6 Mei 2021
KhitbahHari pertengahan bulan Ramadan dibarengi dengan acara buka bersama keluarga bang Amer dan kakaknya bang Alvin memutuskan untuk ikut acara ini dengan niat silahturahmi keluarga. Walau jarak tempuh dari bogor ke desaku sangat jauh sekitar 200Km perjalanan tapi, tanpa ragu bang Amer menempuhnya. Di berangkat dari rumah sekitar jam sebelas siang dan sampai kerumah umiku di banten jam setengah enam memasuki jam berbuka puasa.
Aku sangat gugup untuk bertemu dengannya karena ini pertama kalinya lagi setelah lama kami bertemu dan ia ingin bersilahturahmi dengan keluargaku. Aku bersyukur karena ia ingin dekat dan mengenal keluargaku. Saat mereka sampai, ternyata bang Amer mengajak salah satu supir dan asisten kepercayaannya juga bang markis dengan dibalut gamis putih yang tangannya terlipat sampai siku beserta imamah di kepalanya dan sorban di bahunya terlihat sangat gagah kulihat.
Ia bersalaman dengan kakek serta adik-adik umiku di luar saat ia dipersilahkan masuk. Aku menjauh ke arah dapur, aku gugup dan deg-degan untuk bertemu dengannya walau rumah sangat ramai.
"Zira atuh kok di sini, temuin itu tamu kamu." goda bibi dan menyuruhku membawa nampan untuk menyiapkan minuman untuk berbukanya. Lalu dengan langkah kecil, aku menghampiri mereka yang sedang duduk di ruang tamu.
Aku taruh gelas berisi es buah segar di hadapan mereka dengan sangat hati-hati.
"Eh, Zira bagaimana kabarnya?" Seru bang Alvin, kakak bang Amer. Aku hanya tersenyum dan aku lirik sedikit pada bang Amer yang ternyata ia pun melihatku namun pas aku balas melihatnya dengan tergesa iapun menunduk.
Tak berselang lama suara beduk menggema di sepanjang langit yang sudah berubah menjadi oren jingga. pertanda
Bahwa waktu berbuka puasa telah tiba da. Karena ini berbarengan dengan acara buka bersama keluarga jadi di rumah cukup ramai dan bang Amer ditunjuk untuk memimpin buka bersama kami yang sederhana namun hikmat ini.Setelah kami berbuka dengan teh manis dan beberapa minuman segar, di lanjut kami makan bersama, bang Amer dan lainnya pun makan bersama terkecuali aku karena aku tidak biasa langsung makan karena langsung sakit perut. Akhirnya aku hanya duduk di kursi yang gak jauh dari meja makan.
"Zira gak makan?" Tanya bang Amer sambil mengambil air mineral gelas di tangannya.
"Hah ohhh enggak, nanti Aja, belum mau makan." Jawabku gugup. Bang Amer hanya tersenyum saja dan berlalu. Dan mereka para laki-laki akhirnya salat berjamaah di masjid yang jaraknya dekat dengan rumah.
Di kesempatan itu aku langsung salat juga dan sekalian makan karena belum ramai. Lalu tak lama setelah selesai makan, mereka sudah tiba di rumah lagi lalu berbincang di ruang tamu.
Tak lama mereka pindah ke ruang tengah yang ternyata sudah berkumpul semua keluargaku yang hadir kala itu. Jantungku berdegup kencang saat om yang selaku tertu yang ada di sana menyampaikan bahwa kedatangan mereka kesini ternyata mempunyai niat yang baik. Dibukanya omongan oleh bang Alvin selaku kakak tertua bang Amer yang menyampaikan bahwa adiknya muhammad Amer Az-Zikra ini ingin meminang aku untuk menjadi istrinya.
Perasaan aku tak karuan sekaligus tak percaya apakah ini mimpi? Benar-benar seolah mimpi menjadi kenyataan lelaki yang selalu aku pandang lewat layar ini akan meminangku menjadi istrinya. Aku menatap wajah umi dan kak Bela yang tak kuasa menahan haru.
"Dari hati yang paling dalam, Amer niat baik datang kesini begitupun dengan istikharah Amer sendiri dan Amer minta kepada guru-guru Amer dan mamah setelah mendapat restu dan doa Amer berangkat ke sini tanpa halangan apapun, semua lancar." Ucap bang Amer dengan sangat lembut.
"Amer gak mau maksiat, Amer gak mau berzina dan pacaran, karena Amer lemah imam dan Amer ingin selamat, Amer datang kesini untuk melamar Nadzira." Ucapnya lagi dengan yakin. Disambut haru dan sangat indah malam ini.
"Jadi Zira bagaimana? Diterima tidak lamaran ananda Amer ini?" Tanya omku yang duduk persis di sampingmu.
Segini dulu ya guysss🙌
Babayyyy💅
KAMU SEDANG MEMBACA
172 Days
RomanceNadzira Shafa askar, lahir di Jakarta pada 06 November 2000. Zira adalah nama panggilan akrabnya. sekarang, ia sedang menempuh studi S1 jurusan psikologi di universitas Mercubuana Jakarta. Sedari kecil bertautan dalam seni adalah kegemaran nya. Mula...