(9) New Fact!?

295 30 2
                                    

Saat mobil milik Oniel memasuki halaman rumah Indah, Lulu masih terlarut dalam lamunannya. Oniel, melihat Lulu yang belum tersadar, menepuk pundaknya dengan lembut. "Lu, udah sampe," ucap Oniel membuyarkan lamunan Lulu.

Lulu tersentak sedikit, lalu mengedarkan pandangannya ke sekitar dan menyadari mereka telah tiba. "Eh, iya ya. Yaudah, yuk turun," jawab Lulu sambil membuka pintu mobil dan keluar.

Oniel mengikuti di belakang Lulu, keduanya berjalan menuju pintu rumah Indah dan mengetuknya. Setelah sedikit menunggu, pintu pun dibukakan oleh Devi, mama Indah. Oniel dan Lulu langsung menyalaminya. Melihat dua orang yang sangat disayangi oleh anaknya, Mama Devi pun tersenyum hangat. "Tuh, Indah di dalam kamar. Langsung naik aja, gih," ucap Mama Devi lembut.

Mendapatkan izin untuk mengunjungi Indah, Lulu langsung melangkah dengan tergesa-gesa menuju kamar sahabatnya itu. Sementara itu, Oniel duduk sebentar dengan calon mama mertuanya yang sudah ia bawakan makanan kesukaannya, sushi.

Saat Lulu sudah sampai di depan kamar Indah, ia langsung masuk tanpa mengetuk pintu. Indah yang melihat pintu kamarnya terbuka tiba-tiba pun terkejut. "Astaghfirullah, Lulu. Bikin kaget tau nggak," ucap Indah dengan nada kesal.

Lulu yang ditegur hanya nyengir kuda, "Hehe, mau numpang kamar mandi dulu," jawabnya sambil tersenyum lebar. Tanpa menunggu persetujuan, Lulu pun langsung menuju kamar mandi di dalam kamar Indah.

Setelah selesai dari kamar mandi, Lulu menghampiri Indah yang sedang duduk bersandar di headboard kasur. Belum sempat Lulu duduk dengan nyaman, Oniel langsung menyerobot tempat di samping Indah dan memeluknya erat. Indah tersenyum melihat tingkah manja Oniel, sementara Lulu hanya bisa mendengus pelan, merasa sedikit tersisih oleh kehadiran sahabatnya yang kini lebih fokus pada pacarnya.

"Aaa sayang aku, sakit apa sih, hm? Kenapa kamu cantik?" ucap Oniel dengan manjanya sambil terus mengusap surai rambut Indah yang masih dalam pelukannya. Indah hanya menggeleng pelan, tak bisa menahan senyum, dan terus memeluk kekasihnya itu erat.


Merasa tak mendapatkan jawaban pasti dari sang kekasih, Oniel sedikit melonggarkan pelukannya dan menangkup kedua pipi Indah. "Kalau baik-baik aja, pasti tadi kamu masuk kampus," ucap Oniel, masih terus menatap wajah kekasihnya dengan cemas.

Indah hanya tersenyum lembut. "Aku nggak apa-apa, Onyil. Cuman sedikit kecapean aja. Besok juga pasti udah fit lagi," jawab Indah lembut, berusaha meyakinkan sang kekasih bahwa dirinya benar-benar baik-baik saja. Melihat senyum itu, Oniel akhirnya menghela napas lega, meski tetap tak bisa sepenuhnya menghilangkan kekhawatirannya.

"Ekhem, misi, hallo? Di sini ada orang nih," dehem Lulu, merasa dirinya diabaikan oleh sepasang kekasih yang juga sahabatnya itu. Indah dan Oniel, yang baru saja tersadar akan keberadaan Lulu, saling berpandangan sejenak sebelum tertawa.


Lulu yang mendapatkan ledekan itu hanya memutar bola matanya dengan malas, "Sudah biasa," gumamnya, sambil meraih bantal dan duduk di ujung tempat tidur, mencoba mengabaikan kemesraan mereka.

Setelah puas melepas rindu dengan sang kekasih, Oniel pun sedikit bergeser untuk mempersilakan Lulu mendekat ke Indah. "Ndah, lo beneran nggak apa-apa kan?" tanya Lulu dengan nada cemas.

Meskipun tadi Indah sudah meyakinkan Oniel, Lulu tetap khawatir dengan keadaan sahabatnya itu. Dengan lembut, Indah menjawab, "Iya, Luluuuu, gue nggak apa-apa. Yakin deh, besok gue udah sehat kayak biasa lagi." Lulu hanya tersenyum, merasa sedikit lega mendengar jawaban itu, tetapi tetap memperhatikan Indah dengan penuh kasih sayang.


"Oiyaa sayang, tadi anak-anak pada mau ke sini juga, tapi mereka rata-rata kelas sampai sore. Jadi paling kesininya sorean. Mereka nitip salam buat kamu," ucap Oniel lembut sambil mengusap tangan Indah.

LAUT DAN SENJA || LuRah ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang