(12) Penguntit

330 35 1
                                    

Ruangan HMJ Ilmu Komunikasi terlihat sibuk, dipenuhi oleh orang-orang yang berlalu lalang dengan kesibukan masing-masing, semua sibuk untuk acara workshop ini. Lulu, sejak pagi, tampak sibuk kesana-kemari, memastikan setiap detail acara berjalan lancar. Dia memeriksa setiap sudut, memastikan semuanya sesuai rencana, tak pernah berhenti sejenak. Berbeda dengan Indah, yang sejak tadi duduk manis di sudut ruangan, sebagai moderator.

Walaupun acara akan segera berakhir, Lulu masih saja sibuk ke sana kemari, memastikan segala sesuatunya tetap berjalan lancar hingga detik terakhir. Indah, yang memperhatikan sahabatnya itu, merasa sedikit khawatir dengan kesehatannya. Lulu sudah bekerja keras sejak kemarin, hampir tanpa istirahat, mengurus segala persiapan dan memastikan acara ini sukses.

Sebagai ketua panitia workshop, tanggung jawab besar ada di pundak Lulu, dan dia menjalankannya dengan dedikasi yang luar biasa. Namun, melihat Lulu yang terus bergerak tanpa henti, Indah tak bisa menahan rasa cemas. Dia tahu bahwa sahabatnya itu sangat berdedikasi, tapi dia juga tahu betapa pentingnya istirahat. Meskipun Indah ingin membantu lebih, dia terpaksa tetap di posisinya sebagai moderator hingga acara benar-benar selesai.

Setelah memastikan tidak ada kendala dan acara ini akan segera berakhir, Lulu akhirnya mendaratkan bokongnya di salah satu kursi di backstage. Ia memilih memantau melalui layar monitor, matanya memperhatikan setiap detail dengan sisa-sisa energi yang ada. Wajahnya terlihat sangat lelah, bukti dari kerja keras tanpa henti sejak kemarin. Keringat membasahi dahinya, dan tubuhnya terasa panas akibat terus bergerak sepanjang hari.

Dengan napas berat, Lulu mengibaskan tangannya untuk mendapatkan sedikit angin, mencoba mendinginkan diri. Meski kelelahan, ada sebersit kepuasan di matanya, mengetahui bahwa acara ini berjalan sukses berkat usahanya. Sambil duduk di sana, dia membiarkan sejenak tubuhnya beristirahat, menikmati momen ketenangan setelah badai kesibukan yang baru saja dilaluinya.


Saat sedang beristirahat sambil terus memantau kegiatan dari layar monitor di depannya, tiba-tiba saja Sean, Ketua HMJ Ilmu Komunikasi, datang dengan membawakan air mineral untuknya. "Air mineral untuk Ibu Ketupat yang sangat keren," ucap Sean sambil mengulurkan botol air mineral itu dengan senyum hangat.


Lulu sedikit kaget dengan uluran tiba-tiba itu. Ia pun mengalihkan pandangannya dari layar monitor di depannya untuk melihat siapa yang mengulurkan air mineral untuknya. "Eh, Kak Sean. Makasih, Kak," jawab Lulu dengan mengambil air mineral itu, senyum kecil terukir di wajahnya.


Kejutan kecil itu membuatnya merasa dihargai dan diperhatikan, mengurangi sedikit beban yang ia rasakan. Sean tersenyum ramah, menatap Lulu dengan mata yang penuh apresiasi. "Sama-sama, Lulu. Kamu udah kerja keras banget," katanya. Lulu mengangguk, membuka tutup botol air mineral dan meneguknya perlahan, merasakan kesegaran yang membantu mengembalikan sedikit energinya.



Setelah uluran air mineral diambil oleh Lulu, Sean pun menarik salah satu kursi dan duduk di sampingnya. "Keren banget kamu, Lu. Acara workshopnya juga sukses banget. Emang nggak salah milih ketua panitia," ucap Sean dengan diakhiri kekehan ringan.


Lulu tersipu, merasa bangga sekaligus malu mendengar pujian itu. "Ah, Kak, jangan gitu. Ini semua juga berkat kerja sama tim," jawabnya sambil tersenyum lelah namun bahagia. Sean mengangguk setuju, menunjukkan dukungannya.

Setelah Indah, selaku moderator, mengucapkan salam dan penutup, maka berakhir sudah acara workshop itu. Indah segera turun dari panggung dan menuju backstage, langkahnya dipercepat dengan keinginan untuk menemukan sahabatnya. Matanya mencari-cari di antara keramaian, hingga akhirnya Indah pun melihat keberadaan sahabatnya.



LAUT DAN SENJA || LuRah ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang