25. Kabar Buruk.

86 3 0
                                    

Wellcome...

Happy Reading

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏
.
.
.
.
.
.
.

Pagi-pagi sekali tadi Alana di telpon oleh Keira, ia di kabarkan oleh sekertaris nya itu bahwa ada masalah di kantor nya.

Dan saat ini perempuan itu sudah ada di ruangan kerja nya, ia mengurut pelipis nya pening, dengan semua penurunan saham nya dan hilang nya uang pemasukan.

"Kenapa bisa?" Gumam nya seraya megecek sekali lagi data-data pengeluaran dan pemasukan uang perusahaan.

Ceklek!

Pintu ruangan nya terbuka, yang menampilkan Keira di ambang pintu dengan raut yang sama masam nya dengan Alana.

"Gimana? Ada informasi apa?" tanya Alana begitu Keira sampai di meja kerja nya.

"Manager keuangan lagi di introgasi, cuma kata nya dia dari 4 hari yang lalu libur dan di gantiin sama asisten baru nya." Ucap Keira setelah beberapa saat hening, sontak Alana langsung menegakkan kembali badan nya dan menatap Keira dengan serius.

"Iya gue inget, 4 hari yang lalu pak Iwan izin buat gak masuk karena anak nya meninggal dunia,"

"Terus asisten nya udah di introgasi?"
Tanya Alana yang mendapat gelengan dari Keira.

"Asisten pak Iwan kabur." Jawab nya yang membuat Alana menghela nafas kasar.

"Kalau cuma ngandelin polisi aja kasus ini gak bakalan selesai Kei, kita harus selidiki ini sendiri." Ucap Alana yang di setujui oleh Keira.

"Lo balik aja dulu, biar gue yang handle ini,"

"Hmm, gue balik. Lo nanti juga balik aja, ntar gue cari orang yang bisa ngusut masalah ini. Oh iya Kei, tolong berkas-berkas penting lo simpen, harus lo yang nyimpen dengan baik. Jangan sampe ada yang curi atau manfaatin berkas penting kita." Peringat Alana menitah Keira agar menyimpan berkas-berkas penting perusahaan.

"Dan, tolong hubungi pihak produksi untuk perketat ke-amanan, bisa aja orang yang udah nyuruh untuk nyuri saham perusahaan, juga ngincer pabrik produksi." Kata Alana yang di angguki oleh Keira.

Kemudian perempuan itu langsung keluar dari ruangan nya menuju basement, mengambil mobil nya, setelah itu ia langsung melaju pergi.

Tanpa di sadari nya, ada yang tidak beres di mobil nya itu.

✣✣✣

"Ekhem!" Dehem seorang pemuda sambil melirik ke bagian samping nya.

Karel mengernyit bingung, tidak biasanya gadis di samping nya ini yang menyandang status sebagai 'tunangan' nya itu diam saja.

Biasanya Agnia akan selalu merecoki nya dengan membahas hal-hal yang tidak penting, tapi sekarang? Gadis itu sejak dirinya menjemput kerumah nya tadi hanya diam dengan ekspresi datar nya.

Pemuda itu menjemput Agnia bukan atas kemauan nya, melainkan atas kemauan ibu nya menyuruh dirinya untuk mengajak Agnia jalan-jalan, dan entah dorongan dari mana Karel menyetujui nya tanpa membantah seperti biasanya jika berhubungan dengan Agnia.

Hello Alana! {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang