08

399 7 0
                                    

Sebelum baca Jangan lupa di like dulu nih ya😬
Oke lanjut cerita nya nih..

Kebiasaan yang sungguh indah dan membuatku selalu memiliki perasaan yang plong dan tak ada yang mengganjel sedikitpun.

Hingga suatu hari setelah kami salat magrib bersama dan berdoa. Bang amer tiduran di pangkuanku dan menggenggam tanganku seolah ia ingin aku melindunginya. Bang amer menangis, matanya yang indah mengeluarkan air mata, sosok lelaki yang selalu terlihat cerita dan selalu menebarkan senyum ke semua orang, kini sedang menangis di pangkuanku.

Aku tidak banyak bertanya, aku memberikan banyak waktu untuknya agar semua emosinya keluar lewat air matanya. Aku usap rambutnya yang wangi dan ku tepuk tepuk ringan punggungnya yang sedikit bergetar karena sedang meluapkan emosinya.

"Semua akan baik-baik saja, bang. Bismillah, allah bakal lindungi kita dari semua ini." ucapku menenangkannya. Sampai sekitar lima belas menit bang amer terus di pangkuanku. Akhirnya bang amer bangun dan duduk berhadapan denganku.

"Temenin abang selain ya, dek. Jangan tinggalin abang, terus kuatkan abang, ya sayang." ucapnya dengan terbata dan memelukku dengan erat. Aku sambut pelukannya dengan sesekali aku cium bahunya untuk memberikan kekuatanku untuknya.

Ujian dalam sebuah pernikahan memang banyak kategorinya bisa dari ekonomi atau ego masing-masing, dari mertua atau dari keluarga. Alhamdulillah pernikahan kami sangat terjaga dan lulus dari cobaan
Dari kita berdua, tetapi sebuah kehidupan tidak pernah luput dari masalah.

Itulah yang kami alami, bang amer adalah anak kedua dari empat bersaudara dimana saat ini keluarganya lagi diberikan cobaan yang sungguh menguras hati dan tenaga. Bukan untuk keluarga bang amer saja tapi semua masalah itu ikut memperkeruh keluargaku juga.

Itulah sebabnya bang amer menangis di pangkuanku karena bang amer menjadi orang yang pertama untuk menghibur keluarganya baik mamah mertuaku dan semua keluarganya.

Bang amer yang selalu menjadi penetral dan pelindung untuk keluarganya. Ia sangat menyayangi mamah yuni dan adik-adiknya. Baginya, kebahagiaan mamah adalah jalan surga-Nya dan itupun yang bang amer lakukan kepada umiku.

Baginya, tanpa umiku. Aku tak akan dapat kebahagiaan dan meminangku menjadi istrinya. Bang amer selalu memuliakan umiku juga selaku ibu mertuaku. Itulah sebab bang amer jarang terlihat lemah di depan semua orang.

Ia selalu terlihat kuat dan selalu melindungi keluarganya. Tapi itu tidak berlaku kepadaku, ia selalu jujur dengan semua keresahan dan kegelisahannya. Aku mendengarkan dan selalu memberikan kekuatan.

"Bang, kita disatukan allah karena kita sama-sama siap dengan cobaan yang allah kasih untuk kita, yang kuat ya bang. Adek ada untuk abang." Ucapmu padanya dengan menggenggam tangannya lembut dan dia terus-terusan bersyukur karena memilikiku.

"Untung abang nikahin adek ya. Kalo orang lain kayaknya gak bisa kayak adek. Abang bersyukur banget." ucapnya sambil membelai pipiku.

Aku balasnya dengan bercanda, "siapa tuh orang lainnya?"

Bang amer hanya tertawa kecil dan membalas, "gak ada, dek. Perempuan di hidup abang cuma mamah sama adek doang, beneran deh." ucapnya dengan rona senyum.

"Yes! abang senyum lagi." balasku sambil memeluknya erat. Bang amer pun tertawa di akhir air matanya yang sudah mengering dan mencium keningku dengan sesekali bisikan, "Terima kasih ya, dek." ku balas dengan pelukan yang makin erat.

Anggap aja kek gini lah ya kann

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggap aja kek gini lah ya kann.. Heheh

Selamat membaca🙌
Gimana ceritanya nih!?
Yaudah baybayyy👋👋

172 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang