Habba masih berjalan menyusul Nigella, dia pun menghiraukan teriakannya. Akhirnya, Habba mempercepat langkah untuk meraih lengan Nigella agar dia berhenti berjalan. Sang empunya lengan pun langsung berbalik badan dan menatap Habba lekat.
“Nigella, dengarkan aku dulu. Jadi orang itu jangan gegabah dan jangan pakai emosi,” ucap Habba membalas tatapan gadis yang ada di depannya itu. Mata biru mudanya memandang lurus manik hitam Nigella.
“Habba, orang salah itu harus ditegasin bukan dibiarin,” sanggah Nigella melepas lengannya dari cekalan Habba.
“Situasinya beda, Nigella. Kamu belum tahu ‘kan? Apa alasannya petugas keamanan kebobolan?” tanya Habba.
Deg!
Ucapan Habba seketika membuat Nigella tertunduk hingga rambut panjangnya menutupi muka.
“Maaf, Habba,” lirih Nigella masih dengan posisi yang sama bahkan suara pun mulai berubah. Perubahan suara Nigella membuat Habba tahu, Nigella sedang menangis sekarang. Kedua tangan Habba pelan-pelan mengangkat wajah Nigella agar dapat menatapnya kembali.
“Nigella, terkadang hidup tidak sesuai harapan. Kita sedih wajar, kok. Namun, kalau untuk menyalahkan orang lain atas itu tanpa memandang dua sisinya terlebih dahulu, hal tersebut salah Nigella,” kata Habba beralih menangkup kedua pipi Nigella.
“Terus, kalau usaha kita sia-sia?” tanya Nigella.
“Nggak ada yang sia-sia dalam usaha. Namun, kita perbaiki saja dalam versi yang berbeda,” ujar Habba. Dia merapikan rambut Nigella lalu menghapus air matanya. “Coba kamu mikir, misal kamu jadi marah-marah tadi? Apa yang terjadi?”
“Mungkin, akan menambah masalah,” tebak Nigella.
“Numpuk, dong, kayak roti bakar,” kekeh Habba lalu melepas tangannya dari Nigella.
“Ih, Habba! Lagi serius juga,” gerutu Nigella. Mukanya pun kesal dan bibirnya ikut-ikutan cemberut.
Reaksi Nigella membuat Habba tertawa lalu dia berjalan meninggalkan Nigella begitu saja. Saat langkah Habba kian menjauh darinya, Nigella baru sadar. Alhasil, dia mendadak panik.
“Habba, tunggu! Mau ke mana?” teriak Nigella.
“Ke laboratorium, Nigella,” jawab Habba berteriak dan dia terus berjalan.
Respons Nigella hanya mendengkus kesal dan menyusulnya saja.
**
Kembali lagi ke laboratorium, Habba dan Nigella sudah mulai menganalisis laptop masing-masing. Namun, saat Habba berhasil merapikan sistem yang terblokir meski belum benar-benar pulih di laptopnya, dia terkejut. Di dalam file berkas gambar bolpoin, terdapat sederet kode.
“Kode apa ini?” gumam Habba. “Kenapa didekat gambar bolpoin?”
¹.
3457=?!
Habba sesekali mengerutkan kening. Dia masih berpikir keras akan hal itu. “Bentar, aku tahu.”
Akhirnya, Habba mengambil handphone-nya dari saku jas dan mengecek keybroard tersebut.
……..
¹.Gambar karya Siti Zahwa Khamila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Ini Milik Kita
General FictionSesampainya di gedung. Mereka langsung saja masuk dan menuju laboratorium Andala Muda. Sebenarnya, tadi mereka heran. Mengapa pintu lab terbuka? Padahal, biasanya ada orang di dalam pun pintu itu tetap tertutup dan mereka yang ingin masuk harus menj...