10. Sakit.

190 9 0
                                    

Wellcome...

Happy Reading

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏
.
.
.
.
.
.
.
.

"Maksud kamu..."
Saat akan bertanya lagi ucapan Nara terhenti ketika mendengar suara bi Lastri berteriak.

"ASTAGA NON!"

༺༻

Nara tersentak kaget, lantas ia langsung meletakkan ponsel nya dan berlari keluar kamar tanpa menghiraukan suara Caca yang terus manggil-manggil nya.

Nara membawa kaki nya berlari ke ruang tamu, karena suara bi Lastri berasal dari depan. Anak itu penasaran apa yang membuat bi Lastri berteriak?

"Bi, bi! Kenapa?" tanya Nara panik, yang berlari ke arah bi Lastri yang terlihat sedang duduk di lantai karena tertutup sofa.

Bi Lastri tidak menjawab, saat ia sampai di tempat bi Lastri matanya membulat. Ia terkejut bukan main sontak saja ia langsung ikut duduk di samping bi Lastri sambil menatap khawatir mama nya yang tak sadar kan diri.

"Bi, mama kenapa bi?" tanya Nara yang menatap bi Lastri dengan mata berkaca-kaca nya.

"Bibi gak tau non tadi pas mau ke warung bibi ngeliat mama kamu udah pingsan di sini," ucap bi Lastri menjelaskan kondisi Alana pada Nara.

"Ayo bi bawa mama ke kamal." ucap Nara yang di angguki oleh bi Lastri, tadi dirinya juga ingin membawa Alana ke kamar nya namun terhenti ketika Nara menghampiri nya.

Bi Lastri memapah Alana masuk kedalam kamar, lalu membaringkan Alana di kasur nya. Nara pula ia melepaskan sepatu yang melekat di kaki Alana.

"Non, bibi mau telepon dokter dulu." ucap bi Lastri pada Nara untuk menelepon dokter, Nara hanya mengangguk saja.

Setelah sepergi nya bi Lastri keluar, Nara mendekati Alana dan duduk di samping nya. Ia memperhatikan wajah Alana yang pucat, dan matanya yang terpejam rapat.

Tangan mungil nya terangkat menyentuh dahi Alana. "Panas" gumam Nara saat tangan nya menyentuh kulit Alana yang panas.

Nara masih memperhatikan Alana. Sampai di mana matanya tidak sengaja menangkap luka bakar yang ada di pergelangan tangan Alana.

Nara kembali terkejut saat melihat luka bakar itu, ia menggulung lengan baju Alana dan terlihat lah kulit merah melepuh Alana di tangan nya, teryata luka bakar nya memanjang, ia pikir hanya di pergelangan tangan saja.

"Ini luka kenapa ya? Kok bisa gini?" gumam nya pelan bertanya-tanya.

Bi Lastri kembali masuk kedalam kamar Alana setelah menelpon dokter, dokter itu sudah ada di dalam perjalanan sebentar lagi akan sampai.

"Bi mama badan nya panas," ucap Nara saat bi Lastri menghampiri Alana dan dirinya.

"Sebentar non," bi Lastri kembali keluar, dan tak lama bi Lastri masuk kembali membawa baskom berukuran sedang dan sapu tangan.

Bi Lastri menaruh baskom yang berisi kan air dingin itu di atas nakas, sapu tangan yang di bawa nya tadi ia celupkan kedalam baskom, lalu memeras sapu tangan itu yang akan ia letakan di dahi panas Alana.

Hello Alana! {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang