(6) KePaRaT🤝

352 40 6
                                    

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, meskipun Rasha bukan pentolan sekolah, ia sangat dikenal oleh guru-guru karena tingkah lakunya yang selalu membuat mereka geleng-geleng kepala. Contohnya kini, selama dua minggu terakhir, Rasha selalu bolos sekolah mulai jam 9 pagi dan terkadang hingga jam pulang sekolah. Alasan di balik tindakan tersebut sudah pasti keinginan Rasha untuk pergi ke kantin di fakultas tempat Lulu kuliah.

     "Ellan!" panggil Bu Desi, wali kelas mereka. Merasa namanya dipanggil, Ellan beserta Aldo dan Zean yang akan menuju ke kantin untuk istirahat pun segera menghampiri Bu Desi. Saat sudah berdiri di hadapan Bu Desi, mereka pun menyalaminya.

"Iya, Bu, ada apa?" tanya Ellan dengan sopan.

"Ibu dapat aduan dari beberapa guru. Itu teman kamu ke mana si Rasha? Hampir dua minggu dia selalu menghilang setiap jam istirahat pertama, bahkan kadang sampai pulang sekolah," cecar Bu Desi, nada suaranya menunjukkan kekhawatiran dan ketegasan.

"Eh, anu, ya gitu Bu, hehe," jawab Ellan sedikit gugup, meskipun masih disertai dengan cengengesannya.

Dia berusaha mencari alasan yang masuk akal, namun kehabisan kata-kata, sementara Aldo dan Zean hanya bisa saling pandang, mencoba menahan tawa. Keadaan ini membuat Bu Desi semakin curiga, menunggu penjelasan yang lebih jelas dari ketiga siswa tersebut.

    "Hehe, iya Bu. Rasha beberapa hari ini ada urusan di luar, jadi dia sering bolos sekolah, Bu," jawab Ellan akhirnya mengakui dengan sedikit enggan.

"Hadeuhh, Ibu benar-benar gak habis pikir sama si Rasha. Dia itu sebenarnya pintar, loh, tapi kenapa malasnya minta ampun," ucap Bu Desi dengan nada frustasi, menatap ketiga siswa di depannya dengan cemas.

Mendapatkan penuturan seperti itu, Ellan, Aldo, dan Zean hanya terkekeh pelan. Memang sebenarnya Rasha termasuk siswa yang pandai, namun sifat malasnya itu mengalahkan segalanya.

Dengan sering membolos, Rasha banyak ketinggalan mata pelajaran sehingga ia kurang bisa bersaing dengan teman-teman yang mendapatkan peringkat tinggi di kelasnya. Mereka tahu bahwa potensi Rasha besar, namun disiplin yang kurang membuatnya tertinggal, dan itu membuat guru-gurunya, termasuk Bu Desi, merasa prihatin dan bingung bagaimana cara membantunya.
     

     "Kamu pasti tahu kan Rasha perginya ke mana?" tanya Bu Desi, dan Ellan mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Nah, Ibu mau kamu cari dia sekarang ya. Khusus buat kamu, nanti Ibu izinkan ke guru mata pelajaran yang masuk ke kelas. Ibu mau dia belajar dengan baik untuk menghadapi ujian nanti. Ibu juga segan sama ayahnya Rasha yang menjadi donatur tetap di sekolah ini dan berusaha memenuhi segala fasilitas untuk belajar, tapi malah anaknya nggak pernah memanfaatkannya dengan baik. Ibu juga gak mau salah satu anak Ibu nantinya tidak lulus," jelas Bu Desi panjang lebar, dengan nada serius yang membuat Ellan mengerti sepenuhnya.

Ellan mengangguk lagi, merasa bertanggung jawab untuk membantu temannya. Dengan sedikit beban di pundaknya, Ellan berpamitan pada Bu Desi dan segera bergegas untuk mencari Rasha, bertekad membawa kembali temannya ke kelas agar bisa mempersiapkan diri menghadapi ujian yang akan datang.


***
-Kampus Atmanegara

Rasha masih saja duduk dengan tenang, menikmati waktunya bersama Lulu dan teman-temannya. Ia masih tak menyangka bisa merasakan kedekatan seperti ini dengan orang yang ia cintai, meskipun Lulu bersikap acuh kepadanya.

Senyuman kecil sering muncul di wajah Rasha setiap kali Lulu berbicara atau tertawa dengan teman-temannya, membuatnya merasa berada di dunia yang lebih baik. Namun, kebahagiaan ini tak berlangsung lama ketika Ellan datang untuk menjemput Rasha sesuai dengan perintah Bu Desi.

LAUT DAN SENJA || LuRah ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang