar ikut keluar bersamanya. Tanpa mereka sadari, cewek bernama Shella itu menatap keduanya dengan tangan yang terkepal erat. Sesampainya di luar gedung, Gheisya mendadak menghentikan langkahnya.
Hal itu sontak membuat Devan menoleh ke arah cewek itu dengan tatapan bingung. Apalagi ketika melihat ekspresi bersalah di wajah cantik cewek itu.“Maaf kak, baju dari kakak jadi kotor,” kata cewek itu. “Nggak papa, ayo naik mobil keburu malam,” ucap Devan. Setelah mengatakan itu, dia kembali menarik tangan Gheisya untuk segera masuk ke dalam mobilnya yang sudah disiapkan di depan teras gedung.
🥀🥀🥀
Gheisya baru sampai di rumahnya saat malam hampir larut.“Makasih ya kak, udah di anterin pulang,” Gheisya membungkukkan badannya, menatap Devan dari jendela mobil. “Iya, sama-sama. Gue juga makasih buat hari ini,” ujarnya sambil tersenyum. Gheisya merasakan gejolak aneh di dalam dadanya melihat senyum itu.
“Hati-hati di jalan.” Gheisya melambaikan tangan kepada Devan. Kemudian mobil Devan menjauh dari rumahnya tanpa sadar, Gheisya tersenyum melihat mobil yang makin menghilang itu. “Gheisya udah pulang,?” Gheisya menolehkan kepalanya ke arah suara yang memanggilnya. “Eh, Ibuk,” sapa Gheisya seraya menyalami tangan ibunya.
“Ya udah, ayo masuk,” ajak ibunya. “Kamu suka ya, sama Devan?” tanya Ratih tiba-tiba, saat mereka sudah berada di dalam rumah. “Nggak Bu, lagian kak Devano itu temen Gheisya,” jawab Gheisya seraya menutup pintu rumahnya. Dia berusaha berbicara senormal mungkin, menutupi detak jantung yang kencang dalam dadanya.
“Ayah mana Bu?” tanya Gheisya mengalihkan pembicaraan. “Ayah udah tidur, capek katanya,” jawab ibunya. “Kamu bilang cuma teman kan, sama Devan? Syukurlah kalau begitu.”. “Kenapa, Bu?” tanya Gheisya menatap ibunya. Ratih mengusap tangan Gheisya. “Karena dunia kita sama dunia Devan berbeda, Gheisya. Kamu tahu itu, kan, sayang?” Gheisya seketika diam lalu menatap ibunya dengan tersenyum.
“Ibuk jangan hawatir. Gheisya tahu kok,” ujar Gheisya jujur. Ibunya pun tersenyum. “Ya udah, tidur sana, udah malam.” Gheisya menganggukkan kepala, lalu beranjak dari tempatnya menuju kamar. Dalam pikirannya, terngiang perkataan ibunya tadi. Dunianya dengan dunia Devan sangat berbeda. “Kenapa aku mikirin ini?” Gheisya menggelengkan kepalanya pelan. Tidak seharusnya dia berpikiran mengenai hal ini.
Setelah berganti pakaian dia merebahkan tubuhnya di kasur, Gheisya menghela nafas berat. Dia berusaha mengalihkan pikirannya dengan berselancar di media sosial. Gheisya membuka Instagram, foto yang kali pertama dia lihat ternyata adalah postingan Devan. Gheisya tersenyum melihat foto Devan dengan latar belakang kamarnya dan tanpa sadar dia memberi likee pada postingan Devan. “Dia jelas beda sama aku, koyo bumi karo langit bedo adoh,” gumam Gheisya pelan. Lalu meletakkan ponselnya dan memejamkan matanya dengan berbagai pikiran di kepalanya.
🥀🥀🥀
Devan baru saja tiba di rumah setelah selesai mengantarkan Gheisya pulang. “Devan, dari mana saja kamu?” tanya seseorang dengan suara yang begitu familiar di telinganya. Devan pun menoleh ke sumber suara,“Mama? Mama pulang?” ucap Devan terkejut saat melihat Sarah di ambang pintu rumahnya.“Iya..kata papa kamu kangen sama mama, jadi mama pulang!” jawab mamanya dengan tersenyum tipis.
“Tapi mama kok nggak bilang?” tanyanya lagi sembari memeluk mamanya itu.“Emang sengaja bikin kejutan buat kamu sama Chelsea!” jawab Sarah dengan membalas pelukan anaknya itu. “Devan,” sapa orang di belakang mamanya. Sarah pun mengurai pelukannya. “Devan. Shella udah nungguin kamu dari tadi di sini. Sebaiknya kalian ngobrol berdua. Mama mau istirahat dulu capek,” Sarah pamit kepada Shella dan masuk ke dalam.
“Cewek tadi siapa?” tanya Shella. “Gue udah bilang dia cewek gue,” jawab Devan seraya beranjak dari tempatnya. Dengan cepat, Shella memegang tangan Devan. Cowok itu menatap tangannya, lalu beralih menatap Shella. “Lepasin tangan lo,” titah Devan. Shella tersenyum tipis. “Tapi lo harus terbiasa, kan gue ini calon istri lo,” ujar Shella. Devan menghempaskan tangan Shella.
“Gue nggak tertarik sama lo.”
“Kalau gitu gue akan bikin lo tertarik sama gue.”
“Kenapa? Ada cewek yang lo suka?”
“Ada, dan itu jelas bukan lo,” Devan berucap seraya meninggalkan Shella.
“Gue nggak peduli, lo harus jadi milik gue,” ucap Shella dengan yakin.***
Devan merebahkan tubuhnya di atas ranjang setelah membersihkan badan. Dia beralih menatap ponselnya di meja lalu mengambilnya lalu bersandar di sandaran ranjang, ada notifikasi di ponselnya lalu dia membuka aplikasi Instagram.Tanpa sadar dia tersenyum melihat ada akun seseorang yang memberi like pada postingannya, itu adalah Gheisya. Dia lalu mematikan ponselnya dan meletakkannya kembali di meja.
Lalu merebahkan kembali tubuhnya dan mulai memejamkan matanya.🥀🥀🥀
Terimakasih telah membaca... 🙂🙏🏻

KAMU SEDANG MEMBACA
BEATARISA
Novela JuvenilKisah seorang mahasiswi bernama Gheisya yang berasal dari keluarga sederhana. Yang masuk ke Universitas ternama menggunakan beasiswa yang ia miliki, lalu ia bertemu dengan HEROES, gang yang terkenal di Universitas barunya. Hingga suatu saat ketua g...