(3) CAYADAKI??

331 38 3
                                    

...

CUP

       Mata Lulu terbelalak sempurna kala kecupan kilat itu mendarat tanpa permisi di bibir kecilnya. Lulu terkesiap, refleks memejamkan matanya, berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Jantungnya berdegup kencang, bingung antara kaget dan tak percaya. Ketika akhirnya ia membuka mata, pandangannya langsung bertemu dengan siswa di atasnya yang tampak sama terkejut. Keduanya terdiam dalam posisi canggung itu, terpaku sejenak oleh kejadian yang tak terduga.

           "ekhemmm." Suasana hening itu akhirnya pecah oleh suara deheman dari Indah yang berdiri tak jauh dari mereka, menyadarkan keduanya dari keterpakuan. Dengan wajah memerah, Lulu dan siswa itu segera bangkit.

         "eeh anu, s-sorry kak." gugup siswa tersebut tanpa berani menatap mata Lulu.

       "aa yya g-gapapa, balik gih ke kelas, jangan bolos." jawab Lulu terbata kemudian menarik lengan Indah meninggalkan siswa tersebut.

       Ya, kalian benar, siswa laki-laki itu adalah Rasha. Ia terus memandangi punggung kedua gadis tadi yang terus menjauh dari pandangannya dengan tangan yang terus memegang bibirnya, senyum kecil juga turut muncul di sudut bibirnya itu. "ya, aku ga akan bolos kak." gumamnya mengingat pesan gadis tadi sebelum pergi meninggalkannya.

      Langkah Lulu semakin cepat menuju aula sekolah, ia benar-benar menahan malu sekarang. Ingin rasanya ia menghilang dari bumi ini dan melupakan kejadian yang baru saja terjadi. Melihat Lulu yang sangat salah tingkah membuat Indah terkekeh, tak pernah ia melihat sahabat dari kecilnya itu sepanik ini.

     "Santai aja Lu, kaya sama siapa deh lo. Jadi ternyata selera Lo tuh brondong gitu yaa." ledek Indah sembari menyenggol bahu Lulu.

    "Ndah, stop it. Please jangan di inget yaa, apalagi sampe Lo cerita ke anak-anak, bisa mati gw di ceng-cengin sama mereka." ucap Lulu frustasi.

     "HAHAH iyaa iyaaa. Bakal gw keep sendiri ini, sans okey." jawab Indah dengan menepuk pundak Lulu memastikan bahwa dia akan menjaga rahasia ini. "Dah, mending Lo fokus buat pemaparan materi nanti, Lo harus tampil paripurna karena Lo membawa nama kampus kita. Fighting!!" lanjut Indah tersenyum sembari memberikan gestur tangan mengepal seolah menyalurkan semangat kepada sahabatnya itu.

     Lulu tersenyum dan mengangguk mantap, ia merasa sangat beruntung karena memiliki sahabat seperti Indah yang selalu setia di sampingnya serta mendukung setiap langkahnya sedari kecil.

       Sesampainya di aula, Lulu tertegun melihat betapa banyaknya siswa yang hadir. Beberapa diantara mereka terlihat antusias dan bersemangat mengikuti acara ini. Sembari menunggu gilirannya untuk maju, Lulu duduk di bangku, tangannya sedikit gemetar. Untuk menghilangkan kegugupannya, Lulu terus merapalkan doa dalam hati, berharap ketenangan dan kepercayaan diri akan menyelimuti dirinya saat tiba waktunya berbicara di depan semua orang.

      "Lu, yok siap-siap, sebentar lagi Lo maju." ucap Indah dengan memberikan senyuman hangatnya. Lulu menolehkan wajahnya, "yok, semangat." lanjut Indah sembari mempersilahkan Lulu menaiki stage aula itu, diikuti oleh Indah yang bertugas sebagai moderator.

        Lulu menjelaskan materi dan melaksanakan sesi pengenalan kampus dengan baik, setiap kata keluar dari mulutnya dengan jelas dan terstruktur. Banyak siswa yang terlihat sangat tertarik dengan apa yang Lulu sampaikan, hal ini terlihat dari perhatian penuh yang mereka berikan. Pandangan mereka terpaku pada Lulu, menyimak setiap penjelasan dengan antusias.

          Setelah menyelesaikan presentasinya dengan apik, Lulu tersenyum dan menatap auidens dengan penuh rasa percaya diri. "Apakah ada yang ingin bertanya?" tanyanya, suaranya tetap tenang dan ramah, membuka kesempatan bagi siswa-siswi untuk berinteraksi dan berdiskusi lebih lanjut tentang materi yang baru saja ia paparkan. Ia mengedarkan pandangannya menyapu Aula, hingga suara seorang siswa mengalihkan atensinya.

      "kak?!" serunya sembari mengangkat tangan kanannya.

        "ya, kamu, silahkan maju." ucap Lulu mempersilahkan siswa tersebut untuk maju dan memberikan microphone agar suaranya dapat di dengar dengan jelas oleh teman-temannya yang lain.

     "baik, siapa namanya?" lanjutnya, karena siswa di depannya ini menutup nametag di seragamnya menggunakan plaster.

   "nama? nama saya cayadaki kak." jawab siswa itu dengan lantang dan percaya diri.

  Lulu mengernyitkan dahinya, "cayadaki?" ulangnya seraya memastikan nama siswa itu.

    "yeaaa benulss, calon ayah dari anak-anak kita." Setelah mendapatkan jawaban seperti itu, suasana di aula seketika berubah menjadi riuh. Sorakan dan godaan terus di lemparkan oleh siswa yang lain. "he, becanda kak, yang serius kan cintaku padamu." sambungnya dan masih terus mendapatkan sorakan dari teman-temannya.

    Mendapatkan sorakan yang sangat ramai siswa laki-laki tersebut lantas mengangkat tangannya menginterupsi teman-temannya agar mereka semua diam. Setelah dirasa suasana sudah kondusif Lulu kembali menanyakan nama dari Siswa di depannya ini. "jadi, nama kamu siapa?"

    "Saya Rasha Abhiseva Wardhana kak, tapi buat kakak cukup panggil sayang aja." ya, Siswa tengil yang berada di hadapan Lulu sekarang adalah Rasha, seseorang yang baru saja mengambil first kissnya walaupun hanya sekilas.

    "ciee cieee.."
    "kiw kiwww..."
     "uhuyyy, Gas Rashaa gasss..."
     "tareekkk Rashaaa..."

     Gelak tawa dan godaan tak henti-hentinya ditujukan kepada Rasha dan Lulu, membuat kegaduhan yang semakin memanas. Lulu, yang sebenarnya merasa sedikit malas dengan situasi ini, berusaha keras menahan perasaannya. Ia tahu, sebagai seorang profesional, ia harus tetap tenang dan tidak menunjukkan ketidaknyamanannya. Dengan senyum tipis dan gerak tubuh yang penuh kendali, Lulu mengisyaratkan kepada seluruh siswa untuk segera tenang. Ia meminta mereka untuk tidak mengulangi keributan yang baru saja terjadi.

    "oke, Rasha. Setelah pemaparan materi tadi, apa yg ingin kamu pertanyakan?" tanya Lulu setelah suasana kembali kondusif.

     "Gada si kak, semua materi yang kakak sampaikan langsung nyantol di otak dan hati saya tentunya. Saya ke depan cuman mau kenal lebih dalam aja sama kakak." Lulu menatap jengah pada siswa yang ada di depannya, merasa tak habis pikir dengan sikap laki-laki yang lebih muda darinya itu. Matanya menyipit, mencoba mencari pemahaman di balik tindakan yang begitu tak terduga. Siswa itu tampak santai, seolah tak menyadari atau tak peduli dengan dampak dari perilakunya.

      Lulu merasa kesabarannya diuji, namun ia tetap berusaha mempertahankan ketenangannya. Di dalam hatinya, ia bertanya-tanya apa yang sebenarnya mendorong sikap sembrono dari siswa tersebut, sementara pikirannya berputar mencari cara terbaik untuk menangani situasi ini tanpa kehilangan wibawanya.

     "oke, terimakasih Rasha karena sudah ke depan. Jika sudah tidak ada yang ingin di pertanyakan, silahkan kembali ke bangku kamu." ujar Lulu dengan senyum yg coba ia paksakan.

      Merasa sudah cukup sesi perkenalan dengan gadis yang lebih tua darinya itu, Rasha pun turun dari stage dan kembali duduk bersama teman-temannya.

      "Yeuu, pantes yang awalnya semangat banget mau me time me time itu tiba-tiba balik, udah ada yang di incer ternyata." celetuk Aldo sembari menepuk pundak Rasha yang duduk di depannya.

     "hahah, iyanih. Gede juga daya tarik kak Lulu yaa, sampai-sampai seorang Rasha Wardhana, yang ancaman dari maknya aja sering di langgar, mau loh balik dan duduk berjam-jam di Aula ini." timpal Ellan disertai kekehan.

     Rasha hanya terdiam, tak menanggapi sedikitpun ocehan teman-temannya itu. Tatapannya masih lurus memandang gadis yang berada di stage sana, sampai tak ia sadari senyuman terus terukir di wajah tampannya hingga berakhirnya acara.











HAYYY GAURSSSS..
gimana ceritanya? next ga?😂
tolong vote dan sarannya yaa gursss. soalnya ini cerita pertama akuwws💐
kalo mau request juga bisa lewat link di bio aku yaaaa. tencuww shenggg✨

15 june '24
©xydsnt__

LAUT DAN SENJA || LuRah ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang