Part 14 Pernyataan

9 4 0
                                    

New update... 🤗

Happy reading... 😁

Pernyataan

Ruangan luas yang seharusnya di tempati belasan orang, kini hanya di tempati oleh lima orang saja. Tidak ada percakapan di sana, hanya terdengar dentingan sendok dan garpu. Sudah sekitar sepuluh menit lamanya Gheisya harus bertahan dengan suasana tegang yang kian menggerogoti hatinya.

Apa lagi saat melihat orang tua Devan, bayangan mama Devan yang menghina habis-habisan dia dan kedua orang tuanya kembali terlintas. Gheisya berusaha melupakan sakit hatinya, tapi tetap saja omongan mama Devan sangat menyakitkan. Sungguh, Gheisya tidak pernah mengira akan berada pada posisi seperti ini.

Tapi ini adalah undangan makan malam dari Papa Devan tidak mungkin dia bisa menolaknya. Apa lagi cowok itu mengatakan bahwa dia adalah pacarnya, Gheisya hanya bisa pasrah mengikuti perintah Devan.
“Pacaran berapa lama?” Baskara membuka suara. Kali ini, raut wajahnya terlihat lebih tenang dari pada tadi.

“Hampir satu bulan,” balas Devan. Suaranya terdengar tenang. “Devan! Kamu kok bisa kenal sama cewek ini?” kali ini Mamanya yang bertanya. “Emm..dia temannya Chelsea Ma, makannya Devan kenal, terus deket sama Gheisya,” jawab Devan seraya menatap Gheisya dengan tersenyum tipis. “Iya Ma, Gheisya ini teman satu jurusan Chelsea.” timpal Chelsea meyakinkan. “Oh, jadi gitu,” jawab Sarah dengan menatap Gheisya mengintrogasi.

Devan pun segera meletakkan peralatan makannya di piring dengan posisi dibalik, dia menyudahi makannya. Baru setelahnya dia melirik Gheisya yang duduk di sebelahnya. “Kamu tahu Papa kehilangan kesempatan besar untuk bekerjasama dengan perusahaan Pak Guntur. Kamu bisa jamin bakalan mengganti itu suatu saat nanti?” Baskara mengerutkan keningnya.

Tanpa ragu Devan pun mengangguk. “Iya, saya janji,” ucapnya mantap. “Oke, Papa pegang ucapan kamu Devan.” Baskara menghembuskan nafas berat. Dia mengambil gelas berisi air putih, lalu menenggaknya hingga menyisakan setengah saja. “Oke Devan, Mama sama Papa terima,” putus Sarah, yang membuat Devan menghembuskan nafas lega dan Gheisya yang langsung mengangkat pandangannya.

Saat Devan berbisik dengan Gheisya, saat itu juga Sarah memberi kode kepada suaminya. Baskara mulai mengetikkan pesan pada anak buahnya.
    Gheisya Margareta, kamu cari tahu dan awasi gerak-gerik mereka.

🥀🥀🥀

Rafael:
Makan siang bareng di SF, aku tunggu! nggak boleh nolak.

Chezza tersenyum saat membaca pesan masuk dari Rafael. Beberapa Minggu belakangan, hubungan mereka semakin dekat. Apa lagi saat Rafael rela di skorsing karena telah memukuli mantannya beberapa Minggu lalu. “Ciee.. mesam-mesem sendiri, lagi jatuh cinta ya?” ujar Gheisya yang tiba-tiba muncul. Chezza yang baru sadar kalau dia sedang tersenyum, langsung mengubah ekspresinya.

“Siapa? Aku?” tanya Chezza, Gheisya menganggukkan kepalanya dengan senyuman jahil. “Nggaklah ngaco, jatuh cinta sama siapa?” jawab Chezza dengan memalingkan wajahnya dari Gheisya. “Kak Rafael.”
“Gheisya, aku sama kak Rafael cuma teman! Nggak lebih dari itu,” jelas Chezza. Gheisya tersenyum, sedangkan Chezza diam-diam memikirkan ucapan Gheisya.

Dia menggelengkan kepalanya, mana mungkin dia suka Rafael. Nyaman. Iya Chezza hanya merasa nyaman ada di dekatnya.
***
Rafael melihat jam di tangannya, masih ada beberapa menit lagi sebelum kelasnya mulai. Dia sudah menunggu cewek itu di Super Food Star light.

“Kak, udah lama nunggunya?” tanya Chezza seraya duduk di hadapan Rafael. “Nggak kok,” ujar Rafael seraya tersenyum tipis. “Kakak belum pesen ya? Mau pesen apa kak? tanya Chezza. “Nggak usah, aku aja yang pesenin” Rafael berdiri dari kursinya, Chezza menganggukkan kepalanya. Tak lama, Rafael datang membawa nampan berisi dua mangkok bakso dan dua botol air mineral. “Sorry lama, antriannya agak panjang tadi,” ucap Rafael sambil meletakkan semangkok bakso dan sebotol air di depan Chezza.

BEATARISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang