Happy reading...
New update..
Pelipur Lara
“Kemarin kamu tidak ke kantor, Devan?”
Walau masih sibuk pada layar laptop yang menyala di hadapannya Devan menjawab pertanyaan dari Papanya dengan santai, “Iya.” Baskara mengangguk-angguk. Saat ini, dia tengah berada di kamar sang anak sulungnya untuk memeriksa pekerjaan yang dia berikan tadi. Meskipun waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, dia tidak menyuruh anaknya itu untuk menyudahi kegiatannya.
“Kamu kalau bekerja yang serius Devan, jangan sampai kamu melakukan kesalahan,” ucap Baskara, masih pada posisinya yang duduk tepat di depan meja belajar Devan. “Papa kalau mau bahas tentang kesalahan saya kemarin, bahas aja Pa. Saya akui saya memang salah.” Balas Devan, tanpa menatap ke arah Baskara. “Bagus, kalau kamu sadar dan mengakui kesalahan kamu Devan. Kamu ini putra satu-satunya papa, siapa lagi kalau bukan kamu yang bakalan meneruskan bisnis Papa?” Baskara memijat pangkal hidungnya.
Devan meletakkan lembaran kertas yang dia pegang, kemudian menatap Baskara dengan tajam. “Papa lupa kalau masih punya anak satu lagi?” sanggah Devan. “Chelsea? Adik kamu itu nggak akan mau.” Baskara menggretakkan giginya untuk menahan kekesalan karena Devan selalu bisa menjawab di setiap perdebatannya. “Apa karena Chelsea perempuan jadi Papa nggak pernah nuntut dia?”
“Papa selalu adil sama kalian!” sergah Baskara mulai terpancing emosi. “Adil?” Devan tertawa hambar. “Bukannya Papa selalu membeda-bedakan kami.”
“Deva—”
“Papa selalu sibuk dengan pekerjaan sampai lupa kalau Papa punya anak perempuan,” potong Devan. “Dia juga butuh perhatian dan bimbingan dari Papanya. Apa Papa masih cocok di sebut dengan Papa yang adil?”Baskara berdiri dengan wajah memerah, Devan benar-benar membuatnya emosi saat ini. “ JAGA BICARA KAMU, DEVAN! JANGAN BERANI-BERANINYA KAMU BERKATA SEPERTI ITU KEPADA PAPA! KALAU KAMU TIDAK MAU MENGIKUTI PERINTAH PAPA, KAMU IKUT MAMA KAMU SANA KEMBALI KE JAKARTA!”
Devan meraup wajahnya kasar. “Apa seorang anak tidak boleh protes kalau orang tuanya keliru?”Bugh!
Satu pukulan telak kini Devan terima di bagian pipi kirinya. Rasa nyeri sontak menjalar di wajahnya, sejak dulu jika dia berani membantah, papanya tidak segan memberinya pelajaran berupa kekerasan fisik. Devan pun mengambil kunci mobilnya, lalu tanpa menoleh dan berkata apa pun lagi, dia segera melenggang pergi dari sana.
Sementara itu, di balik pintu kamarnya sendiri, Chelsea terdiam dengan memeluk dirinya sendiri. Tubuhnya selalu gemetar kala mendengar perdebatan Papa dan kakaknya. Semenjak dia dan Devan mulai beranjak dewasa tidak pernah ada kehangatan yang tercipta di rumahnya itu.
🥀🥀🥀
Di bawah sinar bulan, gelapnya langit malam, dan angin yang berhembus kencang. Devan duduk di sebuah kursi di pinggir jalan, perasaannya masih kesal, pikirannya pun kalang kabut. Devan tidak mengerti kenapa saat berbicara dengan Papanya akan berakhir dengan perdebatan.
“Selamat malam, Pak Devan. Saya dari catering ibu Ratih membawakan kue untuk Bapak.”Suara familiar itu berhasil membuyarkan lamunan Devan. Tepat saat itu juga dia menoleh ke samping, dia terkejut melihat kehadiran Gheisya di sana. Penampilan cewek itu memang benar-benar seperti pengantar catering yang biasanya dia lihat di film-film dengan membawa sebungkus kue di tangannya. Seakan bisa membaca kekagetan Devan, Gheisya kembali melanjutkan kalimatnya.
“Saya baru aja selesai mengantar pesanan, terus lihat Mas Devan di sini jadi sekalian aja saya kasih di sini,” lanjut Gheisya. Dia menunjuk ke arah mobil catering yang terletak di seberang jalan. Devan menahan senyum, ternyata masih ada orang-orang yang perhatian dengannya. “Silahkan di coba Mas. Ini buatan saya sendiri lo spesial buat Mas Devan.” Devan terkekeh ringan. Kali ini, dia benar-benar tidak bisa menahannya. Emosinya tadi seolah menghilang begitu saja dari pikirannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BEATARISA
Teen FictionKisah seorang mahasiswi bernama Gheisya yang berasal dari keluarga sederhana. Yang masuk ke Universitas ternama menggunakan beasiswa yang ia miliki, lalu ia bertemu dengan HEROES, gang yang terkenal di Universitas barunya. Hingga suatu saat ketua g...