4

2.2K 42 0
                                    

Tangan gadis itu terkepal kuat. Dan akhirnya, dia memilih untuk pergi dari kelas entah kemana.

~pulang sekolah~

[Didepan kelas]

"Aira, lo ngerti matematika, ga? Aku ga mudeng sama yang dijelasin, pak doni tadi. Mumet, aku" ucap Nari.

"Sama, aku selalu ga bisa kalau matematika" balas Aira dengan cengir malu-malu.

Brukh!

Seseorang lewat dengan menyenggol bahunya. Membuat dua gadis itu jadi kesal.

"Misi, anak kepala sekolah mau lewat"

Ternyata itu gadis yang mengganggu Aira tadi. Dengan gaya centil seperti pamer kepada Aira.

"Dia siapa, sihh? Rese banget" bisik Aira tak senang pada Nari.

"Dia, ceril. Anak kepala sekolah. Makanya tadi waktu lo diganggu ga ada yang mau bantuin, termasuk gue" bisik Nari sambil bercengir.

"Woy!! Kalian anggap Ceril ada apa engga. Malah kusip-kusip! " tegas temannya Ceril.

"Udah, yuk. Mending kita keluar, ke gerbang. Kita lihat, orang mana yang jadi sugar daddy nya dia. Sok banget dari gayanya. " sindir Ceril, seraya pergi.

"Ihhhhh, sok banget. Dia tuh yang sok banget" sembur Nari, kesal.

"Udah, yuk keluar. Biarin aja mereka" ucap Aira menenangkan Nari.

~digerbang sekolah~

"Loh! Itu kenapa rame-rame?! " tanya Nari keheranan.

Sedangkan mata Aira fokus menatap seorang pria yang berdiri dengan tatapan sedingin es.

"Masuk!! Lama banget keluarnya! " ketus Tio.

Aira bercengir, lalu menatap Nari "byee, gue udah dijemput. Dada, gue duluan, ya! " Aira melambaikan tangan, sambil berjalan masuk kedalam mobil milik Tio.

"Cer! Bukannya, dia... Pemegang saham besar disekolah, ini. Kok dia bisa ada disini? Trus, nunggu anak baru itu, juga" tanya cinta pada Ceril yang sedang berdiri kesal menatap Aira.

"Ga mungkin dia sugar daddy, nya Aira. Tio, dia orang yang ga pernah berbelas kasih. Kenapa, kenapa dia bisa.. " gumam Ceril sambil mengepalkan tangannya kuat.

Gertakan gigi Ceril saja terdengar oleh Cinta. Membuat gadis itu menatapnya tajam.

"Pikirin cara, gue dari dulu udah ngincer kak Tio. Harus singkirin dia dengan cepat. " ucap Ceril, serius. Dan Cinta mengangguk.
*
[Di mobil Tio]

Supirnya, perlahan melajukan mobil. Sementara dibelakang hanya ada keheningan. Antara Tio dan Aira.

"Kenapa lama? " tanya Tio, buka suara.

"Hem.. Emang baru pulang" jawab Aira sambil menatap keluar jendela.

"Yang tadi, siapa? Gaya akrab banget" tanya Tio lagi.

"Namanya, Nari. Temen baru" jawab Aira datar.

Didepan, supirnya menatap Tio dengan mata sipit. Seolah sedang mengolok-olok tuanya.

"Tuan muda, ga main banget. Bilang aja, sensi. Cemburu. Ini pake ngeles. Nona muda juga ga peka. Tuan muda itu, jatuh cinta pada pandangan pertama" batin supir itu, sambil menyetir.

"Hem... "

Tio seperti tahu apa yang dipikirkan supirnya, dia menatap tajam kedepan. Membuat si supir menyetir dengan kaku, karena takut membuat kesalahan ditengah suasana hati tuanya yang masih belum membaik.

"Hem.. Gimana sekolahnya? " tanya Tio.

"Baik, cuma... Ada beberapa hal aja" jawab Aira.

"Hal apa? " tanya Tio sambil menatap tajam supir didepannya.

"Habislah, aku lupa nelepon pengawal untuk nona muda" batin supirnya panik.

"Hem.. Gapapa" Jawab singkat Aira.

GADIS POLOS MILIK MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang