15. Manusia lumpur.

110 5 0
                                    

Wellcome...

Happy Reading

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏
.
.
.
.
.
.
.
.

Terlihat seorang pemuda yang duduk melamun di dalam kelas nya, lelaki itu tidak menyadari ada seseorang yang duduk di sebelah nya.

"Puk!"

Tepukan di bahu di dapatkan oleh lelaki itu. lamunan nya pun buyar seketika, ia menoleh ke samping nya yang terdapat seorang pemuda seperti nya.

Arzan Relion Itu nama orang yang menepuk bahu Karel, ya pemuda yang melamun tadi adalah Karel.

"Bengong mulu, kesambet tau rasa." ucap Arzan yang tidak di respon oleh Karel.

"Yeuuu gue ngomong sama lu dugong!"

"Gue gak nyuruh." jawab Karel acuh.

"Susah emang kalok ngajak lo ngomong." ujar Arzan mencibir.

"Hari ini pak Sandi gak masuk, jadi gak ada jadwal lagi hari ini" ucap Arzan setelah beberapa menit terdiam.

Karel menoleh menatap Arzan teman kelas nya itu sebentar, lalu ia beranjak dari tempat duduk nya membawa tas nya juga meninggalkan kelas nya.

"Mau kemana rel?" tanya Arzan pada Karel yang sudah sampai di pintu kelas.

"Pulang."

Pemuda itu langsung melangkah kan kaki nya menuju parkiran kampus nya, tanpa ia sadari ada seorang gadis yang mengikuti nya dari belakang.

Karel baru menyadari bahwa ada yang mengikuti nya, lantas pemuda itu langsung berhenti melangkah dan berbalik menghadap gadis yang mengikuti nya itu.

Tatapan nya yang semula datar semakin datar saat tau siapa yang mengikuti nya.

Gadis yang mengikuti nya itu tersenyum manis ke arah nya dengan lesung pipi yang menambah kecantikan nya. Namun, semua itu tidak berarti di mata nya, biasa saja.

"Ngapain?" tanya nya dengan wajah datar nya.

"Ngikutin kamu" jawab gadis itu yang menatap Karel dengan penuh cinta.

"Untuk?"

"Kamu mau pulang kan?" bukan nya menjawab gadis itu malah bertanya balik.

Karel diam sebentar memperhatikan gadis yang ada di hadapan nya ini dengan intens. Gadis itu tentu saja tersipu malu di tatap seperti itu oleh Karel.

"Hmm" balas nya dengan gumaman.

"Bareng ya?!" ucap gadis itu penuh harap.

Karel menaikan satu alis nya tidak suka. "Maksud?"

"Iya, pulang bareng. Aku mau pulang bareng kam-" ucapan gadis itu di potong duluan oleh Karel.

"Gak!" ucap nya dengan tegas.

Senyuman di bibir nya langsung hilang ketika pemuda itu menolak nya.

"Kenapa?" tanya gadis itu sendu.

"Karena gue risih sama kehadiran lo" ucap Karel yang membuat gadis itu tertohok.

Hello Alana! {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang