Cencen dan Nigella sudah membacanya, tetapi mereka belum mengerti. Maka dari itu, mereka mengulanginya kembali.Penjelasan bait dua larik pertama yang disebut sampiran:
J4j4n artinya jajan
6894 artinya bunga
Y4n9 artinya yang
13.erd8r1 artinya berduri
31.131.ek4t artinya di dekat
Ter45 artinya teras
Y4n9 artinya yang
13.er14.u13.4 artinya berkuba
Arti keseluruhan:
Jajan bunga yang berduri
Di dekat teras yang berkuba
Penjelasan bait dua larik terakhir yang disebut isi:
J1.14.4 artinya jika
1n91n artinya ingin
Men9em134n9 artinya mengembang
D1r1 artinya diri
14.4m8 artinya kamu
H4r85 artinya harus
Ter85 artinya terus
Menc013.4 artinya mencoba
Arti keseluruhan:
Jika ingin mengembang diri
Kamu harus terus mencoba
Kesimpulan:
Jajan bunga yang berduri
Di dekat teras yang berkuba
Jika ingin mengembang diri
Kamu harus terus mencoba
Selesai memahami penjelasan itu, Nigella menghela napas lalu dia tersenyum kepada Habba.
“Tanda titik di angka 13,14 dan 31, digunakan sebagai pembatas untuk angka atau huruf di sampingnya. Karena tiga angka itu, jelmaan dari huruf abjad ‘B, K dan D’. Gitu ‘kan, Habba? Benar nggak?” tebak Nigella.
“Benar, Nigella,” sambung Habba.
“Yeee! Benar juga ternyata. Terus, sengaja ‘kan? Kamu nggak samain setiap huruf dan angkanya biar nggak mudah dihafal,” sahut Nigella.
“Iya. Aku harap … makin nggak mudah dibobol. Kode ini hanya anggota proyek Andala Muda yang punya, nanti aku juga akan sambungkan ke semua smartwatch milik mereka. Selain itu ada sensor sidik jari di jari kelingking saja. Khusus Pak Firman, aku akan gunakan sensor sidik jari tengah beliau,” jelas Habba.
“Wah! Benar-benar rumit dan sulit,” takjub Cencen. “Dulu aku membuatnya cuma pakai sensor suara dan pertanyaan soal tentang sejarah dunia saja.”
“Ini berkat kamu juga, Cen,” sanggah Habba. “Oh, ya. Mana desainnya, Cen? Kita mau lihat.”
Permintaan Habba membuat Cencen menepuk jidat, dia benar-benar kelupaan. Alhasil, Cencen ingin mengambil ke rumah. Namun, gagal. Bu Dasih---guru pengampu mata pelajaran PKN sudah datang untuk mengajar.
**
Jujur, dua jam mata pelajaran Bu Dasih adalah pelajaran yang menguji iman. Kenapa? Materinya banyak cerita, dia memang benar-benar kembar beda genre dengan sejarah Indonesia dan dunia. Maka dari itu, serangan kantuk pun tidak perlu diragukan lagi.
Habba yang duduk di samping Logari menguap beberapa kali. Asli, matanya berat sekali. Habba lebih cepat nyantol praktik daripada harus materi seperti ini.
“Logari, kamu pusing nggak?” tanya Habba sesekali menutupi wajahnya dengan buku untuk mengusir kantuk.
“Nggak. Kenapa, Habba?” tanya Logari balik.
“Pusing saja, ya? Nanti kita ke UKS. Biar bebas dari mapelnya Bu Dasih. Aku nggak kuat, Logari,” gumam Habba.
Tuk!
Suara bolpoin pun mendarat di kepala Habba. Satu jitakan lolos di sana. “Aduh! Logari?” teriak Habba. Lantas beberapa detik kemudian dia tersadar, Habba sedang berada di ruang kelas sekarang lalu langsung saja dia membungkam mulutnya sendiri.
“Aduh! Kelepasan,” lirih Habba usai melepas bungkaman tangannya.
“Ada apa, Habba? Logari kenapa?” tanya Bu Dasih.
“A---nu, Bu. Logari---“
“Habba ngantuk, Bu. Saya jitak pakai bolpoin,” ceplos Logari memotong perkataan Habba.
Ceplosan Logari membuat Habba menepuk jidat. Kenapa, sih, cewek ini jujur sekali? ‘Kan bisa bahaya. Sebentar lagi pasti dia mendapatkan hukuman.
“Oh, begitu,” ucap Bu Dasih lalu menghampiri bangku Habba dan Logari. “Apakah itu benar, Habba?”
“Iya, Bu, benar,” jawab Habba.
“Oke. Kamu dapat hukuman,” sahut Bu Dasih.
“Hormat bendera ‘kan, Bu, seperti biasanya?” tanya Habba menebak.
Bu Dasih menggeleng.
“Terus, Bu?” tanya Habba lagi.
“Gantikan saya ngajar di depan kelas sampai pelajaran selesai, ya?” pinta Bu Dasih.
“Hah? Terus, Bu Dasih ngapain?” tanya Habba.
“Saya? Memperhatikan kamu, dong. Kamunya biar nggak ngantuk juga ‘kan?” ujar Bu Dasih. “Silakan Habba. Saya yakin kamu bisa.”
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Ini Milik Kita
General FictionSesampainya di gedung. Mereka langsung saja masuk dan menuju laboratorium Andala Muda. Sebenarnya, tadi mereka heran. Mengapa pintu lab terbuka? Padahal, biasanya ada orang di dalam pun pintu itu tetap tertutup dan mereka yang ingin masuk harus menj...