23

313 7 0
                                    

Tetaplah indah walaupun rapuh,
Karena dengan keindahan akhlak,
Serapuh apapaun kamu
Yang terlihat hanya kuatmu.
~172 Days~

Silaturahmi yang indah
🌷🌷

Di tengah kesibukanku bersih-bersih, tiba-tiba ada yang memelukku dari belakang dan aku sangat tahu itu siapa, bang Amerika suamiku.

"Dek, kita diundang ke podcast kak Oki mau dateng gak?" Tanya bang Amer dan langsung aku jawab dengan senang, "Wahhhhh mau banget, Bang. Adek ngefans banget sama kak Oki, kapan bang?" Lalu bang Amer menjawab,  "Besok lusa, Dek. Oke, Abang kabarin kak Oki ya." Sambil mencium pipiku, dan kembali menuju kamar tapi aku cegat.

"Abang tunggu, Adek mau izin, jadi Bang ada yang mau endorse baju ke Adek, Kira-kira boleh gak?" Tanyaku malu-malu.

"Boleh dong sayang kenapa gak boleh? Kan lumayan buat tabungan Adek uangnya." Jawab bang Amer gemas sambil menyelipkan anak rambutku sela telinga.

"Benerannn?" Ucapku untuk memastikan aku tak salah dengar. "Beneran sayang, nanti abang bantuin deh foto dan videonya." Ucap bang Amer lagi dengan menawarkan jasnya. "Asyikkk makasih suamikuuu." Jawabku girang.

Aku selalu membayangkan untk bisa hunting foto bareng bang Amer dan semoga saja berjalan dengan baik.

~~~

Akhirnya hari yang aku tunggu datang. Kami berdua menuju rumah kediaman ka Oki untuk bersilaturahmi sambil bikin podcast dan mengobrol keseharian kami sebagai pengantin baru.

Perjalanan yang cukup jauh karena kami tinggal di sentul dan rumah sakit ka Oki ada di tanggerang, tapi tidak apa-apa, tidak mematikan semangat aku dan bang Amer untuk bersilaturahmi karena memang silaturahmi pahalanya banyak banget, contohnha memperluas rezeki.

Aku tertidur di pangkuan suamiku. Karena memang kami memilih untuk membawa asisten tersetia kami bang Markis untuk setirin kami.

Sampailah kami dirumah kak Oki. Rumahnya sangat asri dengan dominan putih dan beberapa tumbuhan hijau yang tertanam indah di rumahnya. Walau waktu sudah cukup gelap namun indahnya masih terlihat jelas lalu dipadu dengan cahaya yang kuning terang membuat rumah menjadi lebih nyaman dan adem setelah disambut oleh pekerja yang ada di sana.

Kak Oki dan suaminya menghampiri kamu, menanyakan kabar dan kami terlihat langsung akrab karena memang bang Amer jauh lebih dulu mengenal kak Oki dibanding aku dan aku bisa membawa suasana. Jadi, seolah bukan pertemuan pertama melainkan seolah teman lama yang baru bertemu lagi.

Lanjut membicarakan tentang madu karena suami kak Oki pun berbisnis di bidang madu sama dengan bang Amer. Lalu, kami makan bersama mengobrol banyak hal dan sering aku meminta saran ke kak Oki bagaimana menjadi istri yang salehah.

Kak Oki memberi saran untuk menjadi istri salehah itu mudah. Turuti suami jika baik dan ingatkan jika buruk.

Memang simpel tapi untuk dilaksanakan kadang memang sedikit sulit terlebih kami memang menikah di usia cukup muda, tapi memang kami berdua tak tahu kenapa memang selalu saling mengerti dan alhamdulillah sampai detik ini belum ada hal yang bikin kami berselisih atau apa pun dan semoga sampai kapanpun tidak.

Setelah diskusi panjang tentang kehidupan meminta saran yang baik, akhirnya kami memulai untuk membuat podcast. Pertanyaan demi pertanyaan semua kami jawab dengan seru, sering kali bang Amer menggenggam tanganku saat aku menceritakan masa lalu aku walau sekilas.

Berkali-kali bang Amer bilang kalau dia tak salah memilihku karena aku perempuan hebat dan kuat. Berkali-kali pula aku bilang kalau aku bahagia dan sangat bahagia bisa menikah dengannya. Aku berterima kasih padanya karena sudah menyayangiku dan menutup luka-lukaku yang lalu.

Sampai ada pertanyaan yang cukup mengejutkan namun aku merasa tak masalah dengan pertanyaan itu. "Zira, Zira siap gak dipoligami?" Tanya kak Oki.

Aku sudah tahu ini akan ditanyakan dan kak Oki sudah konfirmasi akan itu dan aku siap untuk menjawab karena memang aku ingin memberikan kesan yang sudah tersebar luas akan  jeleknya poligami. Aku ingin memberikan kesan bahwa poligami bukan sesuatu yang buruk jika dilakukan oleh orang yang tepat dan mengerti ilmunya bukan sekedar nafsu dan lainnya.

Makanya dengan begitu aku jawab, bahwa aku tidak terlalu menentang tapi bukan berarti aku mengiyakan, aku tidak tahu takdir aku, kalau memang aku mampu mungkin aku bisa tapi bisa saja aku tidak mampu jadi aku memberikan jawaban yang cukup netral menurutku.

Aku paham sebagai perempuan bagaimana sakitnya jika itu terjadi. Tapi aku pribadi sangat puas dengan jawabanku. Walau banyak kurangnya tapi aku bersyukur aku mampu, tidak egois bahkan pada sesuatu yang belum terjadi, setidaknya sebagai latihan kesiapan hati.

Setelah satu jam kami mengobrol santai tentang podcast  ternyata waktu sudah menunjukkan jam 11 malam setelah berpamitan dan bersalaman kami pun berjalan arah pulang.

Setelah sampai rumah, kami pun langsung bersih-bersih dan tepar sampai telat salat subuh kami bangun jam 5 lewat tapi untungnya masih gelap jadi kami bergegas salat berjamaah dan aku pun menyiapkan sarapan bang Amer.

Pagi ini karena kami tidak ada stok persediaan akhirnya aku hanya menyajikan sereal dengan susu tapi bang Amer selalu menghabiskan dan tidak pernah pilih-pilih makanan.

Haloooo guyssss apa kabar, semoga kabarnya baikk semua☺
Heheh mff nih yaa aku baru bisa upp lagi..

Seperti biasaa jangan lupa vote+komen setiap Bab nya ya guyss

Papayyy Guysss😋🙌



172 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang