06

486 4 0
                                    

Engkau mengajariku
Untuk lebih bisa menikmati doa
Dan mengajarkanku untuk lebih
Bisa berkomitmen mesra
Dengan sang pemilik semesta.
~172 Daya~

Saling mengerti adalah
Jembatan perbedaan.
🌷🌷

"Dek, bangun yuk sayang." bisikan bang amer disertai ciumannya yang membangunkanku.

"Ini jam berapa, bang?" tanyaku.

"Jam setengah 4 subuh, dek."

"Ohhh." ucapku sambil mengucek mata yang masih berbayang-bayang, tapi bang amer sudah rapi dengan gamis yang imamah putih di kepalanya serta sajadah yang sudah terbentang di lantai.

"Abang abis tahajud, ya? Kok gak bangunin adek siii?" ucapku dengan nada ngambek.

"Abang gak tega bangunin adek abisnya pules banget, ngorok lagi." godanya.

"Lihhh, adek mah gak ngorok tauuu!" timpalku yang tak Terima diejek ngorok sama bang amer yang hanya di balas cengiran dan pelukan hangatnya.

Emmmm aku suka aroma bang amer harum yang bikin betah, wangi yang lembut dan khas dengan dia, aku menyukainya. Sungguh aroma rubuh bang amer yang wangi selalu membuatku candu untuk terus memeluknya tiap saat.

"Yuk bangun, Dek. Wudhu, terus kita ikut salat berjamaah di masjid, sekalian ikut halaqoh subuh." ajak bang amer dan aku pun mengangguk lalu di bantu bangun oleh bang amer serta menuntunku masuk ke toilet. Kebiasaan bang amer yang selalu aku sukai. Ia tak menuntutku untuk terus melayaninya tetapi kami sama-sama saling melayani.

Aku sungguh merasa sangat dijaga dan disayangi olehnya. Seperti keseharian kami setelah menikah sesekali kami ikut untuk menimba ilmu dengan halaqah subuh di masjid az-zikra, lalu, setelah itu kami mengunjungi dan sarapan bersama oleh ibu-ibu pejuang subuh yang sudah menganggap kamu berdua seperti anak mereka.

Sungguh nyaman dan damai kamu saling membantu dan aku pribadi mendapatkan banyak sekali masukan untuk belajar menjadi istri yang baik dan tentu jurus andalanku kepada ibu-ibu pejuang subuh adalah selalu meminta resep masakan setiap mereka menyajikan masakan ke aku dan bang amer.

Mereka dengan antusias memberiku ilmu tentang ilmu memasak dan beberapa bahan masakan dan aku menikmati ilmu tersebut.

Allah memang sangat baik dalam bmemberi kita nikmat, makanya selagi nikmat itu masih bisa  kita rasakan, maka maksimalkan. Keseharian yang sangat sederhana tetapi membangun nuansa yang nyaman dan hangat.

"Dek, siang ini abang mau di masakin sama adek yah?" pinta bang amer.

"Boleh banget dong!" ucapku  "abang mau adek masakin apa hari ini?"

"Abang mau dimasakin ayam goreng terus ada sambalnya. Sama tempe tepung, adek bisa gak?" pinta bang amer.

"Bisaaa dong. Abang temenin adek belanja kepasar ya?" kataku menyanggupi permintaan bang amer.

Nulisnya sedikit dulu aja ya..
Hehehh semangat membaca.

172 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang