Part 13 Kolam Ikan

9 4 0
                                    

Happy reading.. >_<

Kolam Ikan

Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Gheisya segera menyelesaikan shift malamnya. Hari ini dia tidak pulang ke rumah tetapi ke rumah Bude Ratna, saudara ibunya. Dia keluar cafe untuk menuju parkiran, sesampainya di sana dia segera mengemudikan motornya meninggalkan parkiran cafe, udara malam ini begitu menusuk kulitnya. Tak jauh dari cafe tempatnya bekerja dia menghentikan motornya di tepi jalan dekat sebuah toko kue.

Gheisya membeli beberapa potong kue di sana lalu membayar pesanannya. Kemudian kembali melanjutkan perjalanannya menuju ke arah rumah Budenya, tidak sampai setengah jam dia pun sampai di sebuah rumah besar di kompleks elit. Gheisya beranjak masuk ke rumah Bude Ratna.

Tok tok tok..

Pintu rumah pun terbuka. “Gheisya, wis teko ayo masok bude wis suwi ngenteni,” ucap Budenya lalu memeluk dan mencium kedua pipinya, Budenya itu memang ke jawa-jawa an. “Hehe..sepurane nggeh Bude.”
“Iyo, Bude dewean ndek omah Pakdemu dinas neng luar kota,” ucap Ratna membawa Gheisya masuk dan menutup pintu. “ Mas Iqbal kemana Bude? Oh, iya Gheisya bawa kue buat Bude,” tanya Gheisya dengan menyodorkan kantong kue yang dia bawa.

“Kamu ini kebiasaan makasih ya Ghei, lain kali nggak usah repot-repot bawa makanan gini. Kalau gitu ayo kamu makan dulu nggak boleh nolak,” pinta Ratna. “Mas kamu keluar sama pacarnya,” tambah Budenya. “Oh, Bude masak apa sekarang?” tanya Gheisya lagi dengan berjalan menuju meja makan. “Emm..masak ayam bakar kecap kesukaan kamu sama Iqbal” jawab Ratna.

Sejak menikah, kondisi ekonomi Bude Ratna sangat baik. Hidupnya berbanding terbalik dengan adiknya, ibu Gheisya. Meski demikian, Budenya sama sekali tidak menunjukkan kesombongan kepada keluarga Gheisya malahan Budenya sering membantu keluarganya. “Ayo, ma'em!” ucap Ratna dengan menuangkan air minumnya. “Makasih ya Bude. Setiap ke sini mesti Gheisya ngerepoti Bude,” ujar Gheisya.

“Ih, Gheisya kamu itu Bude anggep anak sendiri, jadi nggak usah sungkan kayak gitu ke Bude.” Ratna tersenyum sambil mengelus kepala Gheisya. Cewek itu tersenyum dan segera memakan makanannya. “Masakan Bude selalu enak!” ujar Gheisya dengan mengacungkan jempolnya. “Ya iya lah..! Ibuk siapa dulu, Ibuk Iqbal,” ucap seseorang yang sedang berjalan menuju ke arah mereka. Iqbal. “Mas Iqbal udah pulang,” ucap Gheisya seraya menyalami tangan kakaknya itu.

Iqbal pun ikut bergabung dengan mereka berdua. Gheisya segera melanjutkan makannya sambil berbincang dengan Iqbal dan budenya, setiap berbincang dengan mereka selalu sampai lupa waktu hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Mereka pun memutuskan untuk tidur.

Gheisya menatap kamar yang saat ini ditempatinya. Kamar yang sangat berbeda dengan miliknya di rumah, tapi dia tidak pernah mengeluhkan keadaan. Dia selalu bersyukur atas apa yang dimilikinya sekarang, setelah membersihkan badan dan bergantian pakaian Gheisya merasa lebih segar dan kantuknya hilang. Dia pun memilih untuk duduk di balkon kamarnya untuk menatap bintang-bintang yang menyita perhatiannya.

Gheisya mengedarkan pandangannya, menatap beberapa rumah yang berjejer dengan rumah Ratna. Saat pandangannya berhenti di balkon yang berdampingan dengan rumah Budenya, Gheisya terkejut karena mendapati seseorang yang duduk di sana. Sosok yang familier itu mengenakan kaos oblong warna putih dengan membawa gitar di tangannya. “Itu kak Devan, nggak mungkin aku salah lihat,” ucap Gheisya bermonolog. Gheisya mengambil ponselnya dan menghubungi Devan.

Sementara itu, Devan yang bermain gitar, menghentikan kegiatannya karena mendengar dering telepon masuk, nama Gheisya tertera di sana. “Ngapain telepon tumben, kangen ya?” tanya Devan tanpa basa-basi. “Kangen..kangen.. nggak lah!” sahut Gheisya ketus dari seberang sana. “Terus apa?” tanya Devan. “Kak Devan di balkon ya, bawa gitar kan?” tanya Gheisya balik yang membuat Devan bingung. Cowok itu langsung celingak-celinguk, mengedarkan pandangannya. Dan menemukan gadis yang sedang melambaikan tangan kepadanya.

BEATARISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang