(22) Jodoh?

260 31 7
                                    

Sepertinya, satu minggu adalah waktu yang cukup bagi Rasha untuk meredam kekecewaannya dan memberikan ruang pada hatinya yang terluka. Terlebih lagi, beberapa hari yang lalu, ia menyaksikan interaksi menggemaskan antara Lulu dan mamanya, yang justru membuat hatinya berdebar lagi.

Selama seminggu penuh, Rasha berusaha keras menahan dirinya agar tidak mendekati Lulu, meskipun setiap hari keinginan itu semakin sulit dibendung. Namun, hari ini, akhirnya ia goyah. Rasha memutuskan untuk kembali mengejar cintanya.

Meski tidak ada kelas pagi itu, ia tetap datang ke kampus, hanya untuk melihat Lulu dari kejauhan. Sejak pagi, ia sudah duduk di pojok koridor, mengintip dari balik jendela kelas Lulu, berharap bisa mencuri perhatiannya.

"Lu, liat deh. Berondong lo kayaknya udah sembuh dari patah hati," goda Indah sembari mengisyaratkan keberadaan Rasha dengan matanya.

Lulu yang melihat isyarat itu pun langsung mengikuti arah pandang Indah, dan seketika matanya tertuju pada Rasha. Ia sedikit terkejut melihat Rasha berdiri di luar jendela, dengan senyum isengnya, mengirimkan love sign berkali-kali.

Lulu hanya bisa menghela napas panjang, merasakan bahwa hari-harinya yang tenang mungkin akan segera berakhir. "Dia mulai lagi," pikir Lulu sambil menggeleng pelan.

Indah, yang menangkap respons Lulu, hanya terkekeh pelan. Di matanya, tingkah laku Rasha yang kembali bersemangat itu tampak seperti drama lucu yang ia nikmati.

Kelas Lulu akhirnya usai. Di depan pintu kelas, Rasha masih setia menunggu. Begitu Lulu keluar, senyum ceria langsung menghiasi wajahnya. "Haii, kak!" sapanya dengan semangat yang membuat Lulu sedikit terkejut.

Dengan refleks, Lulu mengusap dadanya, mencoba menenangkan diri dari kejutannya. Rasha, tanpa ragu, melontarkan pujian, "Kak Lulu hari ini cantik banget," katanya dengan senyuman lebar. "Tapi biasanya juga cantik kok, cuma sekarang jauh lebih cantik aja," lanjutnya, mencoba meralat ucapannya sambil tertawa kecil.

 Indah, yang berdiri di samping Lulu, hanya terkekeh melihat kelakuan brondong itu. "Makasii," ucap Lulu dengan nada singkat, sebelum cepat-cepat menarik tangan Indah, berusaha menghindar dari gombalan Rasha.

 Rasha, yang berniat mengikuti Lulu, mendadak terhenti ketika kerah bajunya ditarik dari belakang oleh seseorang. "dah dah dah, dah selesai bucinnya. Ayo buruan ke kelas. Kita sebentar lagi masuk," kata Ellan sambil menarik Rasha seperti anak kucing yang nakal.

Rasha hanya bisa mengangkat tangan tanda menyerah. "Sett dahh. Kalem, brokkk. Iya, iya, gw masuk," jawabnya pasrah, mengikuti Ellan menuju gedung fakultas mereka. Meski begitu, Rasha masih sempat beberapa kali melirik ke belakang, memperhatikan Lulu yang berjalan menjauh menuju kantin, seolah-olah enggan kehilangan jejak gadis itu.

____________

_____________________

Sore ini, kelas Rasha akhirnya berakhir setelah hari yang panjang dan melelahkan. Sejak pagi tadi, setelah ditarik paksa oleh Ellan untuk masuk kelas, Rasha belum sempat bertemu dengan Lulu karena jadwal kelasnya yang penuh.

Meski lelah, ia dan teman-temannya memutuskan untuk tidak langsung pulang. Mereka memilih untuk duduk santai di gazebo dekat gedung parkir, tempat mereka biasa berkumpul. Di sana,mereka hanya membicarakan obrolan ringan dan keluh kesah tentang perkuliahan. 

 "Gilekkkk, capek banget ternyata kuliah. Setiap hari ada aja tugas. Dan parahnya lagi, tugasnya berat-berat! gw bisa tidur lebih dari lima jam aja udah syukur banget rasanya," keluh Zean dengan nada frustasi. 

"Lah, itu mah lo nya aja yang kebiasaan tidur mulu, Zee. Ga biasa hidup produktif," cibir Kathrin yang disambut gelak tawa oleh teman yang lain. "Settt dahh, tu mulut bokem difilter dikit napa." jawabnya yang kemudian mendapat respon usapan dari Marsha kekasihnya, ya meskipun Marsha juga ikut terkekeh.

LAUT DAN SENJA || LuRah ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang