Happy reading.. ✍️
New part..😍
Bantu vote kakak... 🤗🙏🏻
Penjaga Hati
Seminggu pun berlalu. Dan selama itu pula Gheisya tidak bertemu lagi dengan kakak tingkat yang banyak menciptakan momen dengannya saat OSPEK Minggu lalu. Ya, hanya sekedar maba dan kakak tingkat, setelah acara selesai semuanya kembali seperti semula. Siang ini, Gheisya sedang berada di perpustakaan di sudut ruangan sana, ia melihat laki-laki yang duduk bersama sebuah buku tebal yang terbuka di hadapannya.
Gheisya mematri langkahnya untuk menghampiri orang yang tengah duduk tersebut. Fabio. "Hai, kak." Sapa Gheisya. Mendengar suara yang tidak familier di telinganya, Fabio pun menoleh. Dia kaget dengan kehadiran Gheisya yang tiba-tiba sudah di sampingnya. "Kamu...temennya Chelsea kemarin ya?" tanya Fabio dengan mengingat-ingat. "Iya kak, kenalin namaku Gheisya Margareta maba jurusan Bisnis" ucap Gheisya panjang lebar, lalu ia menarik satu kursi di sebelah Fabio, kemudian mendudukinya.
"Kamu pasti udah kenal aku kan? Fabio Anggara" balas Fabio, lalu kembali memusatkan perhatiannya ke arah buku yang tengah dibaca. Gheisya mengangguk-anggukkan kepala. Dia mendadak kehilangan topik pembicaraan, suasana yang begitu sunyi menciptakan ketegangan diantaranya dan Fabio. "Kenapa ada yang mau ditanyain?" tanya Fabio dengan memerhatikan Gheisya. "Hmm.. akhir-akhir ini aku gak liat kak Devano, kemana?" tanya Gheisya dengan berhati-hati.
"Oh..Devan.. dia ikut lomba Bridge lawan kampus lain, dia juga jarang masuk sih.." jawab Fabio. "Oh gitu.. cuma tanya doang kok kak hehe ..!" ucap Gheisya dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kalau gitu duluan ya Ghei, aku ada kelas," lanjut laki-laki itu. Dengan menenteng buku yang dipinjamnya, Fabio pun beranjak dari duduknya. Gheisya hanya menatap kepergiannya.🥀🥀🥀
"Ayaah...ibukk.. Gheisya pulang," ucap Gheisya seraya memasuki rumah sederhananya itu. "Ibu di dapur Nduk," sahut ibunya. Gheisya segera menuju dapur. "Buk, tadi pulang kampus aku beli martabak, enak banget!" ucap Gheisya seraya menyalami tangan Ratih, lalu memberikan martabak yang ia bawa. "Enaknya kayak apa sih biar ibu cobak!" tanya Ratih sambil mencoba martabaknya. "Gimana buk enak kan" tanya Gheisya. "Iyaa..enak, manis kamu beli dimana?" tanya ibunya lagi. "Di perempatan deket kampus." jawab Gheisya.
"Oh ya, Ayah belum pulang Bu?" tanya Gheisya. "Ayah kamu masih di kantor," jawab Ratih. Gheisya hanya bergumam. Gheisya beranjak ke kamarnya dia ingin membersihkan diri sebelum membantu ibunya menyiapkan makan malam. Setelah itu dia harus bersiap-siap berangkat ke cafe. Gheisya sedang menata piring di atas meja lalu mendengan Ayah memberi salam lalu memasuki rumah.
"Wahh..wangi banget masakan ibuk baunya sampai depan rumah lho!" seru Bayu lalu mencomot tempe goreng di meja. "Tangan Ayah kotor,! cuci tangan dulu sana." ucap Ratih dengan menepuk tangan Bayu pelan. Gheisya hanya tertawa. Ponsel Gheisya tiba-tiba berbunyi. Gheisya langsung melihatnya, ada pesan dari Bagas-bosnya.
Pak Bagas:
Ghei, kamu berangkat ke kedai sekarang ya, kedai lagi rame nih!
Gheisya:
Iya pak, lagi siap-siap
"Siapa Ghei?" tanya Ratih. "Buk, Yah, Gheisya gak jadi makan di rumah, di suruh ke kedai sekarang lagi rame katanya," ucap Gheisya. "Ya udah kalau gitu, buruan siap-siap," ucap ibunya. "Nanti jangan lupa makan," tambah ayahnya. "Oke..!" jawab Gheisya, lalu bergegas ke kamarnya untuk bersiap-siap. Lalu menaiki motornya dan berangkat ke tempat kerjanya.
Lima belas menit kemudian, ia sampai di kedai, Gheisya segera mengenakan apronnya dan bergabung dengan rekan kerjanya. Dengan sigap, Gheisya langsung menjalankan pekerjaannya. "Bener kayak kerja rodi ya tadi, untuk kamu cepet dateng!" ucap Chezza kepada Gheisya. Saat kedai sudah agak sepi. "Masih lama ya, tutupnya?" tanya Chezza lalu mengambil dua botol minum di lemari pendingin. "Nih, minum," ucap Chezza dengan memberikan sebotol minuman dingin kepada Gheisya."Tiga jam lagi, kok," jawab Gheisya lalu menerima minuman dari Chezza. Kemudian Gheisya meletakkan air minumnya yang sudah hampir habis dan merenggangkan badanya. Chezza melihat sebuah notifikasi dari ponselnya, pesan dari pak Bagas. "Ghei, kamu disuruh gantiin penyanyi kedai, orangnya gak bisa hadir," Chezza memberi tahu pesan dari pak Bagas. "Hah, sekarang?" tanya Gheisya. "Ya sekarang lah Ghei," jawab Chezza. Gheisya berdecak pelan, ia segera melepas apron yang sedang dia pakai kemudian melangkahkan kakinya ke panggung kecil cafe, diiringi siulan teman-temannya.
"Halo, selamat malam semuanya," sapa Gheisya kepada para pengunjung cafe dengan microfont di tangannya. "Malam.." sapa para pengunjung ramai. "Malam ini aku Gheisya yang akan menemani kalian nyanyi di sini, tapi kayaknya aku butuh temen nyanyi deh ada yang mau ikutan nyanyi di sini?" tanya Gheisya. Tak lama kemudian ada seorang pengunjung yang mengangkat tangan lalu berdiri dari kursinya. Para pengunjung langsung bertepuk tangan riuh, sepertinya beberapa orang mengenalinya. Gara.
Gheisya terkejut melihat Gara, dia tidak menyadari kehadiran Gara dan Rafael di sana. Gara lalu menuju ke arah panggung. "Selamat malam semuanya, gue Gara," pengunjung bertepuk tangan riuh dan sorakan heboh. "Malam ini gue mau menenin Gheisya nyanyi ..nyanyi apa?" Gara menatap Gheisya yang masih terdiam. "Eh..eem..'Penjaga Hati'-nya Basalamah," jawab Gheisya pelan. "Oke, jadi lagu malam ini 'Penjaga Hati' dari Basalamah," lanjut Gara yang langsung di sambut sorak penonton.
"Mau sambil pakai gitar?" tanya Gara kepada Geisha. Gheisya mengangguk, kemudian Gara mengambil gitar dari kursi di belakang mereka dan duduk di sana. Geisha pun ikut duduk di kursi samping Gara. Gara mulai memainkan gitar di tangannya dan Geisha menyusul dengan suara indahnya. Saat Gheisya melihat senyum Gara, Gheisya seolah terhipnotis dengan senyum manis cowok berhidung mancung di sampingnya. Setelah lagu selesai semua orang langsung bertepuk tangan dengan meriah.
🥀🥀🥀
"Meskipun Papa sudah membebaskan kamu untuk melakukan apapun di kampus, bukan berarti kamu bisa seenaknya sendiri, Devan. Papa tau kalo kamu itu sering bully mahasiswa lain kan,? kamu juga nggak hadir meeting tadi, dan kamu sering bolos kuliah." "Apa ini yang disebut anak patuh.?" Saat Devano mengangkat kepala, dia bisa melihat pria gagah yang terlihat awet muda di usia yang menginjak kepala lima itu tengah menatapnya tajam, seperti hendak menerkamnya.
"Maaf Saya mengaku salah, Papa." Devan berujar dengan kepala tertunduk dalam. "Kalau masih tidak ada perubahan, Papa tidak akan segan untuk mencabut semua fasilitas yang Papa berikan ke kamu, Devan." Baskara berujar dengan penuh penekanan. Masih terus menunduk, Devan pun menjawab lantang, "Siap, Papa!" Baskara menganggukkan kepalanya. "Bagus." Dia menggulum senyum simpul. "Terima hukuman kamu malam ini."
Devan tahu, sedikit pun tidak pernah ada belas kasihan di hati Papanya. Malam ini, dia akan berdiri dengan satu kaki semalaman tanpa istirahat, makan apalagi tidur begitulah cara Papanya menghukum dirinya sejak kecil. Papanya berlalu pergi, meninggalkan dirinya bersama dua bodyguard yang mengawasinya. "KAK..!" Dari gerbang depan sana, Chelsea berlari ke arahnya dengan senyum merekah lebar di wajahnya. Tubuhnya yang masih mengenakan jaket menandakan bahwa saat ini dia juga baru saja pulang.
"KASIHAN BANGET KENA HUKUM YAA..!?" ledek Chelsea dengan nafas tak beraturan setelah sampai di hadapan sang kakak. Devan mendengus pelan. Bebannya bertambah lagi, belum dengan dua bodyguard menyebalkan yang selalu mengawasinya, dia kembali diberi ujian dengan kehadiran Chelsea yang sama menyebalkannya dengan bodyguardnya itu.
"Gue habis malmingan sama kak Bio. Jadi pulang telat deh hehe.." beritahu Chelsea dengan menormalkan nafasnya.Devan membuang pandangannya ke depan. Masih pada posisi yang sama, ia berucap, "Gue nggak tanya lo dari mana,! masuk sana, lagian Papa nggak akan marahin lo." "Hii.. nyebelin banget sih lo kak..!" Geram Chelsea dengan sewot. Lalu dia pun melangkah menuju pintu rumah yang terbuka lebar.
🥀🥀🥀
Gimana episode di part 4 ini bagus nggak? 😍😓
Kasih kritik dan saran yaa.. 😁🤔🙏🏻
Terimakasih..🙏🏻

KAMU SEDANG MEMBACA
BEATARISA
Teen FictionKisah seorang mahasiswi bernama Gheisya yang berasal dari keluarga sederhana. Yang masuk ke Universitas ternama menggunakan beasiswa yang ia miliki, lalu ia bertemu dengan HEROES, gang yang terkenal di Universitas barunya. Hingga suatu saat ketua g...